16+
Hari itu adalah hari minggu di musim panas bulan Juni. Waktu liburan telah terlewat satu minggu. Sekembalinya Aurora kerumah, dia hampir sama sekali tak menyentuh tanah dunia luar. Alex menghukumnya dengan mengurung Aurora didalam kamarnya sendiri.
Laurena ?, Semenjak mengetahui kabar tentang Aurora yang terlibat dalam pertempuran di kementerian sihir, Laurena cukup terpukul dan kondisinya kembali melemah. Dia nampak pucat dan lemah, hanya sesekali beranjak dari kamarnya untuk bertemu Aurora.
Aurora termenung didalam kamarnya, berdiri didepan jendela besar kamar, menatap langit gelap seperti akan terjadi badai. Tak banyak kegiatan yang bisa ia habiskan, semua terasa hampa, kelam dan membosankan. Dia mengingat satu minggu yang lalu, ketika dia sampai dirumah dan dirinya langsung dimarahi habis-habisan oleh Alex. Aurora menarik nafas pelan lalu dia menutup matanya.
Flashback.
"Kau akan terus didalam kamarmu hingga libur musim panas ini!, Tak ada surat, tak ada telefon, dan tak ada Malfoy!" Kata Alex keras, dia menarik tangan Aurora dengan kasar hingga menaiki tangga menuju lantai dua.
"Alex, cukup!!" Laurena datang dengan wajah pucat dan lemah. Menghampiri Aurora dan melepas jerat tangan Alex dari Aurora.
"Cukup!!"
"Kita tidak akan pernah cukup untuk mendidiknya!--" Kata Alex lalu disela.
"Aku bilang cukup!!" Bentak Laurena. Aurora terisak dengan bersembunyi dibalik ibunya.
Dia menatap ayahnya yang nampak jauh lebih beringas, nampak stres dan kacau, mukanya putih pucat dengan mata merah dan rambut pirang platina kusut tak teratur.
Tatapan mata Alex yang tajam kini beralih menatap Aurora yang berdiri dibelakang laurena sembari dirinya sedikit gemetar dan ketakutan.
"Kau melanggar peraturan keluarga, kau melanggar perkataan ayah. Masuk ke kamarmu dan jadilah putri baik yang ayah mau." Kata Alex dingin tapi mengerikan.
"Hanya karena berdiri di sisi kebenaran, itu ayah anggap sebagai melanggar peraturan?" Tanya Aurora tidak percaya. Dia mulai memberanikan diri berbicara dan membela dirinya sendiri.
"Dimana ayah ketika aku membutuhkan jawaban dari pertanyaan yang menghambat pikiranku ?, Paman Hector lah yang ada di sisiku!! Dan dia adalah bagian dari Death Eater."
"Jangan sebut manusia itu!!" Bentak Alex.
"Mengapa tidak ?, Bukankah kalian sudah tau jauh-jauh hari, kalau paman Hector adalah bagian dari serangkaian kejahatan Voldemort?!" Kata Aurora lalu mengusap air matanya.
"Dia bukan lagi bagian dari keluarga ini. Kau tidak mengerti Lara. Ayah mencoba melindungi mu dan keluarga ini. Ayah telah mengatakan padamu bukan?, tutup mulutmu dan lupakanlah semua kejadian dari wujud dan penglihatan mu. Tapi kau malah memberi tahu Hector!, Kau tidak tau sepenting apa darah Witcher dalam tubuhmu." Ucap Alex pelan dengan nada dingin mengancam dan tegas.
"Itu bukan menjadi pembenaran ayah, bahwa ayah juga bersalah karena tidak memberitahu ku!!" Bentak Aurora keras tidak mau kalah.
"Voldemort akan menebas kepalamu dan seluruh keluarga ini. Terkutuklah dia." Gerutu Alex tidak jelas.
"Ucapan dan tindakan ayah menandakan ketakutan dan kelemahan." Ucap Aurora.
Alex menatap Aurora tajam, ia langsung saja berjalan cepat pada Aurora dan meraih bahu gadis itu. Dengan cepat Alex langsung mendorong putrinya sendiri Kedinding dengan keras.
"Ini bukan ketakutan ataupun kelemahan, tapi kecerdasan dalam mengatur strategi dan bertindak. Kau seharusnya mempelajari itu dari dalam Order dan Dumbledore Army." Ucap Alex dengan suara dingin mengancam.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐀𝐮𝐫𝐨𝐫𝐚 : 𝐀𝐧𝐝 𝐭𝐡𝐞 𝐄𝐧𝐝𝐥𝐞𝐬𝐬 𝐨𝐟 𝐋𝐨𝐯𝐞 [𝕯.𝕸]
FanfictionSeorang gadis Informan. Ditugaskan untuk memata-matai pemuda troublemaker, yang tak lain dan tak bukan adalah kekasihnya sendiri. Kesetiaan Aurora pada Orde of Phoenix dan Laskar Dumbledore membuat dirinya menjadi incaran sang pangeran kegelapan. ...