Keesokan harinya. di pagi hari, hujan masih mengguyur deras. Aurora berada di aula besar bersama teman-teman Hufflepuffnya untuk memulai sarapan paginya.
Gadis itu cukup kerepotan ketika akan makan menggunakan tangan kanan, karena tangannya masih di perban dengan kain putih yang menutupi lukanya.
"Bagaimana tanganmu ?" Tanya Ernie ketika menatap Aurora yang tengah kesusahan memotong asparagus bakar di atas piringnya.
"Lukanya mulai menutup tapi masih basah." Jawab Aurora tersenyum senang ketika asparagusnya berhasil ia potong lalu menyantapnya dengan lahap.
"Lihat ini..." Justin memberikan koran Daily Prophet kepada Aurora.
Aurora membaca isi surat kabar itu yang memuat sebuah foto hitam putih dari profesor Dolores umbridge. Tertulis disana, bahwa menteri sihir fudge memberi kuasa penuh pada Profesor Umbridge di Hogwarts. Dan mengangkat dia sebagai Penyelidik Tinggi.
"Omong kosong apa lagi ?" Ucap Aurora melecehkan isi surat kabar itu.
"Kementerian menganggap Dumbledore telah kehilangan akal, mereka bahkan mencabut posisi profesor Dumbledore dari Wizengamot" kata Ernie.
"Kita dilarang memakai mantra, tidak diajari agar lulus Owl. Lalu sekarang dia ? Penyelidik Tinggi?" Keluh Aurora.
Setelahnya, mereka segera menuju kelas Mantra dan guna-guna bersama Profesor Flitwick yang kembali berceramah tentang pentingnya Ujian Owl.
Mereka keluar dari kelas Mantra dan guna-guna di jam sembilan. lalu bergegas menuju kelas Transfigurasi bersama profesor McGonagall. Disana mereka disuruh mengubah siput-siput mereka agar bisa berubah menjadi benda tajam.
Profesor umbridge sudah mulai melakukan pekerjaannya sebagai Penyelidik Tinggi. Dia menanyai McGonagall berbagai macam pertanyaan. Dan beberapa kali menyela ucapan profesor McGonagall.
Bisa Aurora lihat telinga profesor McGonagall yang merah karena menahan marah.
"Hem hem" Umbridge berdehem, menyela ucapan McGonagall namun hal itu tidak digubris sama sekali oleh profesor McGonagall.
Umbridge hanya berkeliling kelas dengan tangannya mencatat di sebuah buku catatan.
"Berapa lama kau telah mengajar ?" Tanya nya.
"Genap tiga puluh sembilan tahun pada bulan Desember mendatang." jawab McGonagall dengan suara garang dan mengancam.
Aurora melihat Umbridge hanya mencoreti buku catatan itu dengan penuh penekanan.
Kelas telah selesai ketika jam istirahat makan siang telah tiba. Aurora dan teman Hufflepuffnya bergegas menuju aula besar untuk makan siang.
"Aku tidak pernah melihat wajah profesor McGonagall semarah itu." Kata Ernie yang berjalan bersama Justin di sebelahnya.
"Oh kau menikmati pertunjukan itu rupanya" kata Hannah.
"Sedikit." Ucap Ernie nyengir.
Mereka terus berjalan hingga sampai di area koridor yang telah ramai oleh anak Slytherin yang baru keluar dari kelas Mantra dan guna-guna.
Aurora melihat Draco berjalan bersama kroni-kroninya yaitu Crabbe dan Goyle.
"Aurora.." Panggil Draco ketika melihat Aurora akan melintas bersama teman-teman Hufflepuffnya.
"Kalian pergilah!" Perintah draco pada teman-teman Slytherinnya.
Aurora tersenyum ramah dan berusaha menyembunyikan tangannya yang terluka.
"Kita duluan Aurora" kata Hannah, Aurora mengangguk.
Hannah menarik tangan Justin dan Ernie bersamaan meninggalkan tempat itu. Sementara Ernie beberapa kali menoleh kebelakang menatap Aurora dan Draco.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐀𝐮𝐫𝐨𝐫𝐚 : 𝐀𝐧𝐝 𝐭𝐡𝐞 𝐄𝐧𝐝𝐥𝐞𝐬𝐬 𝐨𝐟 𝐋𝐨𝐯𝐞 [𝕯.𝕸]
Fiksi PenggemarSeorang gadis Informan. Ditugaskan untuk memata-matai pemuda troublemaker, yang tak lain dan tak bukan adalah kekasihnya sendiri. Kesetiaan Aurora pada Orde of Phoenix dan Laskar Dumbledore membuat dirinya menjadi incaran sang pangeran kegelapan. ...