(28) 𝙠𝙖𝙠 𝙖𝙡𝙫𝙞𝙣?

26 13 0
                                    


"Aku tidak benar-benar memahami kata-kata aku merindukanmu sampai aku menggapai tangan ibuku dan tangannya sudah tidak ada"

- zada fadila -




"Huft, akhirnya selesai juga. Bi, zada belum ada turun kebawah ya?" tanya alvin, sudah pukul 18.00 namun belum ada tanda tanda kehadiran zada.

Sebelumnya alvin sudah menyuruh ketiga sahabat zada untuk membersihkan diri dan beristirahat sebentar sebelum acaranya dimulai.

"Belum ada den, mungkin non zada masih tidur" jawab bi titin, ia sendiri pun tak memperhatikan gadis itu, semenjak ia membantu alvin untuk membuat kue.

"Hm, alvin cek sebentar yaa bi" ucap alvin khawatir dan segera berjalan menaiki tangga.

"Baik, den" bibi menganggukkan kepalanya.

- 𝙋𝙞𝙣𝙩𝙪 𝙆𝙖𝙢𝙖𝙧 𝙕𝙖𝙙𝙖 -

Sesampainya, ia pun membuka pintu dengan hati hati dan memperlihatkan langsung kondisi zada yang sedang terduduk. Dengan posisi membelakangi alvin, ia bisa lihat kalau zada sedang tidak baik baik saja, karna terdengar suara sesegukan kecil.

"Hari ini, zada ulang tahun ma, pah. Tapi, ulang tahun kali ini rasanya ngga sebahagia yang lalu" ucap zada sambil meremas sebuah kertas yang entah apa isinya.

- 𝙎𝙚𝙩𝙖𝙝𝙪𝙣 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙡𝙖𝙡𝙪 -

Ia langsung teringat dihari ulang tahun nya saat ia berusia 16 tahun tepatnya setahun yang lalu.

"Putriku sayang, selamat ulang tahun yaaa nak, semoga putri cantik papa ini bisa cepet punya pacar yaa, hehe" ucap danu seraya memberikan kado berukuran sedang untuk putrinya, zada.

"Ishh, papah" zada membalas ucapan papah nya dengan wajah cemberut sambil menyilangkan kedua tangannya.

"Maksud papa, biar nanti zada ada yang ngejagain. Papa takut nak ngga bisa ngejaga kamu dalam waktu lama" entah apa yang dirasakan danu sehingga ia mengatakan hal sensitif itu.

Tanpa mengatakan sesuatu, zada langsung memeluk mama dan papahnya yang kebetulan hanya duduk bersampingan. Ketiganya saling memeluk erat, seakan akan takut kehilangan.

"Nak, kasihan kuenya nganggur, minta cepetan di makan sama anak cantik mama tuh" sekarang diah yang berucap, ia tidak mau terlarut lebih dalam yang akan membuat putrinya semakin sedih.

Walaupun zada tidak berucap, ia tau persis putrinya pasti membatin.

"Hehe, kue buatan mama pasti enak bgt" zada melepas pelukannya dan segera menyantap kue yang dihiasi buah strawberry dihadapan nya.

___

"Zada, aku tau gimana perasaan kamu sekarang. Disaat kamu seharusnya berbahagia, namun justru yang kamu dapatkan malah sebaliknya. Tolong zada, beri aku ruang untuk menjadi salah satu alasan tersenyum mu, sebelum aku sama sekali tidak akan pernah merasakannya" ucap alvin membatin yang masih setia berdiri di ambang pintu.

Ia hendak menghampiri zada untuk sekedar menghiburnya, namun ia teringat akan satu kejutan lagi yang belum sempat ia persiapkan.

"Aku tau kamu kuat, kamu pasti bisa ngelewatin keadaan terpuruk ini, aku janji zada untuk selalu ada disampingmu" ucap alvin pelan namun bisa terdengar.

Tanpa alvin sadar, langkah kakinya terdengar oleh zada. Zada membalikkan punggungnya, sekilas ia melihat seseorang yang mirip alvin, kakak kelasnya.

"Kak alvin ada disini?" batin zada.








Jika menyukai bab ini, silahkan pertimbangkan untuk memberikan vote.

Terima kasih🙌

DAREZATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang