BAB 23 - The Dark Lord

375 35 0
                                    

BAB 23 - The Dark Lord
Adegan 1 : Para jubah hitam bertopeng.

Dan kemudian, tepat dari belakang mereka, sebuah suara yang dipanjang-panjangkan berbicara.

"Sangat bagus, Potter. Sekarang berpalinglah, baik-baik dan lambat, dan berikan itu kepadaku."

*

Bentuk-bentuk hitam bermunculan dari udara kosong di sekeliling mereka, menghalangi jalan mereka di kiri dan di kanan, mata-mata berkilatan melalui celah di kerudung, selusin ujung tongkat yang menyala diarahkan langsung ke jantung mereka, Aurora terkesiap ngeri.

"Kepadaku, Potter," ulang suara Lucius Malfoy yang dipanjang-panjangkan selagi dia mengulurkan tangannya, dengan telapak tangan menghadap ke atas.

"Mr Malfoy." Ucap Aurora pelan, hatinya hancur seketika, ayah draco adalah bagian dari semua kejahatan Voldemort.

Malfoy menatap Aurora sekilas. Nampak ada tatapan dingin yang tak ramah dari mata Lucius Malfoy.

"Well well, lihat siapa disini. Rotsfield. Aku bisa mencium darah segarmu dari sini." Ucap wanita berambut hitam dan kurus. Dia menghirup aroma Aurora. Membuat gadis itu bergidik ngeri.

"Kau benar-benar membuatku kecewa Rotsfield." Ucap Lucius.

"Setidaknya Pamanmu akan bangga padamu." Ucap wanita itu lalu tertawa keras dan nyaring. Dia menatap kesalah satu pelahap maut disana yang bertubuh kekar dibalik topeng dan jubahnya.

"Apa maksud anda!?" Tanya Aurora. Namun dia hanya diacuhkan dan di balas seringai oleh wanita berambut hitam keriting dan tubuh kurus kering.

"Sekarang Potter, serahkan bola ramalan itu padaku." Ucap Lucius lagi dengan dipanjang-panjangkan.

"Untuk apa ?" Tanya Harry. Namun seluruh pelahap maut disana tertawa dengan keras, yang paling keras adalah suara dari seorang wanita yang nampak kurus dan rambut hitam berantakan.

"Dimana Sirius ?!" Tanya Harry lagi, namun para pelahap mau kembali tertawa.

"Rupanya bayi kecil ini baru bangun dari tidurnya." Ucap wanita kurus berambut hitam, dia tertawa begitu keras dan nyaring.

"Bellatrix Lestrange." Ucap Neville dengan geram penuh dendam kedengkian. Wanita yang dipanggil Bellatrix itu menatapnya.

"Longbottom benar ?, Bagaimana orangtuamu ?" Ucap Bellatrix menyeringai.

"Lebih baik ketika kau mati!" Ucap Neville mengacungkan tongkat ingin menyerang.

"Jangan, jangan sekarang. Tidak dulu.." ucap Harry menghalau Neville.

"Oh, lihat, lihat. Bocah ini memerintah mereka layaknya akan bertarung dengan kita." Ucap Bellatrix lalu tertawa.

"Aku mau Sirius!, Aku tau kalian menangkapnya!" Ucap Harry. Kembali ditertawakan.

"Sepertinya kau harus mulai belajar melihat mana kehidupan nyata dan mimpi, Potter." Ucap Lucius Malfoy.

"Sekarang berikan bola ramalan itu." Sambungnya.

"Jangan berikan Harry!" Ucap Aurora dengan waspada masih mengacungkan tongkatnya kearah para pelahap maut.

"Apa kau tidak mau melihat masa lalumu ?, Tentang orang tuamu ?, Tentang luka di dahimu ?" Tanya Lucius terus membujuk Harry.

"Berikan bola ramalan itu padaku Potter." Sambungnya.

"Apa isi bola ramalan ini ?, Mengapa Voldemort mau mengambilnya?" Tanya Harry.

𝐀𝐮𝐫𝐨𝐫𝐚 : 𝐀𝐧𝐝 𝐭𝐡𝐞 𝐄𝐧𝐝𝐥𝐞𝐬𝐬 𝐨𝐟 𝐋𝐨𝐯𝐞 [𝕯.𝕸]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang