Keesokan harinya tiba saatnya untuk kembali ke rutinitas sehari-hari, pembelajaran telah dimulai. Dan pembelajaran pertama Aurora adalah rune kuno. Ketika istirahat jam makan siang dimulai, dirinya mulai mengeluh dengan tugas rune kuno yang begitu banyak.
"Tugas rune kuno sangatlah susah. Essay sepanjang empat puluh sentimeter dan menerjemahkan rune kuno yang harus di baca Rabu depan." Kata Aurora dengan pasrah.
"Untunglah aku tidak mengambil pelajaran itu. Aku punya waktu luang di jam sembilan. Sangat menyenangkan." Kata Hannah, Aurora mendengus pelan.
"Tunggu saja besok di PTIH!." Kata Aurora dengan sebal pada Hannah.
Istirahat makan siang telah usai dan kini Aurora melanjutkan pembelajarannya menuju kelas ramuan bersama profesor Slughorn. Hanya dua anak dari Hufflepuff yang berhasil ikut pelajaran ramuan tingkat Newt, yaitu Aurora dan juga Ernie Macmillan. Lelaki itu memang pintar walau terkadang dia agak congkak dan angkuh.
Mereka berjalan bersama menuju ruangan bawah tanah ke kelas ramuan.
"Kau nampak jauh lebih pendiam dari kemarin ?" Tanya Ernie.
"Hanya perasaanmu saja.." jawab Aurora.
"Umm aku tidak menyangka kau akan mengambil ramuan Erns." Sambung Aurora, jelas dia tengah mengalihkan pembicaraan.
"Yeah, menurutku ramuan lebih penting saat ini daripada satwa gaib. Benar kan ?" Ujar Ernie.
"Menurutku juga begitu." Jawab Aurora.
Kemudian mereka tiba di depan kelas, namun belum sempat mereka akan masuk, tubuh Ernie telah di dorong kesamping oleh theo, draco datang dan menarik tangan Aurora.
"Menyingkir darinya!" Kata Draco pada Ernie.
"Kau dengar itu. Menyingkir!" Ucap Theo garang pada Ernie.
Blaise dibelakang hanya menyeringai lalu ketiga anak Slytherin itu masuk kedalam kelas bersama Draco yang menggenggam tangan Aurora. Aurora menoleh menatap Ernie, ada wajah dendam dan amarah di wajah Ernie saat itu.
Ruang bawah tanah itu, sangat lain dari biasanya, sudah penuh aroma dan bau yang aneh-aneh. Aurora dan Draco mengendus-endus dengan tertarik ketika mereka melewati kuali-kuali besar bergelegak.
Kelas kali ini telah berisi dua belas murid, empat dari asrama Ravenclaw, tiga dari Slytherin, tiga dari Gryffindor dan dua dari Hufflepuff.
Draco membawa Aurora menuju meja para anak Slytherin yang telah duduk semeja, demikian juga anak-anak Ravenclaw. Sementara Harry, Ron, dan Hermione akan berbagi meja dengan Ernie.
Meja yang Aurora dan Draco duduki adalah meja paling dekat dengan kuali warna emas yang mengeluarkan aroma paling menggairahkan yang pernah dihirup Aurora.
Entah kenapa aroma itu mengingatkan Aurora dengan aroma buah apel kuat, bau kayu sapu terbang, dan aroma parfum mahal yang biasa tercium di tubuh Draco.
"Kau tidak perlu berlaku kasar pada Ernie." Kata Aurora pelan ketika profesor Slughorn melewati mejanya.
"Aku tidak suka ketika dia terus berada di sekitarmu." Jawab Draco sedikit kesal atau mungkin cemburu.
"Kau tidak perlu repot-repot kesal padanya hanya karena dia dekat denganku. Dia sudah punya hubungan dengan Susan, teman asramaku." Kata Aurora. Draco menatapnya. Dan mereka saling tersenyum. Draco menggaruk hidungnya dan mengelapnya.
"Love, kenapa bau Kuali itu seperti baumu?" Tanya draco pelan.
"Bauku ?, Memang apa yang kau cium?" Tanya Aurora dengan dirinya mulai tersenyum nyengir.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐀𝐮𝐫𝐨𝐫𝐚 : 𝐀𝐧𝐝 𝐭𝐡𝐞 𝐄𝐧𝐝𝐥𝐞𝐬𝐬 𝐨𝐟 𝐋𝐨𝐯𝐞 [𝕯.𝕸]
FanfictionSeorang gadis Informan. Ditugaskan untuk memata-matai pemuda troublemaker, yang tak lain dan tak bukan adalah kekasihnya sendiri. Kesetiaan Aurora pada Orde of Phoenix dan Laskar Dumbledore membuat dirinya menjadi incaran sang pangeran kegelapan. ...