Selama beberapa minggu kemudian hingga pertengahan Oktober, Aurora mulai menyadari bahwa profesor Dumbledore kini jarang sekali terlihat di meja makan para profesor. Bahkan Aurora tidak melihat keberadaan profesor Dumbledore selama beberapa hari belakangan.
Dirinya kini jarang memberi laporan apapun. Sebagai informan, Aurora harus memberi tau kepada profesor Dumbledore perihal informasi apapun yang ia peroleh, namun dirinya kini mulai jarang sekali mematuhi itu, Aurora terkadang lebih memilih menyimpan informasi itu bagi dirinya, contohnya adalah perubahan sikap yang draco tunjukkan, atau buku pangeran berdarah campuran milik Harry yang begitu mencurigakan.
Aurora juga bertanya-tanya dalam hati apakah kunjungan ke Hogsmeade ini masih diizinkan oleh para profesor, mengingat adanya langkah-langkah pengamanan yang begitu ketat di sekitar sekolah, namun Aurora senang karena ternyata rencana ini akan dilaksanakan. Selalu menyenangkan kalau bisa keluar dari lingkungan kastil selama beberapa jam.
Aurora terbangun pagi-pagi pada hari kunjungan ke Hogsmeade. Hari itu berbadai, dan Aurora melewatkan waktu sampai saat sarapan dengan membaca buku Pembuatan Ramuan Tingkat Lanjut.
"Hari ini kalian akan ke Hogsmeade kan ?" Tanya Aurora pada Hannah dan justin yang tengah bersantai duduk di kursi ruang bersama.
"Maaf Aurora, kurasa ini bukan waktu yang tepat untuk keluar dari kastil. Aku lebih baik disini." Jawab Hannah.
"Begitu juga denganku, maaf Aurora, tapi Death Eater tidak akan memberi kesempatan pada Muggle born sepertiku." Kata Justin.
"Baiklah, aku mengerti, kalau begitu aku akan pergi dengan anak lain. Umm..." Kata Aurora lalu tatapan matanya menelusuri tiap sudut ruangan mencari seseorang.
"Hannah, Justin, apa kalian melihat Leanne ?" Tanya Aurora.
"Sepertinya aku tadi melihatnya sudah pergi keluar bersama anak Gryffindor pagi-pagi sekali." Jawab Justin yang menatap Aurora.
"Aurora kau bisa pergi bersama Susan dan Ernie. Lagipula.." ucapan Hannah disela. Aurora menatap Hannah begitu lekat dengan tatapan 'Apa kau serius?'
"Yang benar saja, aku tidak akan pergi dengan mereka." Sela Aurora.
"Baiklah. Lebih baik aku cari anak lain saja." Sambung Aurora, sementara teman-temannya mengangguk mengerti.
Aurora keluar dari asrama Hufflepuff dan ia mulai berjalan melewati lorong gelap dengan cahaya remang-remang dari obor-obor di dinding. Langkahnya kini menuju ke tangga batu pualam arah aula depan. Hingga ketika dia sampai di belokan anak tangga spiral, dia berpapasan dengan Draco yang datang menuruni tangga sendirian.
Tatapan mata mereka saling beradu. Raut muka Draco seperti biasa nampak murung dan datar dengan wajah pucat tak biasa.
"Kau mau kemana?" Tanya draco dengan menatap pakaian yang Aurora kenakan. Jaket abu-abu panjang, syal yang terlilit di lehernya, sarung tangan yang telah terpasang dan topi baret musim dingin berwarna hitam yang menutupi rambut pirang tergerai kebelakang.
Aurora menaiki dua anak tangga mendekat pada Draco hingga akhirnya mereka berdiri berhadapan.
"Aku mau pergi ke.." kata Aurora disela.
"Love, bukankah aku sudah bilang kau harus tetap di kastil, tidak ada satupun tempat yang aman saat ini." Ucap Draco.
"Tapi Draco, aku benar-benar bosan didalam kastil terus menerus. Lagipula ada beberapa Auror yang bertugas di Hogsmeade." Kata Aurora. Draco menghela nafas panjang.
"Jika kau mau, kau bisa ikut bersamaku?, Atau sebagai ganti dari Hogsmeade, kau bisa mengajakku terbang lagi ?" Ujar Aurora tersenyum tipis dengan penuh harap.

KAMU SEDANG MEMBACA
𝐀𝐮𝐫𝐨𝐫𝐚 : 𝐀𝐧𝐝 𝐭𝐡𝐞 𝐄𝐧𝐝𝐥𝐞𝐬𝐬 𝐨𝐟 𝐋𝐨𝐯𝐞 [𝕯.𝕸]
FanfictionSeorang gadis Informan. Ditugaskan untuk memata-matai pemuda troublemaker, yang tak lain dan tak bukan adalah kekasihnya sendiri. Kesetiaan Aurora pada Orde of Phoenix dan Laskar Dumbledore membuat dirinya menjadi incaran sang pangeran kegelapan. ...