Dear Paman Hector,
Lima tahun telah berjalan di Hogwarts, dan untuk pertama kalinya aku berkesempatan berkirim surat denganmu dari sekolah. Paman, ku pikir aku bisa menangani semua hal dengan cara dan tanganku sendiri. Namun semua telah lepas dari kendali ku. Aku membutuhkan mu paman.
Kegundahan dan tanda tanya dalam diriku terus semakin besar setiap harinya. Aku tidak tau mengapa, ketika emosi dalam diri merasuki, dan akal sehat tak dapat berjalan beriringan. Rambut seputih salju, mata tajam layaknya elang dan kucing, atau kulit yang memucat tanpa sebab.
Ku harap kau mengerti maksudku.Dariku, Lara.
*
Menyadari ada sesuatu yang janggal pada dirinya sendiri. Aurora telah memutuskan untuk menanyakan hal itu pada pamannya 'Hector'. Aurora telah mengirimkan suratnya beberapa hari yang lalu, dan kini dia hanya tinggal menunggu surat balasan dari pamannya.
Teman-teman Aurora dari Gryffindor juga telah mengetahui hal itu. Sepertinya dinding Hogwarts memang memiliki telinganya masing-masing sehingga seluruh lapisan orang didalamnya akan tau.
Hermione menyarankan Aurora untuk tidak terlalu memikirkan hal itu. Benar apa yang dikatakan ayah Aurora, lebih baik biarkan saja dan lepaskan hal itu agar mengalir apa adanya dan bebas.
"Ini aneh." Ucap Ron.
"Apa maksudmu?" Tanya Hermione.
"Ya, Harry mendapat penglihatan, begitupula dengan Aurora. Dan lagi Aurora mengalami perubahan fisik seperti tonks yang bisa merubah warna rambut dan wujud." Ujar Ron.
"Ku pikir itu tidaklah sama seperti tonks. Aurora hanya berubah satu warna yang sama." Kata Hermione ragu.
"Apa hanya perasaanku atau apa, tapi aku merasa semua hal berita negatif terus berdatangan tiada henti. Kini aku bahkan harus latihan Oclumency dengan Snape yang membuatku benar-benar merasa lemah." Ucap Harry.
"Atau mungkin, memang Snape tidak mengajarimu dengan benar." Ujar Ron mendapat tatapan dari ketiga temannya.
"Well, mungkin Snape mencoba membuka ingatan Harry untuk you know who." Sambung Ron.
"Oh diam lah Ron, Snape bekerja untuk order." Kata Hermione kesal.
"Yeah. Tapi kita tidak pernah melihatnya benar-benar tobat kan" ujar Ron.
"Dumbledore mempercayainya Ron. Dan kita juga harus begitu." Kata Hermione lagi.
"Sudahlah, kalian benar-benar tidak membantu." Kata Harry yang memegangi area luka di keningnya yang berupa sambaran kilat.
"Aku punya saran untukmu harry, cobalah melatih pikiranmu agar tetap kosong, Kosongkan setiap ingatan dalam otakmu. Dan cobalah melawan serangan Snape itu. Jangan biarkan dia melihat isi memorimu. Kau bisa menangkis kutukan imperius tahun lalu, dan itu bisa kau implementasikan pada latihan Oclumency dengan Snape." Kata Aurora.
"Saran yang bagus Aurora. Tapi itu tidak mudah untuk dilakukan." Ujar Harry.
"Aku tau bagaimana rasanya harry. Karena aku juga pernah berlatih Oclumency dan Legilimens." Ucap Aurora mendapat pandangan terkejut dari teman-temannya.
....
Bulan Januari yang kelabu dan dingin kini telah berjalan begitu cepat. Tanpa disadari, bulan februari telah menyambut. Suhu Scotland mulai menghangat walau terkadang turun hujan. Cuaca tidak menentu saat ini, kunjungan ke desa Hogsmeade pun akan segera datang.
Aurora bersama justin dan lainnya menuruni tangga pualam dari kelas ramalan bersama profesor Trelawney. Ada dua guru yang tengah dalam masa uji coba, yaitu profesor Trelawney dan yang satu lagi sudah tentu adalah Hagrid.

KAMU SEDANG MEMBACA
𝐀𝐮𝐫𝐨𝐫𝐚 : 𝐀𝐧𝐝 𝐭𝐡𝐞 𝐄𝐧𝐝𝐥𝐞𝐬𝐬 𝐨𝐟 𝐋𝐨𝐯𝐞 [𝕯.𝕸]
FanfictionSeorang gadis Informan. Ditugaskan untuk memata-matai pemuda troublemaker, yang tak lain dan tak bukan adalah kekasihnya sendiri. Kesetiaan Aurora pada Orde of Phoenix dan Laskar Dumbledore membuat dirinya menjadi incaran sang pangeran kegelapan. ...