(4) 𝙥𝙚𝙧𝙜𝙞 𝙩𝙖𝙣𝙥𝙖 𝙥𝙖𝙢𝙞𝙩

69 34 2
                                    

"Pulang lah segera, aku sampai sekarang masih menunggumu"

- zada fadila -






Seorang gadis tengah termenung di balkon kamarnya seorang diri, entah apa yang dipikirkan gadis itu hingga sesekali ia terlihat mengeluarkan air mata.

Sudah sekitar satu jam berada di balkon, zada akhirnya memutuskan untuk masuk ke dalam kamar.

Hingga akhirnya ia bersandar di ranjang kasurnya. Mulai mencari buku diary yang ia simpan di laci meja kecil tepat berada di sebelah kanan kasurnya.

Zada mulai mengeluarkan sebuah dairy berwarna merah muda yang telah usang. Iya dairy itu sudah ada sejak 6 tahun yang lalu.

Ia selalu mencurahkan isi hatinya di diary itu. Semua hal akan ia tulis di buku dengan sampul merah muda itu.

Kini, ia membuka perlahan demi perlahan halaman, membaca ulang semua yang pernah dia ungkapkan selama 6 tahun ini terakhir ini.

Zada sendiri tertarik untuk membaca di halaman ke-34. Yang ia beri judul dengan nama sahabat kecilnya, Darez Samudera. Ditulis pada tanggal 22 Desember 2017 silam.


𝘿𝙖𝙧𝙚𝙯 𝙎𝙖𝙢𝙪𝙙𝙚𝙧𝙖

Zada sangat berharap kak rez kembali ke tempat ini, sangat berharap sekali. Apa kau tidak merindukan tempat ini, tempat dimana kita berdua dipertemukan? Sungguh aku sangat amat marah padamu kak rez, karna kepergianmu yang pamit tanpa sepatah kata pun. Bagaimana bisa kau lakukan hal jahat itu? Bahkan terjadi disaat yang tidak tepat untukku, tanpa sadar aku mencintaimu kak rez. Aku bahkan tidak tau sejak kapan perasaan itu muncul. Setiap aku membuka buku diary ini, rasanya selalu tertuju kepada dirimu. Kak rez baik, zada suka. Kak rez ngga pernah marah sama zada, kak rez selalu jadi garda terdepan untuk zada. I miss the moment with you, I hope you feels to.

"Aku rindu kamu kak, apa kakak juga rindu sama zada?." ucap zada yang merindukan momen yang sudah sangat membekas dihatinya.

Hingga akhirnya, zada tertidur dengan mata sembam dengan posisi diary yang masih ia genggam erat.

___

Sedangkan di kamar yang lain sedang bingung, apa saja yang pernah dia lalui saat masa lalu. Mengapa sangat sulit untuk mengingat kembali semuanya.

Bayangan seseorang terus menerus menghantui pikirannya. Apa ia berbuat kesalahan pada orang itu? Memikirkannya saja sudah membuat kepala ku ingin pecah sekarang.

"Arghh, kenapa buram gini sih, sialan siapa dia? siapa gadis itu? Mengapa susah sekali mengingat wajahnya bahkan namanya." lelaki itu sangat kacau sekarang.

"Apa yang sebenarnya terjadi sama gue, kenapa gue cukup lemah untuk hal mengingat."

Remaja lelaki itu membanting badannya dengan kasar ke kasur. Mencoba untuk menutup mata agar sakit kepala nya itu bisa hilang.

Ia terus memegangi kepala nya yang terus bergelinjang hebat. Mungkin kalau remaja itu bisa mendekripsikan, rasanya seperti dibunuh secara perlahan.






Jika kalian menyukai bab ini, silakan pertimbangkan untuk memberikan vote.

terima kasih🙌

DAREZATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang