Angin pegunungan berhembus sepoi sepoi menarikan helaian daun ilalang,matahari senja pun ikut menghiasi pegunungan itu bak lukisan,cahaya oranye nya menyelip di antara ranting-ranting pepohonan, menuju ke wajah seorang pria berpakaian serba putih,rambutnya hitam panjang,
matanya tertutup dan terikat kain putih keperakan dan di tangannya tergenggam sebuah pedang putih bersarung putih pula.
Lelaki itu berjalan pelan di jalan setapak, ia melangkah ringan mengikuti irama angin,berjalan dan terus berjalan.
Hingga langkah nya terhenti karna indera penciumannya bereaksi akan suatu bau yg sangat dikenalnya."Bau darah?"pria itu berjalan lurus ke samping kirinya,melewati sedikit semak- semak dan berhenti tepat di depan seorang pria berpakaian serba hitam yg tergeletak tak berdaya diantara rerumputan,seluruh tubuh pria berambut putih panjang itu dilumuri darah segar.
Tampak jari jemari pria yg hampir pingsan itu bergerak pelan seolah ingin menjangkau sesuatu.
"Kamu baik-baik saja??"tangan pria berbaju putih mencari-cari dan akhirnya ia dapat memegang tangan pria berbaju hitam itu,tepat di jari jemari yg masih bergerak pelan.
"To..tolong"pria berbaju hitam pun pingsan tak sadarkan diri,ia awalnya ingin melihat siapa orang yg memegang tangannya,namun pandangannya tampak kabur dan matanya terasa sakit.
"Heii??hei?.."pria berbaju putih terkejut dan langsung memegangi nadi pria berbaju hitam.
"Dia masih hidup.."ia lalu menggendong pria berbaju hitam,di tangannya dua buah pedang tergenggam erat,satu berwarna putih dan satu berwarna hitam,dua duanya di lumuri darah pria berbaju hitam.
Setelah cukup lama berlari mencari rumah ataupun desa,pria berbaju putih akhirnya berhenti di sebuah pondok lusuh yg sudah lama tak dihuni,ia lalu masuk ke dalam pondok itu dan membaringkan pria berbaju hitam.
Tak perlu waktu lama sang pria berbaju putih langsung meraba-raba dan mencari-cari kain,ia juga mengambil air bersih untuk membersihkan luka pria berbaju hitam.
"Srakk...srakk..."suara pakaian pria berbaju hitam dirobek pria berbaju putih, ia hendak membersihkan darah dari luka- luka yg masih menganga.
Setelah membersihkan luka pria berbaju hitam,pria berbaju putih hendak membalutkan kain untuk menutup luka pria berbaju hitam,tetapi semua kain telah basah dan kotor karna sudah digunakan untuk membersihkan darah,alhasil pria berbaju putih pun mengambil pedang nya dan langsung merobek baju bagian bawahnya.
Pria berbaju hitam mulai mendapatkan kesadarannya,ia mencoba membuka matanya tetapi sulit,sehingga ia mencari- cari dan meraba-raba hingga ia menggenggam tangan pria berbaju putih.
"Kamu siapa??"pria berbaju hitam bertanya dan tangannya yg satu lagi mencari-cari letak pedangnya.
"Tenanglah,aku harus membalut lukamu dulu..berhentilah bergerak.."pria berbaju putih mengambil pedang berwarna hitam dan memberikan pedang itu kepada pria berbaju hitam.
Mendengar suara pria berbaju putih yg elok,pria berbaju hitam terdiam dan memilih pasrah diobati.
"Suara ini.."fikir pria berbaju hitam,ia memegang erat pedang yg digenggamnya.
"Benar seperti itu.."ucap pria berbaju putih,ia tersenyum kecil dan melanjutkan membalut luka pria berbaju hitam dengan robekan bajunya.
Setelah membalut luka pria berbaju hitam, pria berbaju putih memakaikan kembali pakaian pria berbaju hitam.
"Sudah..beristirahatlah,dan jangan banyak bergerak,lukamu masih belum sembuh"
ujar pria berbaju putih hendak pergi.Namun langkah pria berbaju putih terhenti karna tangannya di genggam pria berbaju hitam.
"Kamu siapa?dan kenapa menolongku? apakah kamu tidak tahu siapa aku?"pria berbaju hitam mengeratkan genggamannya,ia menunggu jawaban pria berbaju putih dengan gugup.
"Aku Soobin,aku menolongmu karna kamu terluka,dan aku tidak peduli siapa kamu, lagipula aku tak bisa melihatmu..."pria berbaju putih menggenggam tangan pria berbaju hitam dengan pelan.
"Soobin??"pria berbaju hitam terdiam, kegugupannya tadi semakin parah dan membuat tangannya bergetar.
Menyadari tangan pria berbaju hitam bergetar,Soobin menepuk-nepuk ringan punggung tangan pria berbaju hitam.
"Iya,tenanglah.."Soobin melepaskan tangan pria berbaju hitam,ia pun melangkah beberapa langkah dan duduk tak jauh dari pria berbaju hitam.
Sesaat ruangan lusuh itu menjadi hening dan sepi,hanya terdengar kayu bakar yg terus tergerus dimakan api.
"Te..terima kasih..soobin..Hyung?"suara pria berbaju hitam ragu dan terputus-putus,ia memasang telinganya untuk mendengar jawaban soobin,karna penglihatannya masih kabur jadi ia hanya bisa mengandalkan pendengarannya.
"Iya.."soobin menoleh ke arah pria berbaju hitam dan tersenyum kecil.
Begitulah dua orang pria yg tak bisa melihat duduk bersandar,di depan mereka ada sebuah api unggun yg hangat.
Tak terasa malam telah dijalani,tampak bulan berbentuk sabit menggantung cantik di langit hitam.🌻🌻🌻🌻🌻
Ini cerita pemeran dan latar belakang nya di Korea tapi bayanginnya kayak drama China ya.
Kai Kamal Huening
Choi Soobin
Bayangin wajah hyuka dan soobin make baju tradisional China,emh..kira-kira gitu lah ya...hehe🐧
KAMU SEDANG MEMBACA
Night Flute Legend/Legenda Seruling Malam [Sookai]
Historical FictionPerjalanan hyuka dan soobin mencari kebenaran,namun hasil dari pencarian itu malah memberikan ending yg menyakitkan bagi hyuka dan soobin. Ikuti perjalanan dua pria tampan menjelajahi dunia kolosal !!!