Salju meleleh di sekeliling sekolah ketika bulan Februari tiba, digantikan oleh suasana basah yang dingin dan suram. Awan-awan kelabu-keunguan menggantung rendah di atas kastil dan hujan dingin yang turun terus-menerus membuat padang rumput menjadi licin dan berlumpur.
Akibatnya pelajaran pertama, Apparition untuk anak kelas enam, yang dijadwalkan pada hari Sabtu pagi, supaya tak mengambil jam pelajaran-pelajaran normal lainnya, berlangsung di Aula Besar alih-alih di halaman.
Ketika Aurora, Hannah dan Justin menuju aula besar, ternyata meja-meja telah menghilang. Hujan menerpa jendela-jendela tinggi dan langit-langit sihir berpusar gelap di atas mereka ketika mereka berkumpul di depan Profesor McGonagall, Snape, Flit-wick, dan Sprout.
Para Kepala Asrama dan seorang penyihir pria yang Aurora duga adalah Instruktur Apparition dari Kementerian. Tampangnya aneh sekali, seperti tak punya warna, dengan bulu mata transparan, rambut halus tipis, dan penampilan rapuh, seakan satu tiupan angin bisa menerbangkannya.
Aurora bertanya-tanya dalam hati apakah terus-menerus menghilang dan muncul kembali membuat substansinya menipis, atau apakah
sosoknya yang rapuh ini memang ideal bagi mereka yang ingin menghilang."Selamat pagi," kata penyihir Kementerian ini, ketika semua murid telah tiba dan para Kepala Asrama sudah menyuruh mereka diam.
"Namaku Wilkie Twycross dan aku akan menjadi Instruktur Apparition kalian selama dua belas minggu ke depan. Aku berharap bisa menyiapkan kalian untuk ujian Apparition kalian pada saat itu" katanya.
Aurora menoleh kepada draco yang telah berdiri di kerumunan para anak Slytherin di depan profesor Snape. Aurora memutuskan untuk bergabung dengan mereka, berpisah dengan anak-anak Hufflepuff dan dia berdiri di belakang Draco yang tidak menyadari keberadaan Aurora.
Aurora mendengarkan bisik-bisik Draco yang tengah membahas sesuatu bersama Theo dan Blaise. Sementara sang instruktur Apparition masih mengoceh tentang tiga D.
"Bulan Maret mendatang, kalian bisa melakukan ini kan?!, Ini sangat penting bagiku dan Aurora," bisik draco yang bicara dengan Theo dan Blaise. Mereka masih tidak menyadari keberadaan Aurora di belakang mereka.
"Apa kau sudah gila?, Itu sangatlah berbahaya dan mengancam nyawaku dan kau sendiri mate!" Bisik Theo.
"Kalian hanya perlu ikut bersamaku ke Hogsmeade, tenang saja. Jika mereka melarang kunjungan itu, maka itu jauh lebih bagus, kita bisa menyelinap memakai sapu terbang malam hari." Ujar Draco.
"Mudah bagimu bicara, tapi pengamanan sangat kuat saat ini." Kata Blaise.
"Tidak selagi kita bisa terbang bebas di malam hari tanpa ketahuan."
"Ehem..." dehem Aurora membuat ketiga anak Slytherin itu terkejut dan menoleh kebelakang.
"Aurora." Ucap Blaise.
"L-love.." gugup Draco.
"Apa yang sedang kalian bicarakan ?" Tanya Aurora.
"Tidak ada apa, kau akan tau nanti." Kata Draco.
"Mr Malfoy Mss Rotsfield diam dan perhatikan!!" Kata McGonagall cukup keras membuat Aurora dan Draco terkejut dan semua pandangan menatap mereka berdua. Wajah Aurora memerah karena malu.
Lalu mereka mulai memperhatikan kembali sang instruktur Apparition yang kembali menjelaskan tentang 3 D.
"Hal penting yang harus diingat sewaktu ber-Apparate adalah tiga D!" kata Twycross.
"Destinasi, Determinasi, dan Deliberasi!" Sambungnya.
Setelah itu merekapun mulai mempraktikkan tiga D, Aurora mulai fokus pada lingkaran di lantai sebagai posisi ia mendarat. Terus fokus pada destinasinya hingga akhirnya dia mencoba. Dalam sekali uji coba latihan dirinya sudah bisa ber-apparated. Profesor dan instruktur Apparition memujinya sementara murid lain bertepuk tangan kagum dan mulai mencoba satu persatu.

KAMU SEDANG MEMBACA
𝐀𝐮𝐫𝐨𝐫𝐚 : 𝐀𝐧𝐝 𝐭𝐡𝐞 𝐄𝐧𝐝𝐥𝐞𝐬𝐬 𝐨𝐟 𝐋𝐨𝐯𝐞 [𝕯.𝕸]
Fiksi PenggemarSeorang gadis Informan. Ditugaskan untuk memata-matai pemuda troublemaker, yang tak lain dan tak bukan adalah kekasihnya sendiri. Kesetiaan Aurora pada Orde of Phoenix dan Laskar Dumbledore membuat dirinya menjadi incaran sang pangeran kegelapan. ...