(25) 𝙝𝙖𝙧𝙞 𝙗𝙖𝙝𝙖𝙜𝙞𝙖?

26 14 0
                                    

"Apapun itu, kalau berurusan dengan bahagiamu. Akan ku lakukan"

- alvin altar -



Kini zada berdiam diri di kamar kesayangannya, tatapan nya tertuju kepada bingkai foto yang berada tepat di samping kasurnya.

Gambar yang diambil saat zada berumur 3 tahun, di foto itu ibunya memeluknya dengan kasih sayang dan ayahnya tengah mencium keningnya.

Tanpa sadar, bulir air matanya turun. Sehari tanpa kehadiran kedua orang tua, terasa berat bagi zada. Apalagi, sekarang ia harus terbiasa tanpa kehadiran kedua orang tua nya.

"Ma, pah. Kenapa kalian ninggalin zada sendirian disini. Zada rindu kalian, apa mungkin bagi zada untuk kuat tanpa kalian?" zada seputus asa itu, ia bahkan tak tau bisa menghadapi nya atau tidak.

Kemudian, zada menemukkan secarik kertas yang berisi tulisan yang ditulis papahnya. Sejak kapan surat ini berada di kamarnya, pikirnya.

Ia membuka surat itu, dan membaca dengan raut wajah yang sama sekali tak bisa diartikan.

Putriku, zada.

Mungkin, setelah zada membaca surat ini, mama papah sudah tidak lagi berada di samping zada. Kami minta maaf sekali, nak. Zada harus terbiasa tanpa kehadiran mama papah. Zada harus kuat, sabar, ikhlas untuk semua perjalanan panjang ini. Maaf, janji papah cukup sampai disini, nak. Papah ngga bisa jagain kamu lagi seperti sebelumnya. Tapi mama papah janji selalu berada di samping kamu. Papah mau putri kesayangan papah selalu bahagia, tersenyum setiap saat. Maaf, nak di hari bahagia anak kesayangan papa, mama papa ngga bisa hadir untuk zada. Tolong jangan pernah benci kami, nak.

                                        mama papa, zada

"Zada ngga akan pernah bisa benci sama kalian berdua ma, pa" ucap zada yang diiringi dengan isak tangis.

Hingga suara ketukan menghentikan aktivitasnya. Ia langsung menyeka air matanya.

"Permisi, nona zada" ucap orang dibalik pintu kamar zada.

Zada pun segera bergegas untuk membuka pintu kamarnya. Menampilkan seorang wanita paruh baya yang sedang tersenyum kearahnya.

"Ini bibi sudah siapin makan siang untuk non zada, semoga non zada suka ya sama masakan bibi" ucap wanita paruh baya itu masih dengan lengkungan senyum di wajahnya.

Zada mengangguk, ternyata bi titin sangat ramah, melihat bi titin ia jadi teringat sosok mamanya.

"Terima kasih banyak, bi. Bagaimana kalau zada dan bi titin makan bersama?" ucap zada yang ingin mengenal lebih dalam mengenai bi titin.

"Boleh sekali, non" bi titin mengiyakan permintaan zada.

Mereka berdua kini turun kebawah menuju meja makan. Sesampainya di ruang makan, bi titin segera menyendokkan nasi untuk zada. Kemudian mengambilkan sayur mayur serta lauk pauk.

"Terima kasih, bi" ucap zada.

- 𝙆𝙖𝙢𝙖𝙧 𝘼𝙡𝙫𝙞𝙣 -

Alvin menghubungi salah seorang sahabat dekat zada untuk memantapkan rencana nya kali ini.

Sambungan telepon pun kini sudah tersambung.

"Rischa?"

"Oh, kak alvin ternyata. Keadaan zada gimana kak?" rischa khawatir karna setelah dua hari kepergian orang tua sahabat nya, rischa tak bisa hadir untuk sekedar menenangkannya.

Iya, rischa sangat merasa bersalah sekali. Disaat sahabatnya butuh banyak dukungan, ia tak bisa menyanggupi. Sahabat macam apa dia, pikirnya.

"Zada mulai membaik, oh iya rischa bukan nya besok hari ulang tahun, zada?" kini alvin melontarkan pertanyaan yang mengarah untuk zada.

"Astaga, hoah iya kak benar" rischa menepuk kepala nya, bagaimana ia bisa lupa akan hari bahagia sahabat nya sendiri. Dasar rischa.

"Oke gini rischa, rencana nya saya akan memberikan zada kejutan" ya, rencana nya alvin ingin zada dan para sahabat nya menghabiskan waktu bersama di hari bahagia zada. Ia ingin senyuman bahagia gadis nya itu muncul lagi.

"Apa rischa dan sahabat lain bisa membantu?" lanjutnya.

"Boleh bgt kak, jadi gimana kak untuk nya rencananya?"

"Jadi nanti---" ucap alvin panjang lebar, apapun untuk kebahagiaan gadis nya alvin akan lakukan, apapun itu.

"Okeyy kak, nanti kabarin aja" jawab rischa, untungnya kakak kelasnya mengingatkannya, kalau tidak, rischa mungkin tak pantas disebut sahabat.

Kini sambungan telepon telah dimatikan sepihak oleh alvin. Ia berharap, zada akan memberikan senyuman indahnya di hari bahagia nya.



Jika menyukai bab ini, silahkan pertimbangkan untuk memberikan vote.

Terima kasih🙌

DAREZATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang