BAB 8 - Room Requirements

594 38 1
                                    

Keesokan harinya adalah hari minggu, Aurora terbangun dari tidurnya di kamarnya yang berada di asrama Hufflepuff. Dia tidak tidur di kamar Draco, dan hal itu berhasil membuatnya merasa sedikit menyesal akan hal itu.

Namun wajahnya nampak jauh lebih berseri-seri hari ini, karena tak ada hal yang lebih menggembirakan daripada tentang informasi yang akan ia beritahu pada teman-teman Gryffindornya.

Ia bergegas keluar kamar, berlari kecil meninggalkan asrama dengan mengabaikan panggilan Hannah dan teman-temannya.

Di tengah jalan lorong bawah tanah, Aurora berpapasan dengan anak-anak Quidditch Slytherin. Ada Draco juga disana yang sudah lengkap memakai seragam Quidditchnya.

"Draco..." Panggil Aurora. Beberapa anak lelaki Slytherin ikut menoleh kebelakang.

"Selamat pagi Aurora..." Kata Montague. Aurora tersenyum.

"Selamat pagi Montague." Jawab Aurora ramah. Lalu ia menatap Draco yang nampak lesu dan tidak bersemangat.

"Waktu yang tepat, beri dia sedikit energi Aurora. Kurasa dia kehilangan semangat hidupnya." Kata Warrington.

"Tinggalkan kami sendiri!" Perintah draco pada anak-anak Slytherin lainnya yang langsung patuh dengan pergi meninggalkan Aurora dan Draco sendiri.

"Maafkan aku draco, aku semalam benar-benar lupa.." ucap Aurora penuh penyesalan.

"Lupa ?, Atau sengaja?" tanya draco dengan nada dingin dan tak minat.

"Sengaja ?, Aku bahkan tidak pernah berfikir kearah itu.. aku benar-benar lupa draco..kumohon percayalah.." ucap Aurora meyakinkan.

"Aku menunggumu hingga tengah malam.." ucap Draco yang masih dengan nada dingin dan datar.

"Sungguh aku benar-benar minta maaf..." Ucap Aurora penuh penyesalan, namun Draco masih diam tak bergeming. Gadis itu menghela nafas amat pelan.

"Baiklah, begini saja. katakan padaku satu permintaan yang kau mau, dan aku akan berusaha untuk mengabulkannya" ucap Aurora, dan sontak saja, hal itu berhasil membuat Draco tersenyum, yang seperti biasa terlihat seperti seringai.

"Tiga.." kata Draco.

"Aku bukan Djin dari kisah Aladin Draco. Satu sudah cukup" tolak Aurora.

"Tiga, atau aku akan mendiamkan mu selama semester." Kata Draco tidak mau kalah.

"Kau tidak akan sanggup mendiamkan ku selama semester." Ucap Aurora tak kalah sengit.

'Sial, benar juga. Sehari tidak bicara dengannya saja aku tidak sanggup.' ucap Draco dalam hati. Lalu ia menatap Aurora didepannya.

"Baiklah satu." Ucap Draco. Aurora tersenyum senang penuh kemenangan.

"Kalau begitu pikirkan dengan matang-matang.." kata Aurora lalu ia mengecup bibir draco, memberinya semangat untuk latihan Quidditchnya.

"Tenang saja, aku akan ada di lapangan, menonton mu berlatih." Kata Aurora berhasil membuat Draco tersenyum senang.

"Bersemangat lah..." Sambung Aurora sementara Draco mengangguk pelan, Aurora tersenyum lalu ia kembali mengecup bibir draco.

Lalu setelahnya Aurora bergegas menuju aula besar untuk mencari keberadaan Harry dan yang lainnya. Sementara Draco pergi ke lapangan bersama anak Slytherin lainnya untuk memulai latihan Quidditch.

'Ini kesempatan ku bisa tidur di kamarnya...' pikir Draco ketika dirinya berjalan menuju lapangan dengan dirinya terus tersenyum dan tertawa kecil sendirian layaknya orang gila.

𝐀𝐮𝐫𝐨𝐫𝐚 : 𝐀𝐧𝐝 𝐭𝐡𝐞 𝐄𝐧𝐝𝐥𝐞𝐬𝐬 𝐨𝐟 𝐋𝐨𝐯𝐞 [𝕯.𝕸]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang