Sirine mobil ambulance dan mobil polisi terdengar jelas di sepanjang jalan. Di dalam mobil ambulance itu, terdapat seorang remaja yang terbaring lemah sambil menutup matanya rapat. Di samping kanannya kirinya terlihat ada dokter dan rekan medisnya yang tengah menanganinya dengan membiarkan remaja itu bertelanjang dada dan dipasangkan masker oksigen di hidung dan mulutnya. Di samping kanannya juga terdapat kedua orang tuanya yang setia menggenggam tangannya sambil mengelusnya pelan di dalam mobil itu. Di belakang mobil ambulance itu juga terdapat banyak mobil hitam dengan di barisan paling depan, yaitu mobil yang di tumpangi opa, oma, Devian, dan Jevier. Sedangkan mobil lain terdapat para bodyguard Danish yang mengikuti bersama mobil polisi.
"Hiks.. Jeno.. jangan tinggalin mommy, sayang.. hiks..", ucap Tiffany sambil menangis.
"Jeno.. Jeno anak kesayangan daddy yang paling hebat, kan? Jeno ini putra daddy yang kuat, kan? Jeno harus bisa bertahan, nak.. Jangan tinggalkan daddy. Jeno itu anak yang penurut, kan? Jangan nakal, dek. Jeno harus tetap di sini sama daddy dan mommy", ucap Danish. Hatinya sungguh sakit melihat putranya dengan keadaan seperti ini. Ia tidak tahu apa putranya masih bisa bertahan atau tidak. Ia takut sekali putranya meninggalkannya. Ia tidak bisa hidup tanpa putra kesayangannya itu.
"Ini sungguh suatu mukjizat, om. Jeno masih bertahan. Dia menunggu kita menyelamatkan dia. Padahal, jika dilihat dari kondisinya, sangat kecil untuk dia bisa bertahan. Apalagi dengan kondisi jantungnya yang memang sudah tidak baik-baik saja. Tapi dia masih bisa bertahan meskipun kondisinya sangat lemah", ucap dokter Juan.
"Dia putraku. Dia sangat menyayangi keluarganya. Dia pasti masih mau disayang lebih lama. Dia menolak pergi. Putraku masih mau tetap di sini. Dia, malaikat kecilku. Terimakasih Tuhan, sudah melindungi malaikat kecil kami", ucap Danish dalam hati.
Sesampainya di rumah sakit, Jeno segera dipindahkan ke atas brankar rumah sakit. Di sana, ada dokter Hendra dan dokter Fadil yang sudah menunggunya. Mereka lalu segera mendorong brankar Jeno dengan beberapa rekan medis lainnya. Sedangkan keluarganya ikut menyusul berlarian di belakangnya mengikuti dokter yang mendorong brankar Jeno menuju ruang IGD.
Dokter Hendra segera menahan Tiffany yang ingin memaksa masuk ke dalam ruangan itu menemani putranya.
"Maaf, nyonya. Sebaiknya nyonya tunggu di luar dulu", ucap dokter Hendra.
"Hiks.. aku harus temani Jeno di dalam.. dia pasti kesakitan.. dia pasti takut sendirian di dalam.. dia butuh mommy-nya..hiks..", ucap Tiffany.
"Mom, sebaiknya kita tunggu dulu dokter periksa adek", ucap Devian.
"Hiks.. tapi adek gimana, kak? Hiks.. adek butuh mommy.. hiks.. adek pasti kedinginan.. mommy harus temani adek.. hiks..", ucap Tiffany.
"Tiffany, kamu yang tenang. Kasihan Jeno. Dia pasti sedih lihat kamu nangis. Percaya sama aku, Jeno itu anak kita yang kuat. Dia pasti bisa bertahan untuk kita. Sebaiknya kita do'akan dia di sini. Biarkan dia ditangani dulu", ucap Danish.
"Tolong selamatkan putraku, hiks.. jangan biarkan dia pergi dariku.. hiks..", ucap Tiffany.
"Kami pasti akan berusaha melakukan yang terbaik untuk Jeno", ucap dokter Hendra.
"Lakukan saja apapun untuk putraku, Hendra. Tolong selamatkan dia. Aku sangat percaya padamu", ucap Danish.
"Pasti, tuan", ucap dokter Hendra lalu menutup pintu ruang IGD.
Di dalam ruangan itu, Jeno tengah di periksa oleh para dokter dan para medis yang biasa menanganinya itu. Dokter Juan dan dokter Fadil terlihat sibuk membersihkan beberapa luka yang ada di wajah Jeno dan beberapa luka lain di tubuh Jeno.
"Lukanya banyak sekali. Lukanya lembab karena sudah terendam air cukup lama", ucap dokter Juan.
"Kita harus menjahit beberapa lukanya", ucap dokter Fadil.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Little Angel✓
Novela JuvenilDILARANG PLAGIAT!!! ❌ (𝐿𝐸𝑁𝐺𝐾𝐴𝑃 !!) "Daddy emang punya segalanya, semuanya Daddy bisa beli. Tapi apa Daddy bisa beli apa yang aku butuhin? Aku ngga butuh mobil mewah keluaran terbaru, aku ngga butuh kapal pesiar, aku ngga butuh itu semua!". ...