(39) 𝙥𝙚𝙧𝙝𝙖𝙩𝙞𝙖𝙣

31 8 5
                                    


"Perhatian kecil bisa saja dapat
disalah artikan oleh penerimanya."

- ardgcxx -


- 𝙈𝙚𝙟𝙖 𝙈𝙖𝙠𝙖𝙣 -

Kali ini, zada turun tangan untuk membuat sarapan. Bi titin sudah menyuruh gadis itu untuk duduk manis saja biar ia yang akan menyiapkan makanannya. Namun, zada kekeh. Ia langsung mengambil alih pekerjaan bi titin.

"Bibi duduk disini, biar zada yang masak." zada memegang kedua bahu bi titin mempersilahkan nya untuk duduk manis di meja makan.

"Bi titin bantu yaa non." bagaimana pun bi titin merasa tidak enak. Tapi zada tidak memperbolehkan wanita paruh baya itu untuk membantunya.

Zada mulai meneliti bahan-bahan yang sudah tersedia di atas meja dapur. Ada seafood, bawang merah, bawang putih, cabai, dan berbagai bumbu penyedap lainnya.

Ia sudah tau harus membuat apa sekarang. Zada terlihat lincah sekali menambahkan penyedap, bi titin yang melihat nya pun takjub ia langsung berfikir kalau majikan nya itu memang pandai memasak.

Selang beberapa menit, akhirnya masakan zada sudah siap. Nasi goreng seafood yang menggiurkan dengan tambahan garnish tomat dan mentimun.

"Bi, tolong panggilin pak wid yaa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bi, tolong panggilin pak wid yaa. Biar sarapan sama-sama." ucap zada kepada bi titin, karna dia menyediakan makanan dalam porsi cukup bertiga.

"Baik, non." jawab bi titin.

Selang beberapa menit ketiganya menyantap makanan bersama. Zada yang melihat bi titin dan pak widodo yang lahap itu merasa senang. Dia jadi merindukan momen bersama kedua orang tuanya.

___

"Ma pah, gimana nasi goreng seafood buatan zada? enak ngga?." ucap zada saat berumur 10 tahun yang baru pertama kali belajar memasak.

Diah dan danu menyantap nasi goreng itu dengan lahap, awalnya kedua nya ragu karna ini kali pertama putri mereka memasak. Tapi benar-benar diluar nalar, rasa nasi goreng itu persis rasanya dengan buatan diah.

Kedua nya bertatap mata satu sama lain, dan tidak lupa saling melempar senyuman.

"Ini enak banget sayang, rasanya pas. Masakan mama aja kalah kalau harus disandingkan dengan masakan anak cantik papa ini." danu memuji putrinya seraya mengusap lembut kepala zada.

"Siapa dulu yang ngajarin?." kini diah ikut bersuara.

"Papah bisa aja, lagian masakan mama ngga ada tandingannya. Masakan mama selalu bikin zada pengen cepat-cepat pulang kerumah." jawab zada kecil sambil mengembungkan kedua pipinya.

Diah hanya menggelengkan kepalanya dan jangan lupakan senyuman yang menghiasi bibirnya, ia sungguh bahagia melihat pemandangan yang terlitas di depannya.

DAREZATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang