(19) 𝙗𝙪𝙗𝙪𝙧 𝙖𝙮𝙖𝙢

26 20 0
                                    

"𝘊𝘪𝘯𝘵𝘢 𝘢𝘥𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘬𝘰𝘯𝘥𝘪𝘴𝘪 𝘥𝘪 𝘮𝘢𝘯𝘢 𝘬𝘦𝘣𝘢𝘩𝘢𝘨𝘪𝘢𝘢𝘯 𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘭𝘢𝘪𝘯 𝘱𝘦𝘯𝘵𝘪𝘯𝘨
𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘬𝘦𝘣𝘢𝘩𝘢𝘨𝘪𝘢𝘢𝘯𝘮𝘶 𝘴𝘦𝘯𝘥𝘪𝘳𝘪."

- 𝘢𝘭𝘷𝘪𝘯 𝘢𝘭𝘵𝘢𝘳 -

Kini mereka berdua sudah sampai di warung penjual bubur ayam. Harum semerbak kuah daging ayam nya menyengat menusuk hidung kedua orang itu.

"Pak, bubur nya dua yang spesial" ucap alvin kepada mamang bubur langganannya.

"Siap, den alvin. Ditunggu yaa" jawab pak danu ramah. Ia pun menyipitkan matanya untuk melihat seorang gadis yang berdiri disamping alvin.

"Den, pacarnya yaa? Bisa aja mah den alvin nyari pacar cantik" tanya pak danu kepo, ya karna selama ini baru gadis itu yang dekat dengan alvin, setahunya.

"Doain aja, pak" jawab alvin yang langsung mendapat pukulan kecil dari zada.

Mereka berdua pun langsung duduk di bangku lesehan milik pak danu. Sambil menunggu bubur ayam siap, alvin menanyakan sesuatu kepada zada.

"Zada, kamu ingat ngga waktu kamu nolongin kakak kelas karna di bully?" alvin menanyakan kejadian saat usia nya tepat 9 tahun.

Zada pun yang ditanya itu, mengingat keras. "Ingat, gimana lo bisa tau soal itu?" zada bertanya kembali.

Alvin terkekeh, bagaimana ia tidak tau ketika ia sendiri yang jadi korban pembulian itu.

"Yang kamu anggap kakak kelas itu, aku zada" ya memang itu kebenarannya.

"Oh, jadi lo? Tau gitu mah gue ngga bantuin" ucap zada bercanda.

Setelah menunggu kurang lebih semenit, bubur ayam pun siap. Zada tak sabar untuk menyantap nya. Dari penampilan nya saja memuaskan apalagi rasanya, urghh menggiurkan pasti.

[penampakan bubur ayam]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[penampakan bubur ayam]


"Gimana, enak kan?" tanya alvin yang langsung dibalas oleh anggukan oleh zada.

setelah menelan sebagian buburnya zada berucap. "Ini mah ngga ada kurangnya, rasanya pas bgt, bikin ngga nyesel nyobain" zada memperagakan ala bicara testimony.

"Apalagi kamu zaa" ucap alvin spontan.

"Ha, gue? Kenapa?" tanya zada bingung maksud dari ucapan alvin.

"Ngga ada kurangnyaa" dasar alvin si tukang gombal [author].

Zada yang mendegar itupun bingung, bingung harus memperlihatkan mimik wajah apa.

"Senyum aja, zada. Itu pipi kamu udah merah gitu masa" memang benar yang dikatakan alvin.

"Apaan sih, lo" kini zada malu sendiri. Bagaimana tidak, pipinya ngeblush gitu diwaktu yang ngga tepat.

"Yaudah, habisin tuh makanannya ntar mubazir loh" ucap alvin mengingatkan zada seraya mengusap pucuk kepala gadis itu.

"Iya iyaa bawel lo" zada menjauhkan tangan alvin dari kepalanya, dan langsung menghabiskan bubur nya.

𝘿𝙧𝙩𝙩𝙩𝙙𝙧𝙩𝙩
[Handphone zada bergetar, ya itu merupakan telepon masuk dari papanya]

"Assalamualaikum, nak" ucap seseorang di sebrang sana.

"Waalaikumsalam, pah. Kenapa pah?"

"Itu, papa sama mama ada urusan multi siang ini mungkin pulangnya agak kemalaman, nak" ucap papanya.

"Kamu ngga papa kan, nak. Dirumah sendiri?" tanya papanya khawatir, sebenarnya ia sendiri tak mau meninggalkan putrinya.

Zada pun memakluminya, bagaimana pun ia tak boleh egois mengekang kedua orang tuanya.

"Ngga papa kok, pah. Zada bisa jaga diri kok jangan khawatir" ucap zada yang akhirnya meredam sedikit kekhawatiran papahnya.

"Alhamdulillah, kamu sekarang lagi dimana, nak?" tanya lagi papahnya.

"Itu, hm aku sama alvin eh kakak kelas aku barusan selesai makan bubur ayam"

"Oh, sama alvin? Bisa kasih telepon nya ke alvin sebentar zada, papah mau ngomong"

"Papah mau ngomong apa? jangan ngomong yang ngga ngga yaa!" ucap zada berbisik dan langsung memberikan telepon nya kepada alvin.

Zada pun penasaran apa yang sebenarnya dua orang itu bicarakan, bagaimana kalau bicara mengenai kejelekan dirinya, tentu saja ia tidak akan terima itu.

"Masih lama ngga sih, ini yang anak kandung zada atau alvin sih, pah?" zada cemburu ketika ayahnya malah lebih lama berbicara kepada alvin dibanding kepada dirinya.

"Maaf, nak hehe. Yaudah papa tutup dulu telepon nyaa ya, udah di tungguin sama temen papa. Alvin, om titip zada yaa tolong jaga zada baik baik kalau dia bandel nanti kasih tau om. Zada baik baik yaa, nak. Papa dan mama akan selalu merindukanmu, sayang" ucap papah zada panjang lebar yang langsung mematikan telepon secara sepihak.





Jika menyukai bab ini, pertimbangkan untuk memberikan vote.

Terima kasih 🙌




DAREZATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang