Siang itu, Danish dan Devian sedang dalam perjalanan menuju rumah sakit tempat Jeno dirawat. Mereka sengaja pulang cepat karena Tiffany memberitahu mereka melalui teleponnya, bahwa Jeno ingin segera pulang ke mansion. Tentu saja Danish dan Devian belum mengizinkan Jeno untuk pulang dalam waktu dekat. Mereka khawatir dengan kondisi Jeno yang memang belum bisa dikatakan sepenuhnya baik. Kondisi tubuh Jeno yang masih naik turun, membuat Danish dan Devian ragu untuk membiarkan Jeno untuk pulang ke mansion.
Saat mereka sampai di rumah sakit, mereka langsung menuju ke ruangan Jeno. Di ruangan itu ternyata sudah ada semua anggota keluarganya, kecuali mereka berdua yang baru saja pulang dari kantor. Opa dan oma sudah berada di sana. Begitu juga dengan Jevier yang sudah pulang dari kegiatan kuliahnya di kampus.
Begitu mereka sampai di ruang rawat Jeno, mereka melihat Jeno sedang duduk di atas ranjangnya dengan oma yang sedang mengompres punggungnya dan Tiffany yang memijit tangannya. Mereka juga melihat Jevier yang sedang memijit kaki Jeno. Jeno duduk sambil meringis kesakitan.
"Adek kenapa, mom?!", ucap Devian.
"Adek habis muntah. Baru aja adek makan padahal. Dari tadi siang ngga mau makan. Tadi pagi cuma minum susu coklat, itu juga ngga habis. Jam 1 siang harusnya dokter Fadil ke sini buat periksa adek. Soalnya adek kan minta pulang terus. Tapi malah adek ketiduran sampai jam 2. Dokter Fadil belum jadi periksa adek karena takut ganggu adek lagi istirahat dulu. Terus adek bangun-bangun minta makan katanya perutnya sakit, baru masuk 4 suap malah dimuntahin lagi. Terus adek bilang perutnya sakit sama badannya sakit semua", ucap Tiffany.
"Sudah ada dokter yang ke sini?", ucap Danish khawatir.
"Sudah, dokter Fadil tadi sudah sempat ke sini buat periksa sebentar. Katanya nanti balik lagi", ucap Tiffany.
"Ssshh.. sakit semua, daddy.. gimana ini..", rintih Jeno.
"Iya, dek. Tunggu sebentar, nanti dokter Fadil ke sini lagi. Sabar, ya? Mana yang sakit daddy pijitin, ya?", ucap Danish.
"Semuanya, dad! Jeno bilang semuanya..", ucap Jeno.
"Sebentar sayang, nanti opa mintakan dokter Fadil buat segera ke sini, ya?", ucap opa.
"Ngga mau! Nanti pasti disuntik lagi! Jangan dipanggil!", ucap Jeno.
"Engga, dek. Ngga disuntik, kok", ucap Tiffany menenangkan.
Suara pintu dibuka, menampilkan dokter Fadil, dokter Juan, dan dokter Hendra memasuki ruang rawat Jeno.
"Akhirnya datang juga! Dari mana saja kalian?! Cucuku kesakitan kalian malah hilang?!", ucap opa.
"Mohon maaf, tuan", ucap dokter Hendra.
"Cepat kerjakan tugas kalian! Hentikan sakitnya! Jangan biarkan cucuku kesakitan seperti itu!", ucap opa.
"Mohon maaf, tuan. Tapi itu sudah menjadi gejala yang dirasakan Jeno. Butuh waktu dan proses untuk menghentikan rasa sakitnya", ucap dokter Fadil.
"Kami akan berusaha, tuan. Kami akan periksa Jeno dulu", ucap dokter Juan.
Setelah itu, mereka mulai memeriksa Jeno dan menanyakan keluhan apa saja yang dialami Jeno. Sebelum itu,
dokter memerintahkan untuk Jeno ditinggal sendiri di ruangan itu, namun Jeno menolaknya. Jeno meminta untuk keluarganya menemaninya. Akhirnya, Jeno tetap diperiksa dengan ditemani seluruh keluarganya di dalam. Hanya saja, mereka melihatnya tidak terlalu dekat karena mereka memberi ruang untuk dokter memeriksa Jeno."Jeno baring dulu, ya?", ucap dokter Fadil.
"Tapi sakit..", lirih Jeno.
"Pelan-pelan, kak Juan bantu", ucap dokter Juan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Little Angel✓
Fiksi RemajaDILARANG PLAGIAT!!! ❌ (𝐿𝐸𝑁𝐺𝐾𝐴𝑃 !!) "Daddy emang punya segalanya, semuanya Daddy bisa beli. Tapi apa Daddy bisa beli apa yang aku butuhin? Aku ngga butuh mobil mewah keluaran terbaru, aku ngga butuh kapal pesiar, aku ngga butuh itu semua!". ...