(5) 𝙙𝙞𝙖 𝙠𝙚𝙢𝙗𝙖𝙡𝙞

65 36 4
                                    


"Apa benar dia orang yang ku cari selama ini? Apa benar dia sahabat kecilku? Apa aku sedang tidak bermimpi? Tolong rischa pukul aku sekarang"

- zada fadila -







Zada bersiap cepat kali ini karna para sahabatnya ingin menghabiskan waktu bersama pagi ini. Ia kini sudah memasuki gerbang sekolahnya, namun langkahnya seketika terhenti karna mendapati suatu hal.

Tanpa sengaja manik mata mereka saling bertemu, zada sengaja menatap lekat mata lelaki itu untuk memastikan sesuatu.

"Mengapa ia sangat amat mirip dengan kak rez?" tanya nya dalam hati.

"Apa ini benar kak rez, ya tuhan apa benar dia kak rez? Rischa tolong pukul aku sekarang! Aku sedang tidak bermimpi kan?" zada benar benar terpaku sekarang, seakan semua pergerakan terkunci.

Darez pun mengeryit bingung. Apa ada yang salah dengan penampilan sampai gadis ini tak bergeming sama sekali.

"Gue Darez Samudera, apa ada yang salah sama gue?" mengulurkan tangannya kepada zada.

"Oh, hm iyaa ha"ucapnya gelagapan.

"Kakak lupa ya sama aku?" tanya zada, ia ingin mendapatkan jawaban pasti dari sahabat kecilnya itu.

"Mengenalmu saja baru hari ini, bagaimana bisa aku melupakan dirimu yang sebelumnya tak pernah kenal" ucap darez apa ada nya.

Mata coklat zada mulai memanas mendengar ungkapkan dari lelaki yang sangat dia rindukan. Tak seperti harapan nya, ia memang kembali namun darez melupakan dirinya. Tanpa sadar air matanya mulai mengalir, gadis itu sangat amat merasa terluka, ketika lelaki yang dia cintai tidak mengenalnya sama sekali. Bagaimana bisa?

"Maaf saya pergi dulu kak" zada berlari tak tentu dengan perasaan campur aduk.

Disatu sisi dia bahagia sekali bisa dipertemukan lagi dengan sahabat kecil nya. Tapi dirinya tak pernah menginginkan kalau darez melupakan dirinya begitu saja.

Lelaki yang ditinggal kan zada diparkiran itu teramat bingung dengan sikap gadis yang barusan ia temui, ia mulai bertanya tanya mengenai gadis itu, mencoba mengingat nya namun tetap saja hasilnya nihil. Kini kepalanya terasa pusing setelah mencoba memaksa mengingat sesuatu yang ia sendiri tak tau itu apa.


___

Zada menatap kosong kearah tembok, sehingga membuat sahabatnya bertanya tanya, apa yang telah terjadi pada gadis cantik itu sehingga membuatnya terus berdiam diri sejak tadi.

"Dilaaa, kamu kenapa? Lagi ada masalah ya. Kalau kamu butuh temen cerita kami siap kok dengerin keluh kesah kamu, jangan terus terusan diam begini" ucap rischa sedikit menenangkan diriku.

"Aku gapapa, aku lagi sedih aja karna sahabat kecilku sekarang sudah melupakan aku" kini para sahabatnya mengerti mereka memberikan pelukan hangat untuk sahabatnya, zada.

"Terima kasih" ucap gadis itu dengan tulus menyambut pelukan hangat dari sahabatnya.

- 𝙆𝙖𝙢𝙖𝙧 𝙏𝙞𝙙𝙪𝙧 -

Gadis itu kini sudah berada di dalam kamar kesayangannya. Dia mengambil diary yang tersimpan di atas meja belajarnya.

Ruangan dengan nuansa hijau muda itu warna favorite dari darez dan zada semasa kecil

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ruangan dengan nuansa hijau muda itu warna favorite dari darez dan zada semasa kecil. Sesederhana ruangan itu, tetap menjadi tempat ternyaman untuk pulang. Kalau seisinya bisa berbicara, mungkin mereka akan mengatakan bosan mendengar keluh kesah ku selama 6 tahun ini ckck.

Aku baru ingat, aku mempunyai kotak kenangan bersama sahabat kecilku, darez. Yang masih tersimpan rapi di dekat lemari. Namun aku lupa menaruh kuncinya dimana, ah sial.

"Apa aku nanya mama aja ya kali yaa, barangkali mama ada lihat kunci itu" bergegas menemui ibunya.

Namun hasilnya nihil, mamanya bahkan tak tau bahwa kotak itu memiliki kunci.


Sebenarnya apa yang ingin gadis itu cari? Apa ada hal penting disana atau zada hanya ingin membukanya untuk mengenang masa lalu nya saja? Sial, zada membuatku pusing memikirkannya.










'Jika kalian menyukai bab ini, silakan pertimbangkan untuk memberikan vote.'

terima kasih🙌

DAREZATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang