Seorang gadis Informan. Ditugaskan untuk memata-matai pemuda troublemaker, yang tak lain dan tak bukan adalah kekasihnya sendiri.
Kesetiaan Aurora pada Orde of Phoenix dan Laskar Dumbledore membuat dirinya menjadi incaran sang pangeran kegelapan.
...
Dua minggu berlalu dan musim sejuk bulan mei telah berlalu diganti dengan suasana cerah, langit biru cerah menandakan semakin dekat menuju musim panas.
Aurora kini memikirkan lagi kesempatan-kesempatan yang telah dia dan Dumbledore buat, apapun demi keselamatan draco, Aurora akan melakukan apapun. Bahkan jika dibanding dengan keselamatan dirinya sendiri, Aurora akan tetap mempertahankan cintanya pada Draco.
Hari itu Ron juga telah sembuh dari sakitnya ketika beberapa minggu lalu sempat terkena racun. Ia telah kembali mengikuti pembelajaran dan juga latihan Quidditch. Pertandingan Quidditch antara Gryffindor dan Ravenclaw juga akan diadakan pada waktu dekat, kedua asrama itu dan para pendukungnya selalu bersorak saling hina satu sama lain ketika mereka memasuki aula besar saat makan pagi atau siang sehingga terkadang membuat kekacauan disana.
Aurora belakangan ini juga jarang sekali bertemu Draco bahkan hampir tidak pernah mereka bertemu kembali. Aurora beberapa kali mengirimi pesan singkat pada koin galeon palsu yang terhubung pada Draco namun ia tidak kunjung mendapat balasan, ia juga beberapa kali mengunjungi Lantai tujuh namun dirinya tidak dapat memasuki ruang kebutuhan itu. Dia kembali kesepian walau terkadang ia akan bersama anak-anak Gryffindor atau bersama anak-anak Hufflepuff lainnya.
Pagi hari ini Aurora melangkahkan kakinya bersama anak-anak Hufflepuff lainnya menuju ke aula besar untuk sarapan, disana sudah ramai oleh para anak asrama lainnya yang bersorak-sorai ketika anak Quidditch gryffindor memasuki aula besar.
"Aku merindukan Hannah, ku harap dia baik-baik saja." Kata Aurora dengan memainkan sereal miliknya tidak minat.
"Kita akan memasuki akhir tahun, lalu kita bisa bertemu dia lagi di semester depan, tahun ke tujuh, tahun terakhir kita." Kata Justin. Aurora menghela nafas lesu.
"Aku tidak menyangka akan secepat ini. Dan aku tidak tau apakah tahun depan akan lebih baik atau tidak." Ucap Aurora.
"Bersemangatlah Aurora. Kau tau Katie bell sudah sembuh dan dia kembali lagi." Kata Leanne datang dan duduk di depan Aurora.
"Iya, dia baru saja kembali hari ini. Sebenarnya dia sudah sembuh dari dua minggu sesudah kejadian itu, namun dia tidak langsung kembali ke Hogwarts karena orang tuanya melarangnya." Kata Leanne.
"Syukurlah jika dia tidak apa. Tapi apa dia ingat bagaimana kejadian waktu itu ?" Tanya Aurora.
"Tidak, katanya, dia tidak mengingat apapun ketika dia memasuki toilet di Three Broomstick. Seakan-akan memorinya kosong tak ingat apapun." Jawab Leanne. Aurora mengangguk mengerti.
"Mengerikan, mengerikan sekali." Gumam Justin. Sementara itu Aurora termenung menatap Draco yang tiba-tiba saja datang ke aula besar dengan mengenakan rompi dan kemeja putih.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Muka Draco yang tirus pucat kelabu, tubuhnya makin kurus dan dia nampak kacau sekali. Aurora terus menatapnya dan tiba-tiba saja tatapan mata Draco bertemu dengan Aurora. Aurora tidak mengerti mengapa dan secara tiba-tiba draco berbalik arah dan dia berjalan cepat meninggalkan aula besar. Aurora berdiri dari duduknya berniat mengejar draco.