Di ruang rawatnya, kini Jeno sedang berbaring sambil sesekali melirik kakak keduanya yang duduk di sebelahnya. Kakaknya duduk sambil menunduk. Entah ada apa dengan kakaknya yang satu itu. Tidak biasanya kakaknya itu mau datang menjenguknya setelah beberapa masalah datang menghampiri belakangan ini.
"Mau apa lu ke sini?! Kalo lu ke sini cuma buat nambah masalah baru dan bikin Jeno drop lagi mending lu balik aja deh", ucap Devian.
"Kakak.. udah biarin dulu Jev bicara sama adek. Mungkin Jev mau memperbaiki hubungannya sama adek", ucap Danish.
"Tapi setelah apa yang Jev lakuin ke adek beberapa hari belakangan ini, Dev jadi ngga bisa percaya kalo Jev ngga bakal macem-macem lagi sama Jeno, dad", ucap Devian.
"Gua ke sini bukan buat nyari ribut, kok. Gua ke sini cuma mau balikin ini", ucap Jevier lalu melepas Hoodie yang di pakainya lalu menyerahkannya pada adiknya dan hanya menyisakan kaos putih polosnya yang melekat di badannya.
"Maksud lu apa? Balikin? Lu pinjem Hoodie punya Jeno?", ucap Devian.
Jevier tidak menjawab pertanyaan kakaknya. Ia melirik adiknya sebentar lalu melanjutkan bicaranya.
"Gua mau balikin ini. Sorry, gua udah sempet buang Hoodie-nya waktu itu. Tapi gua pikir sayang aja kalo dibuang karena masih baru. Gua udah pake Hoodie-nya. Gua rasa gua udah ngga butuh ini lagi", ucap Jevier.
Jeno lalu menerima Hoodie yang diberikan Jevier padanya. Jeno senang hadiah darinya dipakai kakaknya hari ini. Tapi, ia sedih kakaknya sempat membuangnya dan sekarang malah dikembalikan lagi padanya. Apa kakaknya tidak menyukai hadiahnya? Kalau memang kakaknya itu tidak suka, biarkan saja disimpan atau kalau memang tidak mau menyimpannya, lebih baik kakaknya membuangnya tanpa sepengetahuannya. Dari pada ia harus menerima kembali hadiah yang sudah ia beri untuk kakaknya. Ia merasa tidak dihargai.
Setelah menyerahkan Hoodie-nya pada Jeno, Jevier beranjak dari tempat duduknya.
"Mau ke mana lagi, Jev?", tanya Danish.
"Pulang", ucap Jevier.
"Kamu ngga pengen temenin Jeno dulu? Kamu juga belum jenguk adek kan dari kemarin?", ucap Danish.
"Udah ada kak Dev sama daddy di sini. Aku rasa aku ngga perlu ada di sini", ucap Jevier lalu pergi dari kamar rawat Jeno.
"Jevier!", panggil Devian sedikit berteriak memanggil Jevier. Namun, Jevier tidak mengindahkan panggilannya.
Setelah Jevier pergi dari ruang rawatnya, Jeno lalu meremat Hoodie yang ada di tangannya. Ia lalu memeluk Hoodie itu dan kemudian air matanya keluar begitu saja dari mata sipitnya.
"Dek? Kamu kenapa?! Kenapa nangis? Kasih tahu kak Dev apa ada yang sakit?", ucap Devian.
"Jeno, ada apa nak? Apa kamu sedih kak Jev pulang? Nanti daddy minta kak Jev balik ke sini, ya?", ucap Danish.
"Ngga usah, dad", ucap Jeno.
"Tapi kamu kenapa nangis? Bilang sama daddy apa yang bikin kamu nangis?", ucap Danish.
"Hiks.. ini hadiah yang aku kasih buat kak Jev, dad. Kak Jev ngga suka sama hadiahnya, yah? Kenapa dibalikin", ucap Jeno sambil menangis.
Tidak tahukah kakaknya itu dengan ia mengembalikan barang yang ia beri, malah semakin membuat hatinya sakit. Untuk ke sekian kalinya, ia merasa dikecewakan lagi. Ia kira kakaknya ke sini karena memang ingin menjenguknya atau sekadar menanyakan kabarnya karena sejak kemarin mereka belum sempat bertemu.
Jeno kira kakaknya datang untuk memperbaiki hubungannya dengannya karena sejak beberapa hari lalu hubungan keduanya sedang tidak baik. Tapi ternyata, harapannya dijatuhkan lagi. Kenapa kakaknya itu tidak mau mengerti. Ia sangat berharap kakaknya kembali seperti dulu. Ia menginginkan kedamaian di sini.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Little Angel✓
Teen FictionDILARANG PLAGIAT!!! ❌ (𝐿𝐸𝑁𝐺𝐾𝐴𝑃 !!) "Daddy emang punya segalanya, semuanya Daddy bisa beli. Tapi apa Daddy bisa beli apa yang aku butuhin? Aku ngga butuh mobil mewah keluaran terbaru, aku ngga butuh kapal pesiar, aku ngga butuh itu semua!". ...