Setelah 35 menit menempuh perjalanan, akhirnya Jaemin dan Jaehyun memutuskan untuk berbicara empat mata di sebuah cafe yang lumayan lenggang karena hari sudah cukup malam.
"Ada saran? " Tanya Jaehyun setelah menceritakan perihal permasalahannya mengenai pemeran pengganti.
Jaemin menggeleng "Jaemin gak tau. Temen yang dikenal paling Jeno, Haechan, Ryujin" Ucap Jaemin seingatnya
"Oh Ada Renjun juga sama Yangyang" Ujar Jaemin sambil menepuk tangannya
"Eh tapi kayaknya gak deh" Geleng Jaemin setelahnya.
"Mustahil Hyung kita dapet pemeran pengganti yang ganteng jago akting dalam waktu dekat" Ucap Jaemin tengah berpikir dengan pandangan menerawang.
"Ok thanks Jaemin ah" Ucap Jaehyun
Ia lalu pergi dari kafe setelah membayar kopi miliknya dan juga Jaemin.
Jaemin yang kebanyakan melamun saat tengah berpikir baru sadar kakak tingkatnya telah pergi meninggalkannya sendiri di cafe.
"Lho hyung? Tunggu" Ucap Jaemin setengah berlari ke luar cafe namun terlambat Jaehyun telah berjalan jauh dan menaiki taksi yang disetop olehnya tadi.
***
Pukul 3 dini hari, Jaemin masih terjaga dari tidurnya. Jaemin tidak bisa tidur karena kejadian tadi. Jaehyun hyung nya yang pergi dan Ia yang tidak bisa memberikan solusi apapun. Ia melirik naskah drama yang tadi diperlihatkan Jaehyun padanya. Jaemin merasa bertanggungjawab juga atas kejadian yang menimpa Jaehyun. "Gue harusnya bisa bantu hyung. " Ucap Jaemin
Karena terlalu larut memikirkan sebuah solusi untuk Jaehyun, Jaemin tidak sadar dirinya telah melewatkan jam tidurnya malam itu. Lambat laun matanya terasa memberat. 'Tidur sebentar gak masalah kali ya' ucap Jaemin dalam hati.
Di siang harinya saat jam makan siang, Jaemin, Jeno, Haechan menemukan tempat duduk paling pojok di kafetaria fakultas hukum. Setelah beberapa menit yang lalu, Jaemin tersenyum dengan canggung pada beberapa orang yang melihat dirinya seorang anak kedokteran namun berada di fakultas hukum.
"Jadi lo mau ngaku? " Tanya Jeno pada Jaemin
"Maksudnya gimana sih? " Tanya Haechan bingung
"Ya gue bakal minta maaf ke Eunwoo sunbae dan ngaku itu semua salah gue dan gue bakal tanggung jawab" Jelas Jaemin
"Kayaknya gak bakal bener deh" Ucap Haechan
"Gak bakal bener gimana? " Tanya Jaemin
"Lagian gue bisa kok ganti kerugiannya. Kan katanya tiketnya udah sold out? Gue bisa kok ganti semua kerugiannya" Ucap Jaemin
Haechan dan Jeno saling melirik satu sama lain dan melirik lagi ke arah Jaemin yang seolah telah melakukan pengakuan dosa.
"Gue gak tenang anjir dihantui perasaan bersalah gini. Maksudnya jadi merembet ke mana-mana gitu" Ujar Jaemin lagi pada duo mahasiswa hukum yang menghadap dirinya menatapnya penuh makna.
"Terserah lo sih, Jaem. Kalau itu emang bikin perasaan bersalah lo ilang, ya udah lakuin yang menurut lo bener" Timpal Jeno
"Terus lo bakal ngaku ke orangtua lo? " Tanya Haechan
Jaemin mengedikkan bahunya "Entahlah. Gue juga bingung."
"Bantuin gue guys, gimana caranya ngomong ke nyokap? " Ujar Jaemin sedih
"Tapi ya gak bakal kenapa-napa deh Jaem, lagian gak ada bukti juga" Ujar Haechan yang masih ragu dengan gagasannya jaemin.
"Lo masih nyimpen mobil itu? " Tanya Jeno membahas mobil yang mengalami sedikit lecet pada body mobil miliknya.