Masih di hari yg sama,di dataran milik Kekaisaran Hae,tepatnya di pondok lusuh dekat sekte Jang, tampak dua pria dan dua wanita berpakaian serba merah yg sedang sibuk dengan tugasnya,mereka adalah bagjwi si kelelawar yg kerjaannya cuma tidur saja,olppaemi si burung hantu yg selalu bicara,dan byeonhwa si rubah yg semenjak hari pertama di sana selalu berburu ayam hutan dan sibuk memakannya,serta yg paling sibuk dan benar-benar berkerja adalah jine si lipan rajin yg sepanjang waktu sibuk menembaki burung merpati milik sekte park yg bertugas membawa informasi ke sekte park,dan yg dilakukan jine lah yg merupakan tugas asli dari pemimpin keempat manusia aneh itu.
"Hei Jwi!!berhentilah tidur!kamu gak lihat jine kelelahan ha?gantiin jine sana!!" Olppaemi selalu sibuk mengganggu bagjwi.
"Bacot deh.." sahut bagjwi dari balik selimutnya.
"Apa!!apa katamu tadi!!" Olppaemi ingin membalas ucapan bagjwi, namun byeonhwa yg telinga nya sudah lelah mendengar kicauan olppaemi pun langsung memasukkan paha ayam ke mulut olppaemi agar olppaemi berhenti bicara,dan benar saja olppaemi langsung berhenti bicara,ia jadi sibuk memakan si paha ayam.
Byeonhwa tersenyum melihat kedamaian untuk telinga nya yg baru saja hadir,namun tiba-tiba sebuah panah berlilitkan lipan mendarat di badan ayam yg ada di dalam kuali di depan olppaemi dan byeonhwa, byeonhwa dan olppaemi pun langsung kaget dan mundur.
"Jine!!" teriak olppaemi dan byeonhwa serentak sambil menatap lekat jine yg dari raut wajah nya nampak sedang kesal.
"Apa?apa!!sana!!bunuh semua merpati itu..jika tidak,kalian yg akan ku lilitkan di anak panahnya..cepat!" dan akhirnya amarah jine pun meledak setelah sekian lama di tahannya.
"Huff.." olppaemi dan byeonhwa terpaksa menuruti perkataan jine karna memang dari awal hanya jine yg bekerja,sedangkan mereka enak-enakan saja.
Olppaemi dan byeonhwa pun mulai memanah burung merpati yg terbang melewati langit di atas pondok lusuh.
"Kamu juga bagjwi!!sana!!" amarah jine ternyata belum mereda sepenuh nya,ia langsung menendang pantat bagjwi hingga bagjwi terlempar ke tempat olppaemi dan byeonhwa.
"Akhh!!pantatku!!" teriak bagjwi kaget.
"Hihihi..rasain tuh.." Byeonhwa tak bisa menahan tawanya saat melihat keadaan bagjwi.
"Kasihan deh lu..ckckck.." Olppaemi si tukang usil tentunya juga tak mau kalah.
"Kaliaannn!!" Bagjwi ingin membalas olppaemi dan byeonhwa,namun gerakan nya tiba-tiba terhenti saat ia melihat salah satu anaknya yaitu seekor kelelawar tengah terbang menuju pondok lusuh.
"Sebentar.." Bagjwi pun langsung menyambut kedatangan anaknya yg membawa surat penting,bagjwi lalu mengambil surat itu "Sana..tidurlah.. kamu pasti kelelahan karna harus terbang di siang hari.."ucap bagjwi menghibur kelelawar kecil itu,dan kelelawar kecil itu pun langsung tidur terbalik di atas pondasi kayu pondok lusuh.
"Surat dari siapa?" Jine mendekat, amarah nya seketika menghilang.
Begitu juga dengan olppaemi dan byeonhwa,mereka pun penasaran.
Bagjwi lalu membuka surat tersebut, dan seketika ekspresi nya nampak lega "Dari gagak hantu.." bagjwi memberikan surat itu kepada jine yg berdiri di sampingnya.
"Apa?apa isinya?" ucap olppaemi dan byeonhwa serentak.
Jine lalu membaca surat itu "Kembali lah ke markas..ada panggung yg lebih megah untuk kalian beraksi.." jine membaca surat itu dengan keras supaya bisa terdengar oleh olppaemi dan byeonhwa.
Olppaemi dan byeonhwa serentak tersenyum.
"Wahh..akhirnya.." Byeonhwa langsung saja berjalan pergi ke dekat kuda miliknya dan ia pun pergi bersama kudanya.
"Ayo pulang..yuhuu.." Olppaemi pun ikut pergi bersama kuda miliknya,ia nampak senang.
"Ayo jine..kali ini aku akan tidur lebih lama di markas..ah..aku merindukan yg lain.." Bagjwi melirik jine dan menyusul olppaemi serta byeonhwa dengan kudanya.
Sedangkan jine hanya diam sambil melirik ratusan bangkai burung merpati yg tergeletak di tanah,tak ada ekspresi di wajah jine,namun jika dilihat baik-baik,nampak sedikit kesedihan di wajah lipan itu,setelah itu jine pun pergi meninggalkan pondok lusuh,dan pondok lusuh itu pun kembali sendirian.
Di sisi lain,yaitu di kediaman sekte jang,Ae Gil baru saja membaca surat yg dibawakan burung merpati milik sekte woo.
Garyeok yg ada di samping Ae Gil pun nampak penasaran "Apa isi suratnya nona.." tanya garyeok sopan.
"Ayah..menyuruh kita segera pulang.."
sahut Ae Gil menoleh ke garyeok."Tapi..kita belum ke sekte kim.. apakah tak apa-apa nona?" garyeok tentunya berharap Ae Gil mengambil pilihan yg benar,tentang apakah ketua woo akan marah atau tidak jika mereka tak pergi mencari petunjuk ke sekte kim.
Ae Gil diam sejenak,ia tengah menimbang pilihan mana yg lebih baik,hingga beberapa detik kemudian "Hm..tidak apa-apa..kita kembali ke sekte woo,garyeok..lagipula jika kita ke sekte kim..takkan ada apapun selain rongsokan..menurut informasi tak ada satupun murid yg hidup..kita tidak mungkin bertanya pada bangunan kan?" Ae Gil menukar pendapat nya dengan garyeok.
'Tapi nona..bagaimana jika ada petunjuk yg ditinggalkan di dalam bangunan sekte kim..seperti jurus atau bela diri si pembunuh,dengan melihat dasar bela diri si pembunuh.. kita bisa tahu dia dari sekte mana.. bukankah dasar bela diri setiap sekte berbeda?"Garyeok berfikir berbeda dengan Ae Gil.
Ae Gil merasa tercerahkan mendengar pendapat garyeok,ia nampak telah mengambil keputusan "Baiklah Garyeok..kita akan ke sekte kim dulu..jika kita bergegas..kita mungkin akan bisa kembali ke sekte woo sebelum pesta perayaan ulang tahun ayah yg ke enam puluh..tapi.. apakah kamu siap untuk melakukan perjalanan tanpa istirahat,garyeok?"
Ae Gil menunggu jawaban garyeok."Siap nona!!" sahut garyeok semangat.
Dan Ae Gil serta Garyeok pun kembali ke kamar masing-masing untuk mengemas barang mereka,setelah memberi tahu anggota sekte park, Ae Gil dan Garyeok akan pergi meninggalkan sekte jang.
Seperempat jam kemudian di lorong sekte jang,tampak Ae Gil dan garyeok yg sudah membawa bungkusan di punggung mereka serta pedang yg masing-masing tergenggam erat di tangan mereka.
"Kita akan berpamitan dengan murid sekte park dulu garyeok.." titah Ae Gil pada garyeok.
"Iya nona.." Garyeok mengangguk mengiyakan.
Setelah menulusuri lorong sekte jang, akhirnya Ae Gil dan garyeok sampai di depan kamar park hwayeon.
"Hm..jadi kemarin adalah hari terakhir kita berduel..kak Jan Dwi.. setelah kami pergi..entah kapan bisa berjumpa dengan kak Jan Dwi lagi.. seperti nya aku akan merindukan nya.. rindu berduel dengannya.." batin garyeok menatap sendu pintu kamar yg akan dibuka Ae Gil.
Dan akhirnya pintu terbuka,tampak Haenil dan Jan Dwi yg sedang berbincang dengan hwayeon.
Saat langkah kaki Ae Gil bergerak maju dan mendekati ke tiga saudara park itu,langkah kaki garyeok malah terhenti tepat di dekat pintu,tatapan nya lekat ke arah wanita tinggi dan tegas serta tak tergoyahkan yg sedang berbicara dengan Ae Gil,hingga wanita yg tak lain adalah Jan Dwi tersebut melirik ke arah garyeok,dan seperti biasanya Jan Dwi selalu tersenyum saat menyapa garyeok.
"Dik garyeok..apa yg kamu lakukan di sana?kemari lah.." panggil Jan Dwi menatap lekat garyeok.
Garyeok terhenyak saat mendengar Jan Dwi memanggilnya "Di mata kak Jan Dwi..ada diriku..hah..seperti nya ini akan sulit untuk ku lalui.." batin garyeok sembari teringat setiap duel antara ia dan Jan Dwi yg di mana ketika pedang mereka saling bertemu dan bertahan di posisi,tatapan mata Jan Dwi yg hanya melihat garyeok dan hanya ada garyeok di matanya itu membuat hati garyeok perlahan berdebar,dan itulah penyebab garyeok selalu kalah di setiap duel nya,ia benar-benar telah kalah secara mental.
🌻🌻🌻🌻🌻
24 November 2023.
Jangan lupa di vote ya😇
KAMU SEDANG MEMBACA
Night Flute Legend/Legenda Seruling Malam [Sookai]
Fiction HistoriquePerjalanan hyuka dan soobin mencari kebenaran,namun hasil dari pencarian itu malah memberikan ending yg menyakitkan bagi hyuka dan soobin. Ikuti perjalanan dua pria tampan menjelajahi dunia kolosal !!!