(15) 𝙧𝙚𝙣𝙜𝙜𝙖𝙣𝙜

38 23 2
                                    

"Cinta itu tentang merelakan sesuatu yang sulit untuk dilepaskan, bukan?"

- zada fadila -

- 𝙋𝙖𝙧𝙠𝙞𝙧𝙖𝙣 𝙎𝙚𝙠𝙤𝙡𝙖𝙝 -

"Vin, gue mau ngomong sama lo" ucap darez pada sahabatnya itu.

"Hm, kenapa?" jawabnya singkat

"Sejak kapan lo suka sama dia?" tanya darez ingin tahu. Yang sudah pasti itu mengarah untuk zada.

"Sejak dia hadir di hidup gue" tegas Alvin sambil menekan perkataannya.

Darez hanya ber oh ria, walaupun bukan itu yang darez ingin dengar. Dia tau sahabatnya itu sedang menyembunyikan sesuatu dari nya.

"Gue duluan, rez" ucap Alvin yang langsung dibalas anggukan oleh darez.

Ada apa antara darez dan Alvin? Mengapa terlihat hubungan persahabatan mereka merenggang?


- 𝙍𝙪𝙖𝙣𝙜 𝙓𝙄 𝙈𝙄𝙋𝘼 2 -

"Oke, anak anak pelajaran dari bapak cukup sampai disini. Kalaupun ada pertanyaan boleh segera ditanyakan" ucap guru muda yang kisaran umur 26 tahun.

"Tidak ada, pak" jawab sekelas kompak.

"Baik, kalau tidak ada, bapak permisi yaa" seraya tersenyum dan berdiri dari kursinya.

"Hati hati pak, sama jaga hati juga" celetuk bila spontan, hingga membuat ngakak satu ruangan.

Pak sudiman hanya bisa menggelengkan kepala nya. "Ada ada saja kamu, bila" ucap nyanya seraya melangkahkan kaki keluar dari ruangan itu.

"Hm, bau baunya pdktnya berhasil nih" timpal rischa menggoda sahabatnya itu.

"Sudah pasti, bisa dilihat dari responnya tadi" pekik bila kegirangan bukan main.

Zada yang sedari tadi memperhatikan hanya bisa menggelengkan kepala nya melihat kelakuan para sahabatnya itu.

Caca membuka suara. "Ke kantin ngga, udah laper bgt ini?"

"Hayukkk" jawab keempatnya kompak.

Kini mereka sudah berada di kantin, menempati bangku paling ujung. Karna bangku yang lain sudah terisi oleh siswa lain.

"Pesen apa, nih?" tanya nata sambil menaiki alisnya.

"Samain aja nat" yang langsung dibalas anggukan oleh nata.

"Ehh, gaes bukannya itu kak darez ya?" kini zada mengikuti arah telunjuk rischa berada.

"Tapi kok dia sama anak baru itu sih?"

"Pacaran kali" timpal caca seadanya.

Zada yang mendengar ucapan caca pun bertanya tanya, jadi benar selama ini kak darez punya hubungan lebih dengan keysa? Apa karna itu, kak darez ngga mau kenal lagi sama aku?

"Zaa, kenapa?" tanya salah dari seorang sahabatnya.

"Oh, ngga papa kok. Aku duluan balik ya, lagi gaenak badan " alasan zada.

"Kita anterin, yaa" para sahabatnya bergegas berdiri dari bangku, namun zada langsung menggelengkan kepala nya.

"Gausah, makanan kalian udah datang tuh" benar saja nata sudah kembali dengan mbok emi dengan nampan berisikan makanan.

"Kalau nanti ada apa apa chat aja ya,zaa" ucap bila khawatir.

"Iyaa, duluan ya" zada melambaikan tangan nya kepada empat sahabatnya itu.

Tanpa sadar rupanya ada seseorang yang mengikuti zada dari belakang.


- 𝙆𝙤𝙧𝙞𝙙𝙤𝙧 𝙎𝙚𝙠𝙤𝙡𝙖𝙝 -


"Tunggu" pekik seseorang yang membuat zada kaget seraya membalikkan badannya.

"Kak darez? Bukannya kakak tadi lagi bareng keysa ya?" tanya zada bingung.

"Ada yang mau gue ngomongi sama lo" ucap darez

"Lo sama alvin ada hubungan?" tanya alvin dengan rasa ingin taunya yang membuat kepala nya sakit tadi malam.

Zada bingung dengan pertanyaan yang darez lontarkan. "Ngga ada, tapi kalaupun ada memang kenapa, kak?" kini zada bertanya balik pada darez.

Darez mengepal kan tangannya karna medengar ucapan gadis itu. Tapi mengapa dia marah? Aneh.

"Aku duluan ya, kakk" ucap zada pamit kepada kakak kelasnya itu.

Tanpa mendengar jawaban dari darez, ia langsung membalikkan badannya dan melangkahkan kakinya menuju kelas.

"Apa ingatan nya sudah kembali?" kini ucap orang yang sedari tadi mengintip pembicaraan mereka berdua.










Jika kalian menyukai bab ini, silahkan pertimbangkan untuk memberikan vote.

Terima kasih🙌

DAREZATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang