Ngambek

3.3K 270 12
                                    

Acara makan malam keluarga Danadiyaksa telah usai. Tiffany segera membereskan meja makan dibantu oleh para maid. Berbeda dengan ketiga laki-laki yang masih setia duduk di ruang makan, yaitu suami dan kedua anaknya tengah sibuk bermain ponsel masing-masing. Tak lama, Devian bangkit dari duduknya setelah mematikan Ipad-nya.

"Dad, Jeno ngga ada di kamarnya", ucap Devian.

"Apa maksudmu, Devian? Jeno baru aja pergi bilang mau ke kamar. Kamu juga masih di sini, gimana kamu tahu dia ngga ada di kamarnya?", ucap Danish.

"Cctv", jawab Devian.

"Mungkin Jeno masih otw kali. Mansion kita kan besar, makannya belum sampe kamar", jawab Jevier.

"Jeno bohong, dia ngga balik ke kamar. Tapi dia ada di depan ruangan kucingnya", jawab Devian lalu beranjak pergi meninggalkan ruang makan.

Mendengar hal itu membuat Danish segera mengecek cctv di iPad-nya. Raut wajahnya berubah dingin saat melihat putra bungsunya itu sedang berusaha melawan Johnny dan para bodyguardnya yang menghalanginya memasuki ruangan itu.

"Anak itu benar-benar susah sekali dibilangin", ucap Danish lalu berdiri hendak melangkah menuju tempat putra bungsunya berada.

Tiffany yang diam-diam mendengar percakapan mereka akhirnya bersuara. Ia takut putra bungsunya akan diberi hukuman setelah ini.

"Mas, mas mau kemana?!", tanya Tiffany khawatir takut putra kesayangannya itu nantinya akan dimarahi daddy-nya.

"Aku mau nyusulin Jeno. Udah tahu dia ngga boleh sembarangan masuk ke ruang itu! Itu bahaya buat dia, Tiffany", jawab Danish.

"Tapi mas.."

Belum sempat Tiffany melanjutkan ucapannya, Danish sudah meninggalkannya bersama Jevier. Tiffany akhirnya buru-buru menyusul sang suami.


Di depan ruangan kucing Jeno

"Bagus yah, udah mulai nakal lagi sekarang, Jevano Arsa Faresta Danadiyaksa?!"

Mendengar namanya dipanggil Jeno menghentikan aktivitasnya bersama Johnny dan para bodyguard yang ada di ruang itu. Dirinya takut jika sudah dipanggil dengan nama lengkap oleh kakaknya yang satu itu, berarti dia sudah membuat kakaknya marah.

"Kak, Dev?!"

"Ngapain di situ? Kenapa ngga ke kamar? Udah berani bohong? Pantas aja di temenin ke kamar ngga mau taunya kamu malah mampir ke sini", tanya Devian dengan nada dingin.

"Aku cuma mau lihat kucing aku, kak. Aku belum lihat dia dari kemarin. Kakak lihat kan, aku udah pakai masker sama sarung tangan berarti aku boleh masuk kan, kak? Plis, kali ini aja", jawab Jeno.

"Kembali ke kamar, Jeno", ucap Devian.

"Kak.. plis", ucap Jeno memohon.

"Kakak ngga suka kamu bohong, Jeno. Itu pelajaran buat kamu karena kamu udah berani bohong", jawab Devian.

Terdengar suara lift terbuka, lalu keluarlah Danish, Jevier, dan Tiffany.

"Jeno, ngapain kamu di sini? Bukannya tadi mommy sudah menyuruhmu istirahat di kamar? Kenapa malah di sini?!", ucap Danish dingin.

"Maaf tuan, saya sudah mengajak tuan muda ke kamarnya, tapi tuan muda Jeno tidak mau dan memaksa meminta masuk ke ruang ini, tuan", ucap Johnny.

"Dad, aku cuma mau lihat kucing sebentar habis itu aku pasti balik ke kamar. Aku janji", ucap Jeno.

"Ngga ada lihat kucing malam ini!", ucap Danish.

"Daddy..", Jeno mulai merayunya dengan matanya yang berkaca-kaca menambah kesan imut di wajahnya. Ah, sungguh Danish ingin sekali mencubit pipi anak itu.

The Little Angel✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang