Setelah Jeno membayar tagihan makanan dan minuman dengan kartunya, mereka bertiga, Jeno, Haechan, Ryujin meninggalkan Jaemin yang masih berada di kedai makanan tersebut karena ada mata kuliah yang mesti di hadiri setelah jam makan siang.
Jaemin yang hendak ditinggalkan sendiri di sana, terlihat santai dan tersenyum saat Ryujin melambaikan tangan padanya dengan senyum lebarnya itu.
Namun tanpa Jaemin ketahui, tak jauh dari sana ada seseorang mengamatinya dengan pandangan yang tidak bisa dibaca.
"Ayo, kita pergi" Ucap seseorang membuat dirinya menoleh.
"Oh" Sahutnya.
Jaemin yang masih ingin tetap di sana menyendiri, berpindah tempat duduk agak memojok mengambil minumannya yang belum habis, dan duduk meringkuk di kursi bermejakan yang lebih kecil. Makanan yang hanya diaduk saja tidak disantap olehnya, ditinggalkan begitu saja.
Bahkan Ia yang biasanya memiliki perdebatan dengan Haechan mengenai game ataupun makanan, kali ini tidak ada. Ia resah atau mungkin sedih, karena mobil kesayangannya disita. Atau ada hal lainnya yang membuat dirinya resah selain mobil.
'Ah eomma' pikir Jaemin
Saat ia melihat ponselnya yang menampilkan notifikasi dari ibunya yang mengiriminya pesan bahkan menelponnya namun tidak diangkat olehnya.
"Mianhae, eomma" Ucap Jaemin
Lalu Jaemin membenamkan wajahnya di lengannya sebagai tumpuan.
Jeno, Haechan, dan Ryujin yang telah menaiki lift, telah sampai di lantai tiga, tempat di mana kelas mereka berada. Dosen terlihat sudah berada di kelas hendak memulai perkuliahannya.
Kira-kira tiga jam berlalu, hari sudah mulai sore, Jaemin yang tidak berniat menghadiri kelas, mengisi waktunya yang terbuang dengan memainkan game di ponselnya hampir kurang lebih dua jam, yang satu jamnya ia habiskan untuk merenung apakah ia akan masuk kelas atau tidak. Akhirnya Jaemin memutuskan untuk tidak hadir di kelasnya hari ini.
Ia jenuh dan lelah mendengar nasihat yang berujung omelan selama dua minggu di rumahnya, termasuk mendengarkan ceramah dosen mengenai perkuliahan yang masih bisa dipelajarinya di rumah. Sekarang bayangannya berkuliah tidak lah seindah pikirannya di awal. Baginya kehidupan perkuliahan seperti mimpi buruk untuknya. Semuanya terasa menyebalkan untuk dilakukan.
Haechan:
Jaem, minum yok?
Jaemin;
Gak dlu.
Haechan:
Yah kenapa?
Jaemin:
Balik lah gue. Pengen cepet pulang. Capek banget hari ini.
Haechan:
Oh oke dah klo gitu
Jaemin:
Y
Larut sore itu, Haechan mengirimi pesan pada Jaemin untuk pergi minum bersama dengan lainnya termasuk Jeno dan Ryujin. Namun Jaemin menolak ajakan Haechan. Jaemin membalas pesan dari Haechan dan berkata ia tidak mau ikut dan ingin pulang cepat.
Haechan mendengus keras yang membuat Jeno menoleh pada Haechan.
"Gimana? " Tanya Jeno
"Gak ikut katanya. Mau pulang cepet" Ucap Haechan dengan nada malas.
"Dasar si paling pengen sendiri" Ucap Jeno yang merasa sudah tidak aneh lagi dengan Jaemin yang tidak suka ikut pergi keluar dan lebih memilih berdiam diri di rumah.