Berita keberhasilan Nicholas Aveza melumpuhkan monster di dekat Zemh berembus ke Provinsi Edum; daerah kekuasaan Duke Vincent Khosrow. Kabar yang menyebabkan Vincent seperti kebakaran jenggot. Untuk sementara ini Rudolph, raja negeri Damanus, pasti belum mendengar keberhasilan Nicholas dalam melumpuhkan Iyashu. Salah satu pesuruh di rombongan akan dikirim dari Zemh menuju Kota Zeru, ibu kota Damanus. Membutuhkan perjalanan yang sama panjangnya dan melelahkan.
Lantas mengapa Duke Khosrow bisa mengetahui keberhasilan Nicholas dalam waktu singkat?
“Sialan!”
Duke Khosrow membanting bola yang terbuat dari kaca hingga hancur berkeping-keping. Pecahan kaca menyebar, menyerpih menjadi bermacam potongan, dan memantulkan paparan sinar matahari yang lolos melalui jendela.
Napas.... Bernapas. Duke Khosrow tidak bisa mengendalikan kemarahan. Dia berdiri di hadapan kepingan bola kaca yang sempat menampilkan perkelahian antara Iyashu melawan Ragnok. Bagaimanapun juga Duke Khosrow tahu makhluk yang tiba-tiba mewujudkan diri di hadapan serdadu yang seharusnya menuju maut. Lekas mati!
Rencana Duke Khosrow amatlah matang. Benar-benar dipikirkan segala risiko serta keuntungan memanfaatkan Iyashu. Namun, semua hanya tinggal bencana baginya.
Makhluk yang selama ini mengintai Iyashu pastilah ikut tewas. Duke Khosrow melihat makhluk itu terkena sabetan ekor Ragnok, seolah Ragnok menyadari dirinya tengah diperhatikan. Ular berkepala tiga itu ... begitu sukses melumpuhkan Iyashu, maka langsung mengincar monster burung bernama Ign—sejenis monster seukuran raven yang bisa dilatih sebagai mata-mata—dan meremuknya seketika.
“Bagaimana bisa Ragnok ada di sana?” Duke Khosrow menginjak kepingan kaca hingga remuk menjadi butiran debu. “Seharusnya saat ini Nicholas tewas!”
Masih jelas dalam ingatan Duke Khosrow momen membangkitkan Iyashu dari penjara abadi. Dia bahkan harus melakukan pengorbanan demi menyukseskan kemunculan Iyashu ke dataran Damanus. Seekor lembu suci, seorang perawan yang lahir di bawah naungan berkat Tulama sang dewi sihir, dan sepuluh anak perempuan.
Sia-sia.
Sekarang Iyashu sudah musnah.
Padahal Duke Khosrow telah membayangkan anak-anak Iyashu merajalela bersama dua monster terkutuk. Mereka memburu setiap manusia, menghancurkan ekosistem, dan merangsek ke Kota Zeru. Dengan begitu dia tidak perlu bersusah payah menyingkirkan Rudolph dan antek-anteknya—Aveza, Veremon, para penyihir—semuanya.
Darah dalam tubuh Duke Khosrow mendidih. Dia tanpa sadar menggigit bibir hingga berdarah. Cairan merah mengalir menuruni dagu. Anehnya cairan itu tidak bisa membakar apa pun seperti yang Duke Khosrow harapkan bisa terjadi seiring kedengkian yang merajalela dalam dirinya.
Kursi tertinggi di Damanus bukan satu-satunya hal yang Duke Khosrow incar. Lagi pula, mengendalikan sistem pemerintahan sebagai raja tidak menarik sama sekali. Dia bisa menjadi yang lebih baik daripada itu. Seorang revolusioner.
Damanus. Duke Khosrow akan melebarkan pengaruh hingga ke kerajaan lain. Semua akan tunduk di bawah naungan kekuasaannya.
“Lain kali tidak ada keberuntungan bagimu, Rudolph.”
***
Kericuhan terjadi di kediaman Aveza. Armand terpaksa menyeret Jarga agar meninggalkan pekerjaannya begitu mendengar bahwa Ruby lenyap tepat di depan mata Carlos. Dia sudah cukup pening memikirkan tugas dari Raja Rudolph. Sekarang ada masalah lain yang jatuh begitu saja ke pangkuannya. Sungguh mengagumkan.
“Gagak?”
“Ikut tersedot bersama Ruby,” Carlos menjawab pertanyaan Armand.
Mereka berdua, Armand dan Carlos, tengah memelototi Jarga yang susah payah menggambar lingkaran sihir di lapangan latih—tempat yang biasa dipakai kesatria Aveza berlatih. Sekarang tempat itu dikuasai oleh Jarga. Dia mencoba merapal mantra, memanggil makhluk aneh dalam wujud manusia kerdil berkepala kerbau dan memintanya melacak. Makhluk itu menolak dan langsung lenyap begitu saja, meninggalkan kepulan asap berwarna hijau dengan bau menyerupai belerang campur kentut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Only for Villainess (Tamat)
FantasySalah satu impianku adalah bisa merasakan nikmatnya menjalani kehidupan makmur; kenyang, tidak perlu memikirkan masalah ekonomi, dan satu-satunya masalah hidup hanya memikirkan "besok mau makan apa?" Nah, jenis kehidupan damai, mapan, dan nyaman sep...