Hari persidangan

1.5K 141 18
                                    

Sudah hari ke-3 Jeno dirawat di rumah sakit. Masker oksigen yang terpasang di hidung dan mulutnya kini telah diganti dengan nassal canula. Selama tiga hari itu, ia hanya mau bertemu dengan Tiffany. Ia tidak mau bertemu dengan daddy dan juga kakaknya. Namun, Johnny dan beberapa bodyguard suruhan daddy-nya tetap menjaga ruangannya di luar.

Remaja tampan itu sedang duduk bersandar dengan bantal yang menyanggah punggungnya di ranjang pesakitan. Ia hanya seorang diri di ruang rawatnya. Ia melamun sambil melihat ke arah kaca jendela ruang rawatnya. Ia melihat awan hari ini sangat cerah. Seakan awan itu sedang menyambut harinya pagi ini. Namun, berbeda dengan hati dan pikirannya yang sedang sangat kacau. Dunia baginya telah redup dan mati.

Ia lalu melepas nassal canula yang terpasang di hidung mbangirnya itu. Ia menarik nafasnya dalam dan menghembuskannya perlahan. Setelah itu, ia melepas kabel yang menempel di dadanya dan melepas selang infus yang tertancap di tangan kirinya. Ia turun dari ranjangnya dan berjalan tertatih menuju kamar mandi. Ia mencuci mukanya dan menggosok giginya. Kamar mandinya sangat lengkap dengan alat-alat mandi. Bahkan ruang rawatnya itu terdapat dapur dan ruangan lain yang lengkap dengan fasilitas yang ia butuhkan selama dirawat di rumah sakit. Ruang rawat miliknya itu sudah seperti rumah kedua untuknya. Setelah itu, ia mengambil jaketnya yang berada di lemari khusus ruang rawatnya lalu memakainya. Setelah itu, ia berjalan pelan keluar dari pintu ruang rawatnya sambil memegang perutnya. Ia berjalan sambil sesekali menarik nafasnya dan menghembuskannya lewat mulutnya. Baru jalan sebentar saja rasanya kepalanya pusing dan dadanya sesak.

Saat ia membuka pintu ruang rawatnya, ia melihat Johnny dan beberapa bodyguard terlihat berbaris di depan ruangannya. Mereka semua melihat ke arahnya.

"Selamat pagi, tuan muda", ucap mereka kompak sambil membungkukkan badannya ke arah Jeno.

Jeno tidak menjawab sapaan selamat paginya. Tangan kirinya memegang perutnya, sedangkan tangan kanannya memegang tembok dekat pintu ruang rawatnya. Ia terlihat menutup matanya guna menahan sakit di kepalanya. Ia lalu berjalan perlahan sambil tangannya memegang pada tembok. Para bodyguard yang berjaga hendak membantunya, namun ia menolaknya.

"Jeno, kamu mau ke mana?", tanya Johnny.

Jeno tidak menjawab pertanyaan Johnny. Ia lalu duduk di kursi tunggu depan ruang rawatnya. Perutnya terasa kaku dan nyeri. Ia tidak bisa melanjutkan jalannya lagi.

"Ssshhh....", ringis Jeno sambil memegangi perutnya. Ia ingin menekannya kuat tapi dokter Hendra selalu bilang bahwa itu malah akan semakin menambah sakitnya. 

"Jeno, sebaiknya kamu kembali ke ruang rawatmu. Istirahat. Saya akan panggilkan suster untuk menyuapi kamu sarapan. Sekarang sudah jam 08.47 pagi dan kamu belum sarapan", ucap Johnny.

"Kak.. antar aku ke sekolah hari ini", ucap Jeno.

"Tidak, Jeno. Kamu belum boleh berangkat sekolah hari ini. Kamu masih sakit", ucap Johnny.

"Kak, tolong aku.. aku pengen ketemu temen-temenku di sekolah", ucap Jeno.

"Nanti saja teman-teman kamu yang suruh ke sini jenguk kamu. Kamu ngga usah berangkat ke sekolah", ucap Johnny.

"Kak.. tolong, aku pengennya sekarang, kak. Aku butuh teman sekarang", ucap Jeno.

"Saya yang akan jadi teman untuk kamu, Jeno. Kamu masih harus dirawat di sini", ucap Johnny.

"Nanti setelah pulang aku pasti langsung minta kak Johnny antar ke sini lagi, kak. Aku ngga minta mampir-mampir lagi, kok. Aku janji", ucap Jeno.

"Tapi, kamu masih sakit. Nanti kalau terjadi sesuatu di sekolah bagaimana?", tanya Johnny.

"Kak, tolong Jeno. Sekali ini saja.. Jeno mohon antar Jeno ke sekolah hari ini", ucap Jeno.

Johnny tidak tega melihat tuan mudanya sampai memohon padanya. Ia akhirnya menuruti perintah tuan kecilnya itu. Jeno lalu dibantu menaiki kursi rodanya dan pergi ke sekolah masih menggunakan baju pasien. Ia hanya membalut luarnya dengan jaket hitamnya. Saat di perjalanan, Johnny menelepon salah satu bodyguard bodyguard yang berjaga di mansion untuk ke sekolah Jeno membawakan tas sekolah dan buku mata pelajaran hari ini.

The Little Angel✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang