Aurora berlari keluar dari kamar kebutuhan dengan seluruh energi dan kekuatan yang ada. Masih syok akan apa yang ia lihat, dengar dan apa yang telah ia perbuat. Walau sebenarnya apa yang Aurora lakukan memang telah direncanakan sebelumnya bersama dumbledore.
Namun Aurora tidak akan menyangka bahwasanya nyawa banyak orang kini dalam bahaya karena Death Eater akan bisa masuk kedalam kastil. Jam menunjukan pukul delapan malam dan Aurora mulai memberi informasi pada koin galeon palsu itu. Mencoba memanggil para anggota Dumbledore army.
Aurora sampai di lantai tiga dan sekejap dia melihat keluar jendela dimana awan mendung mulai terlihat jelas dengan angin berhembus kencang. Walau ini jam delapan malam tapi suasana masih terasa seperti sore hari dan cukup cerah, kendati kebanyakan murid lainnya sudah banyak menetap didalam asrama mereka untuk istirahat dan bersiap-siap untuk makan malam nanti di jam setengah sembilan.
Ketika dia sampai di lantai dua dia melihat Hermione, Ron, Ginny dan Neville. Berkerumun di dekat jendela besar lantai dua.
"Aurora?, Apa kau yang memanggil kami ?" Tanya Ron. Aurora tidak menjawab dan dia berlari kearah mereka.
"Ada apa Aurora?" Tanya Hermione.
"Ya ada apa, kami tiba-tiba merasa panas ketika koin ini mulai bereaksi kembali. Kupikir kita akan mengadakan latihan lagi." Kata Neville.
"Hermione Ron...dimana yang lain? Dimana Harry ?, Aku harus bertemu dengannya dan dumbledore.." Tanya Aurora terengah-engah.
"Tapi Harry sudah pergi bersama dumbledore, dan sekarang belum kembali. Ada apa Aurora?" Terang Hermione.
Suara langkah kaki menuruni tangga terdengar, Aurora dengan nafas tersengal dia sontak langsung saja mencabut tongkat sihirnya waspada dan teracung.
"Apa kalian memanggil ?" Rupanya itu Luna. Dia telah memakai jubah bersiap untuk makan malam.
"Kau nampak kacau Aurora. Apa kau baik-baik saja ?" Tanyanya namun tidak dijawab Aurora.
"Berapa lama mereka sudah pergi ?!" Tanya Aurora tidak sabar menatap pada Hermione.
"Tiga atau empat jam kurasa." Kata Hermione.
"Aurora ada apa ?, Kau membuat kami ketakutan." Kata Ginny.
"Persiapkan tongkat kalian!!, Hubungi seluruh Laskar Dumbledore yang bisa kalian temui. Suruh seluruh murid tahun pertama hingga tujuh agar tetap didalam asrama, seseorang harus pergi menemui profesor McGonagall dan para Auror!..." Ucapan Aurora sangat cepat membuat anak-anak disana heran tidak mengerti.
"Demi Jenggot Merlin Aurora ada apa ?!!" Teriak Ginny.
"DEATH EATER AKAN DATANG!!" Teriak Aurora yang perasaannya kacau, panik, bingung, dan dia menyalahkan dirinya sendiri.
"Apa ?!" Mereka semua terkejut.
"A-apa yang kau katakan Aurora?" Kata Ron.
"Itu tidak mungkin, para Auror..."
"Percayalah padaku. Sekali ini saja, dengar apa yang aku ucapkan!" Kata Aurora.
"Kami selalu percaya padamu Aurora." Kata Hermione. Aurora menatapnya.
"Tenangkan dirimu. Jangan terbawa oleh emosi itu, ingat ucapan dumbledore..." Sambung Hermione ketika mereka kini melihat perubahan fisik Aurora yang menjadi Witcher berdarah dingin.
Aurora menarik nafas pelan, mengatur nafasnya dengan perlahan hingga normal sehingga bisa kembali berpikir jernih dan dapat bicara lancar.
"Death Eater, mereka, mereka datang.. Hermione." Kata Aurora terbata-bata. Hermione mencoba menenangkan Aurora.

KAMU SEDANG MEMBACA
𝐀𝐮𝐫𝐨𝐫𝐚 : 𝐀𝐧𝐝 𝐭𝐡𝐞 𝐄𝐧𝐝𝐥𝐞𝐬𝐬 𝐨𝐟 𝐋𝐨𝐯𝐞 [𝕯.𝕸]
FanfictionSeorang gadis Informan. Ditugaskan untuk memata-matai pemuda troublemaker, yang tak lain dan tak bukan adalah kekasihnya sendiri. Kesetiaan Aurora pada Orde of Phoenix dan Laskar Dumbledore membuat dirinya menjadi incaran sang pangeran kegelapan. ...