CHAPTER 22

8.2K 635 3
                                    

"Pegangan, nanti jatuh" perintah Jean pada Loel yang duduk dibelakangnya

"Gak" ketus Loel pada Jean

Jean hanya menghela nafas, lalu langsung menancapkan gasnya, karena kecepatan yang Jean gunakan cukup laju Loel yang duduk dibelakang hampir terjungkang kebelakang, namun dengan cepat ia reflek memeluk tubuh Jean, saat itu Loel tak sadar akan hal itu, Jean menyunggingkan senyum kemenangannya dibalik helm full face miliknya.

Setelah Loel sadar bahwa posisinya sekarang sedang memeluk erat tubuh Jean, dengan cepat Loel melonggarkan pelukan tersebut, Jean menahan agar tangan Loel tetap berada diposisi seperti itu, Jean tau Loel ingin tetap seperti itu namun gengsi Loel yang Loel miliki itu tinggi.

Loel tak tau sekarang Jean akan membawanya kemana, kemana saja boleh asal bersama Jean

Jean membawa Loel disuatu daerah perkampungan dirumah Pak Joko untuk mengurut kakinya yang keseleo

Sesampainya disana Jean menurunkan Loel didepan rumah Pak Joko.

"Permisi pak, minta tolong urutin temen saya kakinya keseleo bisa gak Pak?"

"Wah bisa dong, sini mana yang mau diurut"

"Sebentar ya pak"

Jean menggendong tubuh Loel seperti posisi seperti Jean menggendong Loel saat sekolah tadi untuk dibawa masuk kerumah Pak Joko

Setelah satu jam lebih usai sudah kegiatan urut mengurut yang dilakukan oleh Pak Joko, rasa sakit di kaki Loel sudah mendingan sekarang, Loel keluar dari rumah itu dengan sedikit usaha ia sampai di tempat Jean memarkirkan motornya.

Kini Jean keluar dari daerah perkampungan itu untuk membawa Loel pulang.

Sesampainya dirumah Loel, Jean membiarkan Loel berjalan sendiri namun dia menuntun dari belakang, Loel berjalan dengan langkah kaki gontai

Jean menghela nafas "Lama" ujarnya

"Susah" jawab Loel jujur, Jean yang peka dengan hal itu kembali menggendong Loel kekamarnya

"Dimana kamar kamu?"

"Lantai 2"

Jean sedikit kesusahan disaat menaiki tangga

"Yang ini atau yang itu?" tanya Jean sambil menunjuk kamar yang berada dikanan atau kiri

"Yang itu" tunjuk Loel pada kamar yang disebelah kiri

Akhirnya Jean masuk kekamar itu lalu membaringi Loel diatas kasur miliknya, lalu melepaskan semua atribut sekolah yang masih Loel kenakan

"Dirumah kamu sendirian aja?"

"Ada bi Ani, tapi kayanya lagi istirahat dikamarnya"

"Yaudah aku jagain kamu sampai mami sama papi kamu pulang"

Loel sudah senang tak karuan karena akan lebih lama bersama Jean, namun ia berusaha untuk tetap terlihat biasa saja.

Waktu sudah menunjukan pukul 14.55

"Kamu udah makan?"

"Belum"

"Bentar, aku liat dibawah dulu"

Jean turun kebawah untuk melihat apakah ada makanan disana

Jean membuka tudung saji dan melihat banyak lauk, lalu Jean mengambil piring untuk mengambil makanan Loel

Jean kembali ke kamar Loel

"Ini, silahkan dimakan" ujarnya sembari memberikan sepiring nasi pada Loel

Tumben-tumbennya kali ini ia tak menawarkan diri untuk menyuap Loel, biasanya dia selalu ngelakuin apapun untuk Loel walaupun tak diminta

"Udah selesai?" tanya Jean yang mengerti kalau Loel sudah selesai makan, Loel hanya mengangguk

Jean mengambil piring bekas Loel makan tadi lalu menyodorkan segelas air putih "Nih, minum"

Selesai semua Jean membawa piring dan gelas bekas Loel makan turun kebawah, lalu kembali ke kamar Loel

"Sekarang tidur aja"

"Iya"

"Aku boleh baring disebelah kamu?" izin Jean pada Loel

"Boleh, boleh banget malah" batin Loel berbicara

"Boleh" jawab singkat Loel

Jean berbaring disebelah kiri Loel, melihat rambut Loel yang sangat menggoda Jean sangat ingin memainkannya

Jean mengelus pelan surai hitam lembut milik Loel, ntah apa yang Loel rasakan menikmati apa yang Jean berikan? Terpaksa? Ingin marah Ntahlah hanya dia dan Tuhan yang tau.

Tangan Jean tak henti henti mengelus rambut Loel, hingga dilihat sepertinya Loel sudah mulai mengangantuk, pada akhirnya Loel tertidur juga

Loel tertidur dengan pakaian sekolahnya, Jean tak berani menggantikan pakaiannya.

Tak terasa kini waktu sudah sore, jika mereka sekolah sekarang sudah memasuki jam terakhir

Setengah jam kemudian, Jean mendengar suara langkah sepatu dan cepat cepat dia menjauh dari Loel, takut ada yang salah sangka

Suara langkah sepatu itu terdengar makin dekat, kamar Loel tak dikunci jadi bisa melihat siapa yang datang

"Adekkk" teriak Meygin dari luar

Jean sontak terkejut melihat Meygin yang  teriak dari luar

"Lah Jean?"

"Meygin?"

"Kok lo ada disini"

"Justru kamu yang kenapa ada disini?"

"Lah ini rumah gue, lo bilang pulang karena ada urusan mendadak ini malah berduaan sama adek gue"

"Lah ternyata kamu kakaknya? Kenapa dia gak pernah bilang?"

"Dia gak mau gue anggap adik kalau disekolah, padahal gue juga gak mau sih"

"Btw lo kenapa disini?"

"Tadi kaki adek kamu keseleo pas praktek olahraga, makanya aku izin pulang buat bawa dia ke tukang urut"

"Owalah, sampai segitunya ya"

"Btw kenapa lo mau ngerelain lewatin jam pelajaran buat adek gue?"

Bersambung..

Vote dan tinggalkan komen terlebih dahulu sebelum lanjut ke chapter berikutnya, okey.

Terimakasih yang sudah meninggalkan jejak dichapter ini, hal sederhana namun mulia bagi para writer. ʕ•ﻌ•ʔ


Brondong Supremacy - FemdomMalesub | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang