BAB 18 - Patronus & Prophecy

360 28 0
                                    

Ruang kelas sebelas yang berada dekat di aula depan memang adalah ruangan kelas yang jarang sekali dipakai secara rutin. Pada hari pertama kelas ramalan dengan Centaur bernama Firenze, banyak murid yang merasa canggung atau juga takut.

Namun tidak bagi Aurora. Karena Firenze tidak lah seburuk dan se-mengerikan itu. Aurora dan murid lainnya keluar dari ruang kelas ramalan yang telah di sihir agar ruangan itu mirip seperti hutan, dengan pepohonan, tanah berlumut dan bebatuan.

Aurora kini bersama Hermione, melangkahkan kaki mereka menuju aula besar untuk istirahat makan siang.

"Pelajaran ramalan yang menyenangkan. Aku yakin kau menyesal telah keluar dari pelajaran itu Mione." Ujar Aurora.

"Tidak juga, aku tidak terlalu suka kuda." Jawab Hermione.

"Dia bukan kuda Hermione, dia centaur." Bantah Aurora cukup tersinggung.

"Apapun itu, dia masih memiliki empat kaki kan." Kata Hermione. Aurora mendengus tidak suka.

Hingga akhirnya mereka sampai dijalan pintu masuk aula besar, tiba-tiba dari arah berlawanan, bahu Aurora ditabrak dengan sengaja oleh wanita Slytherin bernama Pansy.

Brukk...

Buku yang Aurora dekap jatuh berhamburan ke lantai. Pansy dan geng perempuannya berjalan melewati Aurora dan Hermione.

"Whoops, gunakan matamu Rotsfield dan menyingkir lah dari jalanku, mudblood." Kata pansy, menyeringai dengan berlagak sok. Lalu ia tertawa keras dan pergi begitu saja.

Aurora dan Hermione terdiam lalu Aurora mulai memungut buku-bukunya yang berceceran di lantai. Hermione mendengus kesal, kemudian ia ikut membantu Aurora.

"Ini.." ucap seorang perempuan dengan menyodorkan buku. Aurora mendongak kepalanya untuk mengetahui siapa itu.

"Daphne." Ucap Aurora dengan meraih buku yang Daphne berikan.

"Jangan pedulikan dengan apa yang Pansy ucapkan padamu. Dia hanya iri denganmu Aurora." Ucap Daphne yang tersenyum tulus pada Aurora.

"Kau tau, dia sempat menangis karena menyesal telah bertindak bodoh dengan memusuhi mu. Mungkin tadi adalah caranya untuk mencoba mendekatimu kembali. Terdengar aneh memang. Tapi, itu lah wanita, bukan ?." Sambung Daphne lalu terkekeh pelan.

"Ku kira kau juga akan menjauhi ku." Ujar Aurora.

"Hanya karena pansy temanku dan dia melakukan hal buruk padamu. Bukan berarti aku juga harus berlaku yang sama sepertinya kan ?." Jawab Daphne bijak.

Aurora tersenyum tipis lalu ia mengangguk pelan, pandangannya menatap Daphne dengan lekat hingga tiba-tiba saja pandangan Aurora tiba-tiba memudar. Sebuah hantaman terasa seperti angin, masuk kedalam tubuh Aurora.

"Aurora!" Ucap Hermione yang menyadari gelagat aneh Aurora.

Tubuh Aurora mulai terasa lemas, Aurora hampir jatuh ke lantai, sementara daphne dan Hermione panik melihatnya dengan membantu Aurora agar tetap berdiri.

"Aurora!!" "Aurora ada apa ?!" Pekik Daphne dan Hermione.

Beberapa pasang mata mulai menatap pada Aurora. Mereka mulai berkerumun. Ernie, Justin dan Hannah datang. Lalu draco yang melihatnya langsung berlari menghampiri Aurora.

"Aurora." Ucap Ernie.

"Ada apa dengannya ?!" Tanya draco dengan meraih tubuh Aurora yang tiba-tiba ambruk kebelakang. Untung saja draco berhasil dengan cepat meraih tubuh Aurora.

Mata Aurora menutup dan keringat mulai bercucuran, tubuhnya seakan-akan terkena sengatan listrik. Draco merebahkan gadisnya itu dalam pangkuan paha kirinya di lantai.

𝐀𝐮𝐫𝐨𝐫𝐚 : 𝐀𝐧𝐝 𝐭𝐡𝐞 𝐄𝐧𝐝𝐥𝐞𝐬𝐬 𝐨𝐟 𝐋𝐨𝐯𝐞 [𝕯.𝕸]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang