Mobil putih yang ditumpangi Jeno mulai terparkir di halaman mansion. Jeno turun dari mobil diikuti Johnny. Saat tiba di dalam mansion, dirinya sudah disambut manis oleh Tiffany. Saat Tiffany ingin memeluk Jeno seperti biasa yang ia lakukan tiap kali Jeno pulang sekolah, Jeno malah menolak untuk dipeluk. Tiffany tentu saja heran mengapa putranya itu tiba-tiba saja tidak mau dipeluk. Apa ia membuat kesalahan pada putranya itu?
"Jeno, kamu kenapa? Ngga biasanya ngga mau dipeluk mommy?", ucap Tiffany.
"Aku udah gede, mom. Aku malu", jawab Jeno.
"Loh, kamu malu sama siapa sayang? Di sini kan cuma ada mommy sama kak Johnny. Bi Inah juga lagi masak di dapur. Daddy sama kakak belum pulang. Biasanya juga dilihatin ngga malu", ucap Tiffany.
"Ya tapi sekarang aku malu, mom", jawab Jeno lalu meninggalkan Tiffany dan Johnny yang masih bingung dengan sikap Jeno yang berbeda hari ini.
"Johnny, kamu tahu ngga Jeno kenapa? Apa ada masalah di sekolahnya?", ucap Tiffany.
"Saya tidak tahu, nyonya. Pulang sekolah tadi juga tuan muda menolak saya bawakan tasnya", jawab Johnny.
"Ok, kalo gitu kamu boleh istirahat dulu. Kamu pasti capek seharian jagain Jeno. Nanti kalau saya ada perlu sama kamu, baru kamu saya panggil", titah Tiffany.
"Baik, nyonya. Terimakasih. Kalau begitu saya permisi", jawab Johnny lalu meninggalkan majikan perempuannya itu.
Tiffany lalu pergi menuju kamar Jeno. Terdengar suara air kamar mandi di kamar Jeno mengalir, menandakan seseorang sedang ada di dalam.
"Jeno? Kamu di dalam sayang?", tanya Tiffany sambil mengetuk pintu kamar mandi.
"Iya mom, lagi mandi nih! Kenapa?", sahut Jeno dari dalam.
"Ya udah terusin dulu mandinya! Jangan lama-lama ya, dek!", ucap mommy.
"Iya, mommy-ku yang cantik!", jawab Jeno lagi.
Tiffany tersenyum mendengar jawaban dari putra kesayangannya itu. Manis sekali, pikirnya. Tiffany lalu mengambilkan baju untuk Jeno pakai setelah mandi.
Kini Jeno telah keluar dari dalam kamar mandi, masih mengenakan bathrobe.
"Udah selesai mandinya? Sinih mommy keringin rambutnya", ucap Tiffany.
"No! Jangan mom!. Aku bisa sendiri", ucap Jeno.
"Tumben banget? Kamu kenapa sih? Ngga biasanya kamu kaya gini. Biasanya malah kamu yang minta mommy keringin rambutnya tiap kali kamu selesai mandi. Kamu kenapa? Marah sama mommy? Hm?", tanya Tiffany heran.
"Engga, mom. Aku ngga marah sama mommy. Aku cuma mau itu, ah aku mau latihan mandiri, mom. Aku kan udah besar, aku udah bisa apa-apa sendiri. Ngga usah dibantu-bantu terus lah. Apalagi aku ini kan laki-laki", ucap Jeno.
"Gitu? Emang anak mommy ini udah besar? Masa sih?", ucap Tiffany meledek.
"Ya iya lah, aku aja sekarang udah 17 tahun, mom. Udah bukan anak kecil lagi. Mendingan mommy keluar sekarang, duduk manis baca majalah kek apa ngapain rebahan sore juga boleh. Aku mau ganti baju dulu", ucap Jeno.
"Hmm.. ya udah mommy turun duluan ya", ucap Tiffany, lalu melangkah pergi meninggalkan kamar Jeno.
"Ok, mom", ucap Jeno.
Jeno langsung buru-buru menutup pintu kamarnya. Lalu memakai baju yang sudah disiapkan Tiffany. Setelahnya, baru dia keluar dari kamarnya. Ia turun untuk menonton tv di ruang keluarga sembari menunggu kakak dan daddy-nya pulang. Saat dirinya tengah asyik menonton tv, datanglah Jevier yang baru saja pulang dari kampusnya. Jevier menghampiri Jeno yang masih asyik menonton tv acara favoritnya, sampai ia tidak sadar dengan kedatangan kakak keduanya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Little Angel✓
Ficção AdolescenteDILARANG PLAGIAT!!! ❌ (𝐿𝐸𝑁𝐺𝐾𝐴𝑃 !!) "Daddy emang punya segalanya, semuanya Daddy bisa beli. Tapi apa Daddy bisa beli apa yang aku butuhin? Aku ngga butuh mobil mewah keluaran terbaru, aku ngga butuh kapal pesiar, aku ngga butuh itu semua!". ...