Mungkin tidak ada kata yang pas untuk mendeskripsikan hati Aurora saat ini. Cemas akan keselamatan Draco, cemas pada dirinya sendiri yang seorang Witcher, dan juga cemas pada masa depan yang tidak menentu.
Masa depan. Waktu yang tak dapat diketahui. Waktu yang Misterius dan penuh kejutan. Pada hari ini Aurora dan Justin menuju ke kelas ramalan bersama profesor Trelawney. Kelas ramalan berada di menara utara.
Aurora dan Justin bergabung dengan beberapa anak dari asrama lain, termasuk ada Harry dan juga Ron disana yang telah duduk bersebelahan di kursi depan. Aurora duduk di sisi lain bersama Justin dan Susan.
Hingga beberapa saat kemudian, profesor Umbridge datang dan masuk kedalam kelas. Profesor Trelawney nampak buruk hari ini. Walau memang setiap hari dia nampak kacau akibat kebijakan dari Umbridge itu.
Pembelajaran telah dimulai setengah jam lamanya. Dan profesor Trelawney menyuruh para murid disana untuk membuat peta bintang baru pada ramalan kali ini.
Sementara itu, umbridge hanya duduk dan menyaksikan dengan seksama untuk meyaksikan bagaimana kinerja profesor Trelawney.
"Masa depanmu akan cerah nak." Ucap profesor Trelawney pada Aurora.
Profesor Trelawney mulai membaca peta bintang milik Aurora. Dan mulai meramalkan masa depan Aurora. Gadis itu awalnya hanya pasrah dengan hal apalagi yang akan profesor ini ramalkan, karena tahun lalu Trelawney meramalkan bagaimana jelasnya kematian Aurora.
"Kau akan sukses di masa depan nak. Menikah dengan seorang lelaki yang kau cintai, memiliki tiga belas orang anak dan menjadi seorang Menteri Sihir terhebat." Ucap Trelawney dengan membaca dan meraba-raba peta bintang Aurora.
Bukan hanya Aurora yang terkejut akan hal itu. Murid disana juga banyak yang nampak terkejut, Parvati dan lavender menampakan wajah bersemangat penuh antusias. Harry dan Ron tersenyum ketika mendengar Aurora akan memiliki tiga belas anak.
Namun hanya satu yang menampakkan wajah tidak suka. Yaitu Umbridge, dia kembali mencoret dalam papan yang ia genggam di tangannya.
"Tapi anda tahun lalu meramalkan kematian saya, profesor." Ucap Aurora.
Trelawney menatap muridnya itu, lalu ia kembali bicara.
"Benarkah begitu ?, Maka artinya kau terhindar dari kematian." Ujar Trelawney.
Profesor umbridge memicingkan matanya lagi. Lalu ia kembali mencoret-coret isi papan di genggaman tangannya.
Aurora kembali meragukan kemampuan sihir profesor Trelawney. Aurora tentu tau, masa depan memang tidak pasti. Namun walau begitu ia cukup terhibur ketika mendengar ramalan bahwa dirinya akan menikah dan memiliki tiga belas orang anak.
"Sulit dipercaya, kau akan memiliki tiga belas orang anak di masa depan." Ucap Justin lalu tertawa geli.
Aurora memandang temannya itu. Mereka kini tengah menuruni tangga batu pualam menuju aula besar untuk makan siang.
"Oh diam lah Justin." Kata Aurora. Sementara Justin kembali tertawa kecil.
Aula besar telah banyak di isi oleh para murid Hogwarts yang tengah memakan makan siang mereka. Aurora masih kerap kali mendengar bisikan-bisikan para murid yang membicarakan para anggota Death Eater termasuk Lucius Malfoy.
Belakang ini juga Aurora kerap memperhatikan Draco dan teman-temannya yaitu Crabbe, Goyle dan Nott. Ke empat anak itu jauh lebih sering berkerumun bersama. Dan yang lebih aneh lagi adalah mereka tidak berbuat usil belakangan ini. Entah apa yang terjadi.
Ketika malam hari telah tiba, dan makan malam telah usai. Aurora kini berada di perpustakaan untuk meminjam beberapa buku astronomi. Tentu hal ini ia lakukan untuk memberi kursus gratis bagi Pangeran Slytherin nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐀𝐮𝐫𝐨𝐫𝐚 : 𝐀𝐧𝐝 𝐭𝐡𝐞 𝐄𝐧𝐝𝐥𝐞𝐬𝐬 𝐨𝐟 𝐋𝐨𝐯𝐞 [𝕯.𝕸]
FanfictionSeorang gadis Informan. Ditugaskan untuk memata-matai pemuda troublemaker, yang tak lain dan tak bukan adalah kekasihnya sendiri. Kesetiaan Aurora pada Orde of Phoenix dan Laskar Dumbledore membuat dirinya menjadi incaran sang pangeran kegelapan. ...