BAB 11 - Bittersweet Nightshade

551 31 2
                                    

Tak ada suara didunia ini yang Aurora sukai kecuali itu adalah suara tawa atau juga suara dengkur dari Draco yang tengah tertidur pulas.

Aurora terkekeh menatap draco yang tertidur di kamarnya. Ia tertidur begitu pulas hingga mendengkur pelan.

Semalam, mereka berdua benar-benar melakukannya, Draco bermain dengan sangatlah lembut sehingga Aurora bahkan masih bisa merasakan sentuhan draco junior yang begitu kokoh menyentuh dan menjamah mulut dan mahkotanya.

Aurora masih tertidur didalam dekapan tubuh draco. Ia menghirup dada bidang draco, aroma yang selalu membuatnya nyaman. Aroma sama yang membuatnya tenang. Gadis itu mengecupnya dada bidang pemuda itu.

Cuaca dingin bersalju di musim dingin bahkan tidak dapat merusak momen semalam. Aurora menarik selimut tebalnya. Membenarkan selimut itu agar bisa menutupi tubuh draco yang masih telanjang bulat tanpa sehelai benang.

"Aku bersyukur kau memilihku draco, dan aku tidak pernah merasa menyesal menerimamu menjadi pendamping ku" kata Aurora.

Draco mendengarnya lantas tersenyum dengan senang. Ia mulai membukakan matanya.

"Begitu juga denganku sayang.. aku bersyukur karena kau mau menerima ku ketika orang lain memandangku sebagai orang brengsek.." kata Draco yang telah bangun.

Aurora terkejut karena draco tiba-tiba bangun dari tidurnya, lalu gadis itu tersenyum malu. Senyum mempesona mulai mereka di wajah Draco. Draco menarik tubuh Aurora agar mensejajarkan dengan dirinya.

Draco memberikan ciuman pagi yang begitu lembut untuk Aurora.

Tatapan mata mereka tidak diragukan lagi dipenuhi rasa kehangatan sepasang kekasih.

"Apa semalam aku menyakiti mu love?" Tanya draco mengusap lembut rambut Aurora.

Gadis itu menggelengkan kepalanya pelan tapi yakin. Draco tersenyum.

"Tapi kau hampir saja mengeluarkan itu didalam, draco"

"Aku kan sudah bilang untuk memakai pengaman.." kata Draco terkekeh.

"Kini aku baru mengerti apa yang kau maksud pengaman" kata Aurora tersenyum malu. Draco terkekeh lalu dia merengkuh tubuh gadisnya dan mencium lama kening Aurora, membawa kehangatan ditubuh mereka yang masih telanjang bulat.

Hari ini adalah hari minggu, sehingga banyak anak yang lebih suka menetap di kamarnya dan tidur didalam kamar yang hangat. Dengan kesempatan itu, Aurora bisa membawa Draco untuk keluar dari asrama Hufflepuff di jam setengah lima pagi ketika para murid masih tertidur pulas.

Aurora mengantarkan Draco sampai di depan pintu keluar Asrama Hufflepuff yang masih sepi.

"Tidurlah lagi, aku tau kau masih terlalu lelah.." kata Draco lalu mencium bibir dan pipi Aurora. Gadis itu tersenyum.

"Lain kali harus pakai pengaman.." kata Aurora. Draco terkekeh pelan.

"Tentu. Tapi aku lebih suka tanpa pengaman, lebih intim menurut ku" ujar Draco. Aurora tertawa pelan.

"Baiklah, sudah sana."

"Selamat malam---- eh, maksudku selamat pagi Draco." Kata Aurora ketika berada didepan pintu asrama hufflepuff.

"Selamat pagi my love" kata Draco kembali mengecup bibir Aurora dan setelahnya ia keluar dari asrama Hufflepuff.

....

Kini beberapa hari berlalu cukup cepat. Hagrid telah kembali mengajar, di hari pertama hagrid kembali di aula besar untuk makan pagi, banyak pasang mata menatap kearahnya.

𝐀𝐮𝐫𝐨𝐫𝐚 : 𝐀𝐧𝐝 𝐭𝐡𝐞 𝐄𝐧𝐝𝐥𝐞𝐬𝐬 𝐨𝐟 𝐋𝐨𝐯𝐞 [𝕯.𝕸]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang