Perjalanan menuju Provinsi Neteru benar-benar menguji kesabaran. Beberapa kali rombongan Nicholas harus beristirahat dan mencari perbekalan baru di pemukiman terdekat, terutama persediaan air bersih. Meskipun penyihir telah memudahkan urusan menyimpan perbekalan dengan sihir, tetapi tidak ada salahnya membuat rencana cadangan dikarenakan barang-barang hanya bisa diambil oleh si penyihir dan bukan orang lain. Apabila ada sesuatu hal yang tidak dikehendaki terjadi kepada si penyihir, maka satu rombongan akan menanggung beban serupa.
Ujian pun dimulai ketika rombongan memasuki Hutan Belora. Hutan ini terkenal karena ditempati oleh bermacam monster dan binatang buas. Beberapa kali rombongan berhadapan dengan monster yang wujudnya mirip kadal. Monster ini sepanjang tiga meter serta memiliki sisik berduri dan menyebabkan gatal ketika tersentuh kulit. Selain itu, makhluk yang satu ini mampu menyemburkan api.
Penyihir tidak bisa asal menyerang karena mereka dipercaya untuk melakukan penanaman ash dan mawar hitam. Energi mereka benar-benar harus dijaga, sama seperti pendeta yang pergi dengan mereka. Maka, hanya kesatria dan paladin saja yang bertanggung jawab menjadi pelindung.
Nicholas memberikan arahan. Beberapa prajurit bertanggung jawab menjaga penyembuh dan perbekalan, sementara yang lain harus memberantas monster kadal. Pertempuran berlangsung sengit. Paladin, yang memang pada dasarnya dibekali dengan berkat suci, mampu memukul mundur monster. Kemudian kesatria yang lain memanfaatkan kesempatan tersebut untuk menyerang dan memenggal monster.
Hanya butuh beberapa saat saja bagi Nicholas dan yang lain menyingkirkan monster. Hutan beraroma lembap dan basah. Lumut tumbuh subur dan menyelimuti akar yang berbonggol-bonggol. Sesekali lipan sebesar ibu jari merayap di permukaan batang pohon. Antena bergerak-gerak, seolah sedang mengecek keberadaan manusia yang hadir di Belora.
Ketika malam menjelang, penyembuh dan penyihir membantu memulihkan stamina paladin dan kesatria. Tenda didirikan dan semua orang sibuk dengan pekerjaan masing-masing. Ada yang mulai memasak dan yang lain sibuk menghangatkan diri di sekitar api unggun.
Di tenda khusus Nicholas tengah mandi dan melegakan diri. Usai mandi, dia pun makan. Setelah mengenyangkan diri, dia menonton rekaman putrinya. Ruby tengah mengejar gagak. Di belakang Ruby ada Alex yang selalu saja mengekorinya ke mana pun.
“Bocah yang satu ini mengincar putriku!” seru Nicholas sambil mengacungkan tinju. “Begitu aku mendapat gelar dan tanah, Ruby harus dibawa pergi! Sejauh mungkin dari bocah ini.”
Tunggu sebentar....
Tidak menutup kemungkinan Ruby akan diincar oleh bermacam orang. Beberapa kali Nicholas menangkap basah kesatria Aveza tengah menonton rekaman Ruby. Itu belum termasuk pelayan dan ... Nicholas tidak menyukai arah jalannya pemikiran yang mulai berkembang dengan cara menyesakkan.
“Sir Nicholas, Paladin bernama Hugo ingin menemui Anda.”
Seorang kesatria masuk dan mengabarkan mengenai Hugo. Nicholas mempersilakan Hugo masuk tanpa mematikan rekaman yang terus saja menayangkan Ruby.
Hugo, berbeda dengan paladin lain, bertubuh besar dan memiliki bekas luka di wajahnya. Nicholas mengenali orang tersebut sebagai salah satu paladin yang ikut Armand menyelamatkannya di Ghuya.
“Uuuuung,” teriak Ruby dalam rekaman.
“...”
“...”
Baik Nicholas maupun Hugo, mereka berdua diam tak berkutik.
Nicholas pura-pura batuk dan meminta Hugo agar duduk. “Ada yang perlu aku dengar?”
“Uuuung gagak bulat!”
“...”
Sekali lagi keduanya terdiam ketika mendengar teriakan Ruby memanggil gagak. Sekarang rekaman menampilkan Ruby makan kue. Gagak sibuk mematuk anggur merah dan sesekali menyerang Alex yang bermaksud memeluk Ruby.
KAMU SEDANG MEMBACA
Only for Villainess (Tamat)
FantasySalah satu impianku adalah bisa merasakan nikmatnya menjalani kehidupan makmur; kenyang, tidak perlu memikirkan masalah ekonomi, dan satu-satunya masalah hidup hanya memikirkan "besok mau makan apa?" Nah, jenis kehidupan damai, mapan, dan nyaman sep...