(11) 𝙠𝙚𝙡𝙪𝙖𝙧𝙜𝙖

36 24 0
                                    


"Bahkan memperhatikan ku saja
mungkin sangat hina bagimu"

- alvino altar -










𝘼𝙡𝙫𝙞𝙣𝙤 𝘼𝙡𝙩𝙖𝙧, seorang pemuda yang terlalu banyak menyimpan luka yang telah ditorehkan oleh keluarganya dengan cara tidak dianggap dan diabaikan oleh keluarganya sendiri. Dia merasa diperlakukan berbeda dengan kembarannya Alvin. Hal itu membuat Alvino kini berubah menjadi sosok dengan sifat nya yang dingin tak tersentuh serta sulit untuk di pahami dan digapai karena hatinya yang sudah terlanjur beku.

~~~

"Alvin nak segera turun untuk sarapan bersama" ucap wanita paruh baya yang merupakan ibu dari alvin dan alvino.

"Ya segera" jawab alvin dingin, sambil menatap kearah kembarannya.

"Ayo turun sekarang" ucap alvin mengajak kembarannya.

"Gue ngga merasa dipanggil" jawab alvino apa adanya. Ia merasa sama sekali tak dianggap berada di rumah itu.

Ada maupun tidak adanya alvino kedua orang tuanya tak pernah mencarinya. Sedangkan alvin, tak terlihat sekejap dari pandangan mereka saja, seakan dunia mereka hancur seketika. Komedi bagi alvino.

"Gue tunggu dibawah."  tegas alvin pada kembarannya itu.

Mau tidak mau alvino mengikuti kemauan kakaknya itu. Bagaimanapun juga mereka saudara kandung.

- 𝙢𝙚𝙟𝙖 𝙢𝙖𝙠𝙖𝙣 -

Mereka kini duduk dengan kursi berhadap hadapan, alvin menghadap ibunya, sedangkan alvino menghadap kearah ayahnya.

"Ini sudah ibu siapkan sarapan untukmu" ucap wanita paruh baya kepada alvin, anaknya. Sambil memberikan dua lembar roti yang sudah di olesi selai coklat.

Sedangkan alvino yang sudah tau diri tak akan di anggap, mengambil sendiri sarapan untuknya. Seperti anak tiri ungkapnya. Ingin sekali rasanya pergi dari situasi ini sekarang berada di situasi yang tak pernah alvino inginkan.

Kini ayah mereka berdua membuka suara. " Bagaimana sekolahmu alvino? Apa Ada yang pernah mencari gara gara denganmu?"

"Tak perlu khawatir aku bisa menjaga diriku sendiri" jawaban alvino membuat ayahnya geram.

"Baguslah kalau begitu, aku tak perlu repot repot untuk menjagamu lagi" ucap danu seolah olah perkataannya menyiratkan sesuatu.

"Baiklah, aku tak ingin berlama lama di tempat yang sama sekali tidak nyaman bagiku" alvino muak menghadapi situasi seperti ini yang selalu berulang. Segera melangkah kakinya untuk keluar dari neraka dunia itu.

Sudah tak ada perasaan sakit hati untuk perkataan orang tuanya itu, perasaan itu telah hilang kini alvino sudah hilang rasa. Walaupun ia masih bertanya tanya, kenapa kedua orang tua nya bersikap begitu hanya kepada dirinya.

- 𝙥𝙖𝙧𝙠𝙞𝙧𝙖𝙣 𝙨𝙖𝙢𝙥𝙞𝙣𝙜 𝙧𝙪𝙢𝙖𝙝-

"Seharusnya lo ngga ngomong gitu ke papah?" alvin kini menghampiri kembaran nya.

"Rasanya gue ngga salah ngomong" ucap alvino cuek.

Alvin paham sekali apa yang kembaran itu rasa kan, dia saksi selama alvino tak di anggap kedua orangtuanya. Tapi alvin tak mau adiknya menjadi anak yang bangkang terhadap orang tuanya seperti yang di lakukan adiknya barusan.

"Lo boleh benci mereka, tapi tolong jangan pernah ngelawan mereka" ucap alvin menasihati adiknya, alvino.

"Gue lagi ngga mau bolos" jawab alvino alih alih mengalihkan pembicaraan segera meninggalkan parkiran rumahnya.

"Maafin gue vino, gue belum bisa ngelakuin yang terbaik buat lo" ungkap alvin dalam hati. Ia sangat menyanyangi adiknya itu bahkan dia siap menjadi garda terdepan untuk adiknya kesayangan nya, alvino.













Jika menyukai bab ini, silahkan pertimbangkan untuk memberikan vote.

Terima kasih🙌


DAREZATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang