Beberapa hari yg lalu,ketika Jan Dwi mengajak Garyeok berduel atau bertarung pertama kalinya.
Pagi itu matahari baru saja terbit setelah diguyur hujan yg membuat lapangan tanah basah dan lumayan becek.
Tampak Jan Dwi yg sedang berjalan di lorong sekte Jang dengan pedang kesukaannya di tangannya.
Ia berjalan ke arah kamar Ae Gil,ia hendak mengajak Ae Gil berduel,namun sebelum masuk ke kamar Ae Gil,Jan Dwi sudah di beri tahu bahwa Ae Gil pergi keluar.
"Jadi nona Ae Gil keluar?pagi pagi gini?" Jan Dwi memastikan dengan bertanya kembali kepada Garyeok yg sedang berdiri di depan pintu kamar Ae Gil.
"Iya"Garyeok mengangguk dengan wajah datar nya.
"Yahhh..padahal aku ingin berduel dengannya,hmm....kamu ngapain di sini, Garyeok?"Jan Dwi tampak murung, kemudian ia menoleh ke Garyeok dan bertanya dengan akrab seolah sudah berteman dengan garyeok.
"Hmm?"Garyeok memastikan apakah yg di dengarnya benar atau tidak,seorang nona dari sekte terpandang berbicara dengan akrab dengannya padahal baru beberapa hari kenal,itu bahkan hanya berbicara beberapa kata,kejadian ini cukup mengejutkan bagi Garyeok yg selama ini meyakini bahwa ada perbedaan tingkat dan derajat antara murid biasa dan anak ketua sekte.
"Lagi ngapain?"Jan Dwi mengulangi pertanyaan nya.
"Ah..aku lagi lewat saja.."Garyeok menjawab seadanya.
"Kamu sibuk,Garyeok?"Jan Dwi mendekat.
"Sibuk?tidak juga.."Garyeok mundur.
"Kalau begitu aku boleh minta tolong?"Jan Dwi terus mendekat.
"Mi..minta tolong?"Garyeok kembali mundur.
"Iya"Jan Dwi mengangguk sembari tersenyum.
"Ada apa dengan nona sekte park ini?"fikir Garyeok sembari mundur lagi.
"Hei?Garyeok?kamu mau menolong ku kan?"Jan Dwi kembali bertanya.
"Ya?"Garyeok masih belum faham.
Namun Jan Dwi menganggap jawaban Garyeok berarti setuju.
"Wah!!!baiklah!terimakasih!kalo begitu ayo kita pergi ke lapangan!"Jan Dwi sangat senang,ia langsung menarik tangan Garyeok ke arah lapangan pedang.
"Eh?eh?ehhhhh???"Garyeok semakin tidak faham dengan Jan Dwi,belum lagi pegangan Jan Dwi yg sangat erat seperti pegangan pria,selain itu karna Jan Dwi memiliki kebiasaan melepaskan tenaga dalamnya ke seluruh tubuhnya untuk memberikan kehangatan pada dirinya sendiri,tangan Garyeok yg di pegang Jan Dwi pun juga merasakan aliran tenaga dalam Jan Dwi yg hangat.
"Apa ini?kenapa hangat?tenaga dalam?" fikir Garyeok,ia melihat lekat tangan nya yg ditarik Jan Dwi.
Tak lama kemudian langkah Jan Dwi terhenti,membuat Garyeok yg sedari tadi sibuk melihat tangannya tiba-tiba membentur kening nya dengan kepala belakang Jan Dwi.
"Akh!"Garyeok terkejut.
"Hmm?kamu baik-baik saja?"Jan Dwi menoleh kebelakang.
"Iya"Garyeok memegangi kening nya sembari melihat Jan Dwi,ia baru menyadari bahwa Jan Dwi ternyata sama tinggi dengannya,karna itu lah kening nya bisa terbentur ke kepala Jan Dwi.
"Kenapa?aku terlalu tinggi?"Jan Dwi sudah mengerti dengan tatapan Garyeok,ia terbiasa di tatap seperti itu ketika orang- orang menyadari bahwa Jan Dwi lebih tinggi daripada gadis pada umumnya.
"Ah tidak"Garyeok tak ingin menyinggung Jan Dwi,ia menggelengkan kepalanya.
"Tak usah berbohong,aku sudah sering mendengar aku tinggi kok,tidak apa-apa.. lagipula kan emang kenyataanya.."Jan Dwi menepuk pelan pundak Garyeok agar Garyeok merasa nyaman.
"Ah,maaf"Garyeok menundukkan kepalanya.
Garyeok merasa bersalah karna ia merasa menyinggung Jan Dwi secara tidak langsung dari ekspresi nya.
Ia merasa menyinggung Jan Dwi karna di seluruh kekaisaran,seorang wanita yg dipandang baik adalah wanita yg lebih rendah daripada laki-laki yg artinya mereka tidak akan melawan suaminya ketika menikah,serta wanita itu harus anggun dan memiliki sopan santun yg baik,itu adalah standar kecantikan di kekaisaran itu.
Sedangkan Jan Dwi memiliki tinggi yg hampir sama dengan laki-laki tinggi, bahkan Garyeok pun terseimbangi oleh nya,apalagi Jan Dwi tidak anggun dan elegan,ia bahkan memakai baju pria dan mengikat rambutnya keatas dalam kesehariannya.
"Hei?Garyeok?"Jan Dwi melambai-lambai kan tangannya di depan wajah Garyeok yg sedang melamun,ia memikirkan tentang kesalahannya yg tak di sengaja.
Namun Garyeok tak menyahut,Jan Dwi pun akhirnya melakukan hal yg sedikit di luar batas.
"Hello?"Jan Dwi mengangkat dagu Garyeok dengan gagang pedang nya agar Garyeok terbangun dan melihat Jan Dwi.
Jan Dwi tidak menggunakan tangannya karna ia takut garyeok salah faham.
"Ah?"Garyeok akhirnya terbangun dari lamunannya,namun ia lumayan syok melihat wajah Jan Dwi dari jarak yg lumayan dekat.
"Kamu ngapain ngelamun Mulu?"Jan Dwi menurunkan gagang pedang nya.
"Ah maaf"Garyeok kembali meminta maaf, kali ini ia merasa bersalah karna tidak sengaja mengacuhkan Jan Dwi.
"Haaa...sudah berapa kali kamu meminta maaf hari ini..sudahlah...ayo kita bertarung"Jan Dwi menghela nafas,ia lumayan heran dengan Garyeok yg kadang-kadang linglung tak jelas.
"Bertarung?"Garyeok heran.
"Iya.."Jan Dwi mengangguk.
Lalu Garyeok melihat ke lapangan sekitarnya,di sana ada banyak bambu- bambu besar yg ditancapkan di tanah, artinya mereka akan bertarung di atas bambu itu,bukan di atas tanah.
"Disini?"Garyeok memastikan.
"Iya"Jan Dwi kembali mengangguk.
"Aku sudah dengar rumor tentang putri pertama yg suka duel,tapi aku tidak menyangka ia akan berduel di atas bambu, ku kira ia bertarung dengan jalur aman untuk keselamatannya,karna dia perempuan.."fikir Garyeok,ia kembali melamun.
"Hei Garyeok!!"Jan Dwi menggoyangkan tangan Garyeok dengan gagang pedang nya,ia menyadari Garyeok yg kembali melamun.
"Ah?maaf"Garyeok kembali meminta maaf.
"Uapah inii!!jangan meminta maaf lagi, kenyang aku mendengarnya,ayo cepat tarik pedang mu,jika tidak kamu akan kalah dariku,jika kalah maka kamu harus memanggil ku kakak,oke?"Jan Dwi berbalik dan berjalan ke dalam lapangan.
"Ta..tapi?"Garyeok tak yakin bertarung dengan seorang wanita,ia merasa ia tak adil.
"Ayolah!!jika kamu menang,maka aku akan mengabulkan satu permintaan mu, oke?"Jan Dwi sudah berdiri di atas bambu, dan juga sudah memegang gagang pedang nya dengan erat.
"Hah.."Garyeok menghela nafas,ia mau tak mau harus berduel dengan Jan Dwi.
Garyeok pun naik ke atas bambu.
"Maafkan aku"Garyeok menarik pedang nya dan mengacungkannya ke arah Jan Dwi.
"Tidak apa-apa..ayo"Jan Dwi dengan kuda- kudanya,namun ia belum menarik pedangnya,ia masih memegang erat gagang pedang nya yg masih tersarung.
"Kenapa dia tidak menarik pedang nya?" Fikir Garyeok,ia tampak heran.
Namun ia memutuskan menghormati ajakan duel Jan Dwi,Garyeok pun menyerang duluan.
"Hiyaaaa!!!"Garyeok dan suara teriakannya.
🌻🌻🌻🌻🌻🌻
29 November 2022
Kalo suka ceritanya,tolong di tekan gambar ⭐ yak😉
Makasih🙃🐧🐧
KAMU SEDANG MEMBACA
Night Flute Legend/Legenda Seruling Malam [Sookai]
Historical FictionPerjalanan hyuka dan soobin mencari kebenaran,namun hasil dari pencarian itu malah memberikan ending yg menyakitkan bagi hyuka dan soobin. Ikuti perjalanan dua pria tampan menjelajahi dunia kolosal !!!