Deru angin malam berhembus kencang membelah udara. Semburat api merah darah menyala terang di kegelapan malam, menyinari desa Wadesdon di Buckinghamshire.
Rumah besar bak istana dengan halaman teramat luas mulai dilahap oleh jago merah. Orang-orang dengan seragam hitam nan rapi berlarian keluar menyelamatkan diri dari dalam Rumah besar.
Teriakan histeris terdengar dimana-mana ketika api mulai melahap setiap sisi kanan dan kiri bangunan besar itu. Suara ledakan berkali-kali terdengar dari dalam Rumah, merusak setiap dinding bangunan yang kokoh.
"Dia masih didalam Alex!...Putriku masih didalam!" Terdengar suara teriakan tangis histeris seorang wanita paruh baya dengan rambut pirang keemasan dan kulit teramat pucat.
Menangis dalam dekapan lelaki bernama Alex yang nampak menatap terpaku kearah rumah besar.
Wajah Alex yang tegas semakin pucat layaknya mayat hidup. Rambut hitam kecoklatan dengan surai putih itu perlahan berubah warna menjadi pirang platina. Mata biru lautnya yang menyegarkan mulai berubah warna menjadi coklat kekuningan.
Pria itu mendekap istrinya yang tengah menangis. Alex menatap langit malam yang gelap kini telah di selimuti asap dan kobaran api yang membumbung tinggi.
"HECTOR!!!" Raung Alex berteriak menambah kengerian. Rambutnya putih seputih salju pertama di musim dingin, Matanya kini telah berubah warna merah semerah darah penuh kemarahan, menatap tajam kearah langit gelap. Kantung matanya hitam, iris mata merah menyala dan wajah mulai memperlihatkan luka-luka sayatan.
....
Sementara itu di area pinggiran wilayah Wiltshire Inggris berdiri sebuah bangunan Rumah megah. Di kelilingi oleh taman-taman yang luas dan tak terurus.
Suasana mencekam dan penuh sihir hitam dan mistis. Menyelimuti setiap sudut Rumah besar disana.
"Aaahh!~" teriakan seorang wanita yang kepalanya telah tertutup oleh kain hitam dan kedua tangannya yang terikat kebelakang.
Leher wanita itu di cengkram kuat oleh seorang pria paruh baya dengan wajah garang dan penuh luka. Ia menyeret wanita itu kasar, membiarkannya berteriak penuh kesakitan.
"Bawa dia ke kamar atas." Ucap seorang pria paruh baya dengan rambut pirang platina panjang.
"Tidak! Bawa dia ke Dungeon, wanita hina ini pantas bersama pengkhianat darah lainnya !" Ucap seorang wanita yang rambutnya sangat berantakan dan gaun hitam yang terbuat dari kulit.
Ucapan wanita berambut hitam itupun hanya di acuhkan. Pria yang mencengkram leher wanita itu pun kembali berjalan. Menyeret wanita malang yang tidak diketahui identitasnya.
"Rasa cinta pada keponakan mu itu patut di pertanyakan Hector!" Teriak keras wanita berambut hitam.
Sementara sang wanita yang di seret terus menangis kesakitan ketika kakinya yang terluka dan mulai berdarah terus berulang kali terbentur oleh anak tangga.
Seorang pemuda tinggi berambut pirang platina pendek dengan mata biru keperakan menatap pedih wanita itu. Ia tidak dapat berbuat banyak untuknya, walau sang wanita terus berulang kali memanggil namanya dalam rintihan isak tangis.
"Draco!. Lepaskan aku, kumohon!."
Pria paruh baya dengan luka diwajahnya kini telah mengunci wanita itu didalam kamar. Ia menatap pasrah kearah pemuda pirang platina di sebelahnya.
"Hector kumohon, tolong jangan sakiti Cal. Dia hanya seorang anak kecil" ucap sang wanita sembari merintih sakit dan tangis dari dalam kamar yang telah berantakan.
Pria paruh baya yang ia panggil Hector itu terlihat tak berdaya. Ia beranjak dari lantai dua meninggalkan pemuda pirang platina disana yang kini telah meringkuk didepan pintu kamar sang wanita.
"Draco..." Sang wanita menangis dengan terus menyebut nama yang selalu terlintas di pikirannya.
Wanita didalam kamar telah meringkuk di lantai, bersandar di pintu kamar dengan menatap jari manisnya yang telah terpasang cincin emas dengan mata berlian kecil mungil.
Suara isak tangis masih dapat Pemuda itu dengar. Nafasnya begitu terasa sesak, hatinya sakit, air mata mulai meluncur dari pipinya yang pucat turun ke rahang tirusnya.
Tangan kirinya bergemetar menyentuh pintu kamar yang telah tertutup. Ia menatap salah satu jarinya sendiri yang kini telah terpasang cincin emas sederhana.
"Maafkan aku Aurora, maafkan aku Love".
~o0O0o~
(Ilustrasi, Rotsfield Manor - Buckinghamshire, England)
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐀𝐮𝐫𝐨𝐫𝐚 : 𝐀𝐧𝐝 𝐭𝐡𝐞 𝐄𝐧𝐝𝐥𝐞𝐬𝐬 𝐨𝐟 𝐋𝐨𝐯𝐞 [𝕯.𝕸]
FanfictionSeorang gadis Informan. Ditugaskan untuk memata-matai pemuda troublemaker, yang tak lain dan tak bukan adalah kekasihnya sendiri. Kesetiaan Aurora pada Orde of Phoenix dan Laskar Dumbledore membuat dirinya menjadi incaran sang pangeran kegelapan. ...