(6) 𝙠𝙚𝙘𝙚𝙬𝙖

55 34 1
                                    


"Dia yang pertama membuatku cinta,
dia juga yang pertama membuat ku kecewa. Kamu yang pertama menyembuhkan luka, tak ingin lagi ku mengulang keliru akan cinta"

- zada fadila -







- Ruang XII MIPA 1 -

"Ckck akhirnya bos kita masuk sekolah juga nih, udah kelar masalahnya?"
ucap bagas dengan cengiran khasnya.

"hm" balas nya sambil menaikan sebelah alisnya.

Kini pandangan darez tertuju pada gadis yang ada di koridor. "Kalian tau siapa gadis itu?" sambil menunjuk gadis yang ia temui pagi tadi.

"Oh cewe itu, dia anak baru di sini. Bos naksir apa gimana dah. Tumben tumbenan bos nanyain cewe wkwks" reflek bagas menggoda bosnya itu.

Darez menatap bagas sahabat nya itu dengan perasaan tidak suka. Bagaimana tidak, baru beberapa detik bertemu dengan gadis itu, tidak mungkin bagi darez untuk menjatuhkan hatinya dalam sekejap.

Namun, tak disangka seseorang yang mendengarnya pembicaraan mereka berdua sudah menahan amarah ketika gadis yang dia cintai disebut sebut di depan nya.

"Rez mau kemana lo? Tungguin kita napa, dasar kulkas" sambil menarik kedua tangan sahabat kembarnya itu.

Tanpa sengaja darez bertemu lagi dengan gadis itu, ya dia zada. Tapi mengapa gadis itu langsung menghindar darinya setelah kejadian tadi pagi. Dia pun berlari dan berhasil mencengkal tangan gadis itu. Tatapan mereka bertemu kembali kedua kalinya.

Darez pun membuka suaranya. "Apa aku memiliki kesalahan yang tak bisa kau maafkan? Aku sungguh minta maaf jika aku pernah melakukan nya"

Sedangkan zada mulai bertanya sesuatu yang sangat ingin ia dapatkan jawabannya sejak pagi tadi.

"Kak rez benar-benar sudah ngelupain aku? Kenapa secepat itu kak? Apa aku memang sudah ngga penting untuk kakak? ZADA KECEWA SAMA KAKAK" zada tidak ingin menangis tapi mengapa air matanya ingin jatuh dari tempatnya sekarang.

Zada tetap melanjutkan perkataannya. "Apa masa lalu kita sama sekali ngga berharga buat kakak? Selama ini zada sama sekali susah buat ngelupain kakak, tapi kakak dengan mudah memusnahkan zada dari hidup kakak. Kalau zada tau akhirnya begini, zada ngga akan pernah mau bertemu sama kakak" ia meluapkan semua nya kepada darez.

Kini darez memegang kepala nya yang tibatiba saja terasa sakit. Namun ketika darez mengangkat kepalanya gadis itu telah menghilang dari pandangan nya.

"Arghh kenapa datang di waktu tidak tepat sial, sampai kapan sakit kepala ini terus menyerangku"

Kepala nya terus berdenyut hebat, hingga perkataan gadis itu terus saja memutari kepalanya tanpa henti.

"Apa masa lalu kita sama sekali ngga berharga buat kakak?"

"Selama ini zada sama sekali susah buat ngelupain kakak, tapi kakak dengan mudah memusnahkan zada dari hidup kakak"

"Kalau zada tau akhirnya begini, zada ngga akan pernah mau bertemu sama kakak"

"Apa aku memang sudah ngga penting untuk kakak? ZADA KECEWA SAMA KAKAK"

"SIAPA GADIS ITU, AKU SAMA SEKALI TIDAK MENGENALINYA, KENAPA AKU MERASA SANGAT AMAT BERSALAH KEPADANYA TAPI KARNA APA, AKU SENDIRI TAK TAU ARGHHH!" darez menggerutuki dirinya sendiri.

Sedikit info :
Darez merupakan ketua dari geng nya yang berisikan bagas, alvin dan alvaro. Walaupun begitu darez dan sahabatnya tidak pernah melakukan kegiatan yang tidak ada gunanya seperti berkelahi. Darez bukan penakut, hanya saja ia tidak ingin berurusan dengan orang bisa saja menghancurkan kehidupan dirinya kedepan apalagi keluarganya. Namun siapa yang akan menyangka suatu saat nanti?










'Jika kalian menyukai bab ini, silakan pertimbangkan untuk memberikan vote.'

terima kasih🙌

DAREZATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang