(42) 𝙥𝙪𝙩𝙪𝙨?

25 5 4
                                    

"Pastikan musuh terburukmu tidak hidup di antara kedua telingamu."

- zada fadila -








Bel istirahat kembali menggema seantero SMA PRAMUDI BANGSA. Semua murid pun mulai berhamburan keluar kelas menuju kantin.

"Saya permisi untuk keluar, karna jam pelajaran sudah selesai. Untuk tugas minggu depan, jangan ada lagi yang tidak mengumpulkan." ucap pak menyindir nabila dan azka.

"IYAAA PAK." jawab sekelasan kompak.

Pak pun meninggalkan ruangan kelas, yang langsung dibuntuti beberapa siswa di belakangnya yang ingin ke kantin.

Nabila yang sengaja memalingkan wajahnya ke belakang ke arah Azka, sambil tersenyum kecil.

"Makasih, ya kaa buat yang tadi." ucap nabila.

Sedangkan Azka hanya membalas dengan deheman saja dan masih fokus menatap layar handpone nya.

"Eh ka? Lo mau apa, gue traktir deh." tanya bila kepada azka sebagai bentuk terimakasih nya karna azka telah membantunya menyelesaikan soal.

"Ngga perlu, gue ikhlas." jawab azka seadanya, masih enggan menatap nabila.

"Nabila Alysa gercep lah, udah laper banget ini. Lu mah mojok mulu heran." ucap nata menyindir nabila.

"Iya iya, ngga sabaran banget sih lo." jawab nabila memperlihatkan wajah murung.

"Oh, yaudah deh kaa. Gue ke kantin yaa." terlihat raut wajah nabila yang kecewa, membuat azka tidak tega. Namun, ia tetap fokus dengan handphone, yang entah apa.

Azka hanya mengangkat kedua alisnya. Dia tidak ingin merespon apapun yang menganggu nya.

- 𝙆𝙖𝙣𝙩𝙞𝙣 -

Kelima sejoli itu sudah sampai di kantin, untungnya masih tersisa tempat duduk di bagian pojok kiri kantin.

"Di ujung kosong deh kayaknya." ucap zada sambil menunjuk bangku no 06 yang berada tepat di pojok kiri kantin.

Bukan nya menjawab, nata malah menarik keempat tangan sahabat untuk langsung mengambil tempat sebelum orang lain yang mengambilnya.

"Gue yang pesan, samain aja kali ya?." tanya nabila kepada keempat sahabat nya.

Keempat mengangguk bersamaan mengiyakan pertanyaan nabila.

"Oke, bentar ya." nabila melenggang pergi menuju kantin andalan mereka, rice bowl.

"Eh, kalian ngga pada curiga gitu sama azka? Gue ngeliat tadi kalau azka bantuin nabila buat nyelesain soal." tanya nata dengan raut wajah heran.

"Wajar, ngga sih. Namanya juga sekelas ya kan za?." tanya rischa.

Zada yang ditanya hanya tersenyum. Menurutnya, ada benarnya yang dikatakan nata. Karna gerak gerik azka sangat berbeda jauh dari yang sebelumnya.

"Ah lo mah ngga asik ris. Iya in napa biar gue rada senang." ucap nata sambil memanyunkan bibirnya.

"Habis nya lo ngomong ngawur, entar kalau cowonya nabila denger gimana?." rischa khawatir jika perkataan nata bisa merusak hubungan antara nabila dan pacarnya itu.

"Yakin kalau mereka berdua masih ada hubungan?." tanya salsa membuka suara, karna sejak tadi ia hanya memperhatikan obrolan ketiga sahabat di depannya.

DAREZATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang