"Tolong perhatikan kedepan ya" titah Bu Eva pada Loel
"Baik bu"
Setelah ditegur Loel pun memperhatikan Bu Eva didepan, namun tetap saja pelajaran ini emang susah masuk ke otaknya.
"Baiklah jika sudah paham semua sekarang kerjakan halaman 63 nomor 1, 2 dan 3 saja, kerjakan masing masing nanti ibu cek, jadi yang suka nyontek bakal ketahuan, selesai istirahat dikumpul ya" perintah Bu Eva pada semua murid
20 menit berlalu, dan Loel masih bergelud sama pikirannya yang dipenuhi dengan rumus rumus yang membingunkan ini, otaknya sama sekali tak dapat menangkap apa yang tadi Bu Eva jelaskan didepan, nomor 1 saja dia belum selesai bagaimana bisa dia ngantin bareng Jean, angan angannya pupus sudah karena dia rasa tak akan sempat, jadi Loel memilih untuk menggunakan waktu istirahatnya untuk menyelesaikan tugasnya, lagian ini juga upaya merubah diri untuk menjadi lebih baik agar pantas untuk kakak gebetan.
Tak lama terdengar bunyi bel 3 kali yang menunjukan bahwa sudah jam istirahat, teman teman Loel sudah pada siap, mereka sudah pada keluar meninggalkan kelas, tetapi ia masih dikelas untuk menyelesaikan matematika.
Tok..tok..tok
"Permisi" ucap Jean pada siapapun yang ada dikelas Loel padahal emang cuma ada Loel sendiri disana, tetapi dia harus tetap izin untuk masuk kekelas orang
"Hai, kok lama banget? aku tungguin loh dari tadi diluar" ucap Jean pada Loel, karena emang benar, sudah 15 menitan Jean menunggu Loel keluar dari kelas tapi tak keluar keluar, setidaknya bilang kalau tidak jadi, karena Jean tak mau ambil pusing jadi masuk kekelas Loel untuk mencari tau apa yang sedang Loel lakukan dikelasnya.
Aliran darah Loel berdesir tak karuan, bisa bisanya si ketos ini relain datang ke kelas biar jadi ngantin bareng, kenapa?? Padahal bisa saja dia ngajak temennya kan.
"Oh iya sorry kayaknya gak jadi ngantin bareng deh, gue masih ngerjain tugas Matematika tuh gak selesai selesai" ucjar Loel dengan tenang
"Sini coba liat kenapa gak selesai selesai?" ucap Jean sambil mengambil buku Loel agar bisa diliat lebih jelas
"Ini, otak gue gak bisa mencerna yang ginian"
"Iyalah otak kamu main mulu"
"Ck, bukan gitu" kesal Loel
"Yayaya becanda"
"Hmm.."
Jean menjelaskan rumus rumus yang Loel tak paham
"Gimana sampe sini paham?" tanya Jean ala guru pada Loel
"Teu" dengan santai nya menjawab, karena emang benar Loel masih sedikit bingung sama rumusnya
"Ulang sekali lagi ya, kalau tetap gak ngerti aku gigit kamu"
"Galak amat bu"
Jean terkekeh mendapat jawaban seperti itu.
Akhirnya Jean kembali menjelaskan rumus rumus yang sudah ia jelaskan tadi pada Loel
"Gimana udah paham?" tanyanya sedikit menekankan nadanya karena agak lelah mengajarkan anak mami sok badboy ini
"Udah bu" Loel sengaja memanggil Jean Bu karena memang disaat ini kak Jean jadi persis banget sama guru guru muda les private yang lagi ngajar muridnya, kan Loel jadi pengen les private sama doi.
"Yaudah sekarang kerjakan tugas yang tadi kamu gak ngerti" titah Jean
"Baik bu"
"Good boy" ujar Jean sambil menepuk nepuk pelan puncak kepala Loel
Loel kembali dibuat tak berkutik oleh Jean, hal sederhana barusan membuatnya jadi tak bisa bergeming, Loel tak tau kondisi mukanya mungkin sekarang sudah memerah seperti tomat, tapi dengan cepat dia memalingkan wajahnya agar Jean tak dapat melihat wajah salah tingkahnya itu.
"Kenapa gak dikerjain? Gak ngerti lagi?" tanya Jean pada Loel, karena Loel malah gak ngerjain tugasnya
"Eh iya iya" akhirnya Loel kembali fokus pada tugasnya
Akhirnya tugas Matematika yang sangat mematikan itu selesai juga
"Huh, siap juga"
"Sini liat dulu jawabannya bener atau ngga"
Jean mengambil buku Loel untuk mengecek jawaban Loel benar atau salah, karena ia harus memastikan Loel sudah mengerti dalam pelajaran kali ini
Loel agak gugup disaat Jean mengecek buku tulisnya takut salah lagi, ia tak mau terlihat sangat bego didepan pujaan hati
"Pintar, yuk kantin pasti kamu udah laper banget kan?" tanya Jean, dia tanya begitu mungkin karena mendengar suara kroncongan yang berasal dari perut Loel sedari mengerjakan tugas yang tadi tak kunjung selesai
"He'em" Loel jujur karena emang dia udah laper
Sesampainya dikantin Jean memesan makanan yang sudah mereka berdua tentukan, namun sepertinya takdir tak berpihak pada mereka saat ini
Jean dipanggil oleh Ghezard lagi kali ini, biasa untuk rapat osis
"Je, Pak Hendra suruh manggil lo buat lanjutin bahas yang kemaren" ujar Ghezard
"Oh yaudah nanti aku nyusul" jawab Jean karena harus memberi tahu ini terlebih dahulu pada Loel.
"Oke"
Tak lama Jean balik kekursi dengan satu porsi sate yang dijual di kantin
"Kenapa cuma 1?" tanya Loel kenapa Jean hanya membawa seporsi sate
Bersambung..
Vote dan tinggalkan komen terlebih dahulu sebelum lanjut ke chapter berikutnya, okey.
Terimakasih yang sudah meninggalkan jejak dichapter ini, hal sederhana namun mulia bagi para writer. ʕ•ﻌ•ʔ
KAMU SEDANG MEMBACA
Brondong Supremacy - FemdomMalesub | END
RomanceMenjinakkan seekor anjing itu sudah biasa, tapi pernah gak sih lo ngejinakin manusia? Loel Alby Persada, seorang siswa badboy anggota geng tongkrongan bernama Slavega's. Loel yang berpegang teguh pada pendiriannya untuk tetap dan selalu menjadi lela...