BAB 3 - Blood Detention

593 39 2
                                    

Baru sehari mereka mulai pembelajaran tapi mereka kini sudah mendapat tugas-tugas yang mulai menumpuk. Ada tugas dari profesor Bins untuk mencatat sejarah perang raksasa.

Ada tugas dari profesor Snape untuk merangkum kegunaan batu bulan pada ramuan. Dan juga tugas dari profesor Trelawney, untuk mencatat setiap mimpi selama satu bulan penuh.

Aurora kini tengah menatap jadwalnya yang baru saja ia susun kembali agar dia bisa membagi waktu belajarnya. Tahun kelima ini memang adalah tahun penting. Karena di tahun ini pula mereka ada ujian Owl. Yang sebagai penentu apakah nanti bisa lulus dan lanjut ke ujian Newt atau tidak.

Pada waktu makan malam di Aula besar, Aurora kembali mendengar orang-orang di sekitarnya kembali membicarakan dirinya dan juga Harry yang mendapat detensi oleh Profesor Umbridge.

Dan ketika selesai makan malam, Aurora dan anak Hufflepuff lainnya kembali ke asrama. Namun di tengah jalan, gadis itu teringat dengan ucapan Draco. Hari ini ia akan tidur di kamar pemuda itu.

Langkah kakinya kini beralih, tidak menuju lorong dapur tapi ia terus berjalan menuruni tangga batu menuju lorong bawah tanah arah asrama Slytherin.

"Pureblood." Aurora mengucapkan kata sandi asrama Slytherin.

Beberapa tatapan mata dilayangkan dari anak-anak Slytherin kepada Aurora yang berjalan menuju Draco yang tengah duduk di sofa bersama teman-temannya.

"Pacarmu memang gila Draco.." ucap Theo.

"Diam kau nott!" Kata Draco tidak terima.

"Dia datang.." kata pansy menatap Aurora yang berjalan mendekat kearah mereka.

"Hei.. duduklah" Draco tersenyum lalu memberikan tempat untuk Aurora duduk di sebelahnya.

"Tidak, aku mau langsung ke kamarmu saja. Ada begitu banyak tugas hari ini" ujar Aurora.

"Nah, itu bagus. kau bisa mengerjakan disini dan kami akan menyalin jawabanmu Aurora" kata Theo diangguki oleh Crabbe dan Goyle.

"Oh indah sekali khayalan mu Mr Nott" sarkas Aurora. Sementara Blaise terkekeh mendengarnya.

"Baiklah ayo..." Draco membawa Aurora menuju kamarnya. Berjalan meninggalkan common room Slytherin.

"Jangan lupa kunci kamarmu mate, aku tidak mau mendengar suara haram" pekik Theo sementara anak Slytherin lainnya sudah terkikik geli.

"Jangan dengarkan dia" ucap Draco ketika sampai didepan kamarnya dan dia mulai membuka pintu kamar.

"Aku tau, dia konyol" ujar Aurora masuk ke kamar Draco.

"Yeah.." Draco tertawa kecil lalu ia masuk dan mengunci pintu kamar.

Aurora melepas jubah sekolahnya lalu duduk di meja belajar draco. Ia mengambil pena bulu dan tinta, bersiap mengerjakan tugas ramuan dari profesor Snape tentang kegunaan batu bulan pada ramuan.

Draco melepas pakaiannya, menggantinya hanya dengan baju tidur polos.

"Ganti pakaianmu di kamar mandi Draco" ucap Aurora ketika tidak sengaja melihat tubuh draco yang kekar dan atletis.

Draco terkekeh dan tetap melanjutkan aktifitasnya melepas kemeja dan celananya.

"Kau pernah melihatnya, bahkan sudah pernah merasakannya" ucap Draco lalu tertawa pelan. Aurora tersenyum dengan menggelengkan kepalanya pelan sembari dirinya terus menulis di selembar perkamen.

Pemuda itu sudah siap untuk tidur tapi Aurora masih sibuk menulis mengerjakan tugas ramuannya.

Draco memasukan tubuhnya kedalam selimut di atas kasurnya. Ia terus menatap Aurora begitu lekat, gadisnya itu yang masih fokus mengerjakan tugas dengan sesekali memijit kepalanya pelan dengan tangan kiri.

𝐀𝐮𝐫𝐨𝐫𝐚 : 𝐀𝐧𝐝 𝐭𝐡𝐞 𝐄𝐧𝐝𝐥𝐞𝐬𝐬 𝐨𝐟 𝐋𝐨𝐯𝐞 [𝕯.𝕸]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang