Suasana di depan ruangan bertuliskan ruang operasi kini terasa menegangkan. Tiffany menangis duduk bersama suaminya di depan ruang operasi menunggu dokter keluar memberi kabar baik bahwa putranya baik-baik saja.
"Tiffany.. jangan menangis. Jeno pasti baik-baik saja", ucap Danish.
"Baik-baik saja mas?! Apa setelah kamu lihat dia yang kaya gitu sampai masuk ke ruang operasi kamu masih bilang ini baik-baik saja?! Ngga ada kalimat baik-baik saja untuk Jeno! Aku kecewa, aku sakit hati Jeno digituin! Kamu ngerti ngga sih perasaan aku!", ucap Tiffany.
"Maaf, Tiffany. Tapi kita kan belum tahu kebenaran yang pasti seperti apa. Bisa saja pelakunya bukan Jevier", ucap Danish.
"Kamu memang benar mas, memang belum ada kepastian Jevier yang melakukannya. Tapi setelah apa yang dilakukan Jevier pada Jeno sebelumnya, bukan tidak mungkin jika Jevier juga melakukan kekerasan lain pada Jeno, kan? Mereka pergi hanya berdua. Kalau memang ada yang memukuli Jeno saat mereka pergi bersama, kenapa Jevier diam saja?! Dia bilang mengajak Jeno ke cafe, tapi Johnny bilang mereka berada di tempat di mana lokasi itu jauh dari cafe. Berarti Jevier bohong kan soal dia ke cafe? Dia merekayasa seolah-olah dia habis dari cafe bersama Jeno biar aku percaya kalo mereka beneran baikan. Tapi kenyataannya, Jevier membawa Jeno ke tempat sepi dan memukulinya di sana. Jeno pasti diam saja tidak cerita karena dia takut mungkin Jevier mengancamnya", ucap Tiffany sambil menangis.
Danish mendengarkan istrinya bicara, dan menurutnya memang mungkin itu kebenarannya.
"Mas, kalau memang Jevier membenciku, kenapa harus Jeno yang menjadi korban di sini?! Kenapa dia tega mencelakai adiknya sendiri. Ini semua gara-gara kamu, mas! Kamu yang minta aku untuk merahasiakan ini dari Jevier, sekarang kamu yang harus bertanggung jawab! Aku ngga terima kalo harus putraku yang selalu jadi pelampiasan atas kesalah pahaman Jevier!", ucap Tiffany.
"Tiff...", ucap Danish memegang bahu istrinya untuk menenangkan istrinya yang sedang menangis.
"Jangan sentuh! Selama ini aku sudah sabar dan ikhlas menerima semuanya, mas. Tapi kalau Jeno yang harus selalu di giniin aku ngga bisa diam saja! Aku sudah merawat Devian dan Jevier seperti putraku sendiri, tapi kenapa Jevier lakukan ini pada Jeno? Apa perhatian dan kasih sayang yang aku beri untuk dia masih kurang? Aku bahkan sudah menyayangi dia seperti putraku sendiri. Tapi dia melukai putraku yang lain", ucap Tiffany.
"Aku minta maaf, Tiffany. Aku akan pulang bertemu Jevier setelah aku tahu kabar dari dokter soal Jeno. Aku harus mendapat penjelasan dari Jevier", ucap Danish.
Tak lama setelah itu, suara panggilan telfon berbunyi dari ponsel Danish.
"Halo, pah?", ucap Danish.
"Bisa-bisanya Jeno dioperasi kamu tidak bilang papah?!", ucap opa dari seberang telepon.
"Maaf, pah. Aku belum sempat. Papah tahu dari mana?", ucap Danish.
"Kamu lupa papah pemilik rumah sakit itu?! Tentu papah tahu karena mengecek laporan data pasien apalagi Jeno pasien utama yang selalu papah cek. Kenapa sampai dioperasi?!", ucap opa.
"Aku juga belum tahu jelasnya, pah. Aku baru pulang dari luar kota. Tiba-tiba Jeno muntah darah dan dokter bilang dia harus dioperasi karena lambungnya robek akibat kena pukulan diperutnya. Aku ngga tahu siapa yang mukul dia sampai separah ini. Jeno juga sepertinya merahasiakan hal ini dari aku dan Tiffany", ucap Danish.
"Kalau sampai papah tahu siapa yang udah pukul cucu kesayangan papah, papah ngga akan ampuni orang itu! Kabari lagi soal perkembangan Jeno nanti ke papah. Papah tunggu", ucap opa.
"Iya, pah", ucap Danish lalu menutup panggilan teleponnya.
"Gimana kalau ternyata yang pukul benar Jevier, pah. Apa yang akan papah lakukan padanya? Sedangkan Jevier juga cucu papah, kan?", ucap Danish dalam hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Little Angel✓
Teen FictionDILARANG PLAGIAT!!! ❌ (𝐿𝐸𝑁𝐺𝐾𝐴𝑃 !!) "Daddy emang punya segalanya, semuanya Daddy bisa beli. Tapi apa Daddy bisa beli apa yang aku butuhin? Aku ngga butuh mobil mewah keluaran terbaru, aku ngga butuh kapal pesiar, aku ngga butuh itu semua!". ...