Satu hari kemudian,di pagi hari yg cerah dan hangat,tampak Haenil dan Jan Dwi serta Ae Gil dan Garyeok sedang menunggu jawaban dari Hwayeon,mereka saat ini berada di dalam kamar Hwayeon.
"Jadi bagaimana Hwayeon..bagaimana cerita nya kamu bisa mendapatkan luka sebanyak itu?apakah yg menyerang adalah sebuah kelompok atau seorang ahli atau tetua??"Jan Dwi sangat penasaran akan orang yg melukai adik nya,ia berniat membalas dendam dan juga berduel dengan orang itu.
"Hmm...aku tidak tahu kak..yg pastinya dia hanya seorang,dan dia juga yg telah membantai sekte Choi,dan mungkin dia juga yg membantai sekte Kim.."Hwayeon tampak marah,ia teringat saat-saat paling menyedihkan di dalam hidup soobin, yaitu ketika ia melihat mata soobin yg bergelinding di tanah di sekte Choi.
"Tidak tahu bagaimana?kamu tidak melihat wajahnya?"Ae Gil ikut campur,ia tampak frustasi karna tidak mendapatkan petunjuk apapun setelah berada di sana selama empat hari,ia juga kesal bagaimana caranya pembantai itu tidak meninggalkan jejak atau petunjuk sedikitpun.
"Nona Ae Gil..tolong pelankan suara anda" Jan Dwi mulai tak suka dengan Ae Gil, padahal pada awal mereka bertemu,Jan Dwi sedikit tertarik dengan luka luka yg di miliki Ae Gil.
Ae Gil bertatapan dengan Jan Dwi sekitar dua menit,hingga Ae Gil menghela nafas dan berjalan ke arah pintu setelah itu ia kembali lagi ke tempat nya tadi setelah cukup tenang.
Sedangkan Haenil Hwayeon Jan Dwi dan Garyeok hanya memperhatikan Ae Gil yg mencoba menenangkan emosi nya.
"Hmm..tolong tuan muda park jelaskan apa yg terjadi pada malam pembantaian itu.."garyeok bertanya dengan sopan kepada Hwayeon.
Dan Haenil memperhatikan Garyeok dengan seksama.
"Baiklah..kejadiannya ketika larut malam.. saat itu aku sudah tidur..."Hwayeon mulai menceritakan apa yg terjadi malam itu.
Malam pembantaian sekte Jang.
Park Hwayeon sedang tidur lelap di dalam kamar tamu yg disediakan sekte Jang.
Namun Hwayeon mencium bau asap dari luar kamar nya,ia kemudian terbangun dan berjalan keluar kamar.
"Apa..apa yg sedang terjadi?"Hwayeon seketika panik melihat para murid sekte Jang telah jatuh dan bergeletakan di tanah, mereka dipastikan telah pergi ke dunia selanjutnya.
Selain itu Hwayeon juga terkejut melihat beberapa ruangan yg terbakar parah,kain- kain putih yg digunakan untuk berduka pun telah dibakar si jago merah dengan lahap.
"Ketua Jang...ketua Jang!!!"Hwayeon tak membuang-buang waktu,ia langsung berlari ke arah kamar Jang Myung Seok.
Park Hwayeon terus berlari hingga ia berhenti di depan kamar Jang Myung Seok,ia terkejut melihat pintu kamar yg terbuka,Hwayeon pun langsung masuk ke kamar itu,tetapi betapa terkejut nya ia melihat Jang Myung Seok telah roboh dengan seluruh tubuh nya di penuhi luka sayatan.
"Ketua Jang!!!!"Hwayeon berteriak kencang,ia ingin memastikan keadaan Jang Myung Seok dengan melihat reaksi Jang Myung Seok ketika di panggil,namun tak ada reaksi,Jang Myung Seok pun telah pergi ke dunia selanjutnya menyusul murid-muridnya.
Hwayeon hanya bisa berteriak dan tak langsung berlari ke tempat Jang Myung Seok karna di samping mayat Jang Myung Seok tampak seseorang berambut putih panjang dengan topeng sedang berdiri menatap tajam Park Hwayeon.
"Kau!!!kau lagi!!!!"Hwayeon langsung menyerang orang itu dengan pedang nya, namun serangan itu tak mengenai orang itu,orang itu dengan lihai menghindari seluruh serangan Hwayeon yg bertubi-tubi,hingga Hwayeon ditelan amarah dan menciptakan celah dalam serangannya,di saat itulah orang berambut putih itu mengambil alih pedang Hwayeon,lalu ia berhenti di sisi lain, sedangkan Hwayeon sedikit syok ketika mendapati pedang nya tak lagi di tangannya.
"Kamu!!siapa kamu sebenarnya?...kamu orang yg membantai sekte Choi kan!! Lepaskan topeng mu!!aku sudah tahu wajah mu,jadi tidak ada gunanya kamu menutupi wajah mu.."Hwayeon mengepalkan tinjunya,ia menebak orang di depannya juga lah yg dulu membantai sekte Choi.
Namun orang yg memegang pedang Hwayeon itu tak menyahut,ia hanya menatap tajam Hwayeon dari balik topeng nya,seakan ia bertekad untuk membunuh Hwayeon malam ini.
"Yaaaa!!!jawab aku!!"Hwayeon mulai kesal melihat orang itu tak menyahut,ia terbakar amarah dan kembali menyerang orang itu dengan tangan kosong,dan seperti perkiraan,Hwayeon pun di habisi oleh orang itu dengan tebasan beruntun yg terjadi dalam sekejap mata,bahkan Hwayeon tidak dapat melihat pergerakan orang tersebut,lima detik kemudian Hwayeon langsung terjatuh ke lantai karna dari kepala sampai kaki nya telah di sayat dengan rapi oleh lawannya.
"Bwuakhh"Hwayeon muntah darah, ternyata serangan itu tidak hanya tebasan diluar,serangan itu juga diiringi dengan tenaga dalam,hingga membuat Hwayeon mendapat luka dalam yg sangat serius.
Hwayeon pun langsung terbaring di lantai di kamar itu dengan mulut yg bersimbah darah.
"Kamu...aku...aku..pasti..akan...membalas.. mu..bwuakh"Hwayeon menatap tajam orang berambut putih itu hingga ia selesai mengatakan kata terakhirnya dan kembali muntah darah,setelah itu Hwayeon pingsan dan tak sadarkan diri.
"Hmm.."orang berambut putih itu menatap rendah Hwayeon,lalu ia melempar pedang Hwayeon ke tubuh Hwayeon.
Orang itu mengira Hwayeon telah mati karna luka yg ia berikan kepada Hwayeon memang sangat fatal,karna itu lah orang itu tak memeriksa dulu apakah Hwayeon masih hidup atau tidak.
Lalu orang itu keluar dari ruangan itu dengan berjalan perlahan,ia berjalan sembari melihat satu persatu mayat di dalam sekte Jang itu.
Kembali ke masa kini.
Garyeok Haenil Jan Dwi dan Ae Gil terdiam mendengar cerita Hwayeon, mereka tidak menyangka Hwayeon di kalahkan dengan begitu mudah,terutama Jan Dwi yg selama ini membanggakan adik laki-lakinya itu,ia tak menyangka Hwayeon tak bisa melihat pergerakan lawannya,yg artinya lawannya pasti sangat kuat dan mungkin sudah dikategorikan seorang ahli.
"Jadi dia seorang diri?bukan kelompok?" Ae Gil bertanya kembali kepada Hwayeon.
"Mm..iya.."Hwayeon mengangguk.
"Sebentar..kakak bilang kalo kakak sudah pernah melihat wajah nya di sekte Choi, tidak bisakah kakak melukis wajah nya dan menyebarkannya ke seluruh kerajaan..ah tidak..ke seluruh kekaisaran.." Haenil mendapat ide,ia menunggu jawaban kakak laki-laki nya itu dengan harap.
Namun Hwayeon tak bereaksi.
"Tuan muda park?"Garyeok heran.
"Kenapa Hwayeon?"Jan Dwi pun ikut penasaran.
"Hmm..aku memang bilang aku melihat wajahnya malam itu,hanya saja...setelah malam itu perlahan wajah orang itu semakin kabur dan menghilang dari ingatan ku,aku bahkan sekarang tak ingat apakah dia wanita atau pria,aku tidak tahu apa yg salah dengan ingatan ku... Padahal aku yakin sudah melihat wajahnya..aku yakin..."Hwayeon tampak menyalahkan dirinya,ia bahkan menggenggam erat tangannya sendiri sampai-sampai ia tak sadar kalo tangan yg ia genggam telah lebam kemerahan.
"Hei Hwayeon!tenanglah.."Jan Dwi yg melihat Hwayeon menyakiti dirinya langsung menarik tangan Hwayeon dan melepaskan genggaman yg melukai dirinya sendiri itu.
Mendengar teriakan kakaknya,Hwayeon sontak menoleh ke kakaknya,ia melihat dengan lekat wajah kakaknya yg bangga percaya dan berharap padanya.
🌻🌻🌻🌻🌻
27 November 2022
Tekan gambar ⭐
Makasih banyak🐧🐧
KAMU SEDANG MEMBACA
Night Flute Legend/Legenda Seruling Malam [Sookai]
Historical FictionPerjalanan hyuka dan soobin mencari kebenaran,namun hasil dari pencarian itu malah memberikan ending yg menyakitkan bagi hyuka dan soobin. Ikuti perjalanan dua pria tampan menjelajahi dunia kolosal !!!