CHAPTER 21

8.2K 571 3
                                    

"Someone"

"Siapa anjir kok lu gak ngasih tau kita?" kesal Gyandra sebab temannya ini deket sama seseorang tapi tidak bercerita

"Gue tau someone yang dia maksud" ujar Jean yang sudah tau dengan siapa besok ia akan kekantin

"Diem deh kalau udah tau"

"Siapa, siapa?" tanya Gyandra yang sudah diambang puncak penasarannya

"Adek gu- Adek kelas yang Jean gendong ke UKS kemaren"

"Yang bener lo Je?"

"Bisa dibilang gitu"

"Tapi kenapa?"

"Adadeh.. masalah pribadi, gak perlu tau"

Tak lama terdengar pengumuman yang menandakan sebentar lagi upacara akan berlangsung.

Jean dan teman temannya sudah berada dilapangan, seperti biasa Jean berada dibarisan paling depan, karena Jean adalah siswi tertinggi dikelasnya, bahkan hampir satu sekolah, dikarenakan yang menempatkan posisi pertama adalah Ossycha yang tingginya mencapai 176 sedangkan Jean 173.

Setelah 1 jam lebih mengikuti upacara, akhirnya upacara tersebut pun usai.

Jean sudah kembali kekelasnya bersama dua sahabatnya itu

Untuk saat ini Jean ngantin bareng sahabat sahabatnya jadi tak bersama Loel

Saat ini Loel sudah memasuki jam pelajaran penjaskes bab yang menjelaskan tentang bola kaki, jadi saat ini Loel dan teman temannya harus mengambil nilai praktek bola kaki di lapangan

Siswi siswi diminta oleh Pak Angga untuk mengambil nilai praktek badminton dahulu

Loel bermain bola dengan skillnya yang sangat buruk, Loel tak ahli dalam bola kaki, namun ahli dalam basket namun masih tetap kalah dengan skill yang Jean miliki

"Bu, Saya permisi izin ke toilet" permisi Jean kepada guru yang sedang mengajar dikelasnya

Jean ke toilet sebentar untuk berkaca, setelah itu singgah ke lapangan dulu sebentar untuk sekedar mamantau Loel di jam Penjas ini, dan benar Loel dan teman temannya sedang praktek bagaimana cara bermain bola kaki

Jean memantau Loel sebentar, namun Loel tak sadar, tak lama kejadian yang tak ingin terjadi datang, Loel cidera dibagian kaki yang mampu membuat semua teman laki lakinya yang berada didalam lapangan heboh, Jean yang melihat itu ikutan panik, tetapi dia masih ada jam pelajaran untuk menolong Loel

Jean kembali ke kelasnya untuk izin ke Bu Dina dengan alasan ada urusan keluarga mendadak, tak lupa bilang ke 2 sahabatnya agar izin ke guru yang masuk dipelajaran selanjutnya agar dia tak di alfa

Jean kembali ke lapangan namun Loel sudah dibawa teman temannya ke UKS agar dapat diperiksa cidera dikaki Loel parah atau tidak, Jean yang sudah tau segera menyusul Loel di UKS.

Tok tok tok tok tok.. Permisi

"Eh ketos, ngapain ke sini?" tanyabteman Loel yang berada disebelah nakas yang Loel baringi

"Loel biar saya aja yang urus, kalian lanjutin aja kegiatan kalian" ujar Jean pada teman teman Loel yang berada di UKS

"Tapi tos-"

"Udah gapapa sa biar kak Jean aja yang ngurusin Loel" sela Ega pada Aksa

Ega membiarkan Jean melakukan ini untuk Loel, gapapa lah biar Loel seneng

"Yaudah kita keluar dulu ya kak" pamit Ega pada Jean

"Silahkan, makasih udah bawain Loel kesini"

"Iya, sama sama"

Ega dan murid laki laki kelas mereka keluar bersamaan setelah kedatangan Jean

Tuk tuk..

"Sshh..Ahh pelan pelan" Loel meringis kesakitan disaat Jean mengetuk kakinya guna mengecek cidera yang menimpanya barusan

"Eh sakit? Maaf" Jean meminta maaf pada Loel, dan hanya dibalas deheman olehnya

"Kamu keseleo, ayo pergi ke tukang urut"
"Emang lo gak masuk pelajaran?"

"Udah izin, lagian aku ketua osis jadi gapapa" ucap Jean angkuh tapi tak terdengar seperti nada orang angkuh

"Dih, penyalah gunaan jabatan namanya"

Jean hanya terkekeh mendengar ucapan Loel "Jadi gak mau diurut kakinya?"

Sontak Loel panik, kakinya terasa sangat sakit bagimana jika tidak segera ditangani "Eh iya mau mau"

"Yaudah ayo"

"Bisa gak?" 

Jean akan menggendongnya lagi seperti saat itu, Loel tak mau ditertawai teman temannya jika melihat Jean menggendongnya lagi

"Bisa kok!"

"Yaudah"

Loel turun berusaha turun dari nakas, dia menahan rasa sakitnya dan berusaha untuk terlihat biasa saja, Jean yang melihatnya sebenarnya tak tega namun hanya mengetes akankah Loel menurunkan gengsinya kali ini?

Loel berjalan menuju keluar dengan susah payah, ini terasa sangat sulit baginya dan Loel tak sanggup akhirnya oleng ke kanan, dengan reflek cepat Jean menangkap tubuhnya

"Huft..Untung saja"

Loel saat malu saat ini, ntah apa yang akan terjadi selanjutnya

"Kalau gak bisa gak usah dipaksa, El"

"Maaf.." lirih pelan Loel, dia menyesal, mengapa gengsi nya sangat tinggi

"Boleh aku gendong kamu?" izin Jean sebelum menggendong Loel

"Langsung aja gak perlu tanya lagi, kenapa sih" ucap Loel dengan nada yang agak tinggi

"Ngelunjak nih bocah, untung sayang"

Jean menggendong Loel perhalan ala bridal style untuk membawanya ke parkiran, Loel memeluk leher Jean dengan erat

Loel tak bisa berkata kata saat melihat wajah Jean sedekat ini, betapa cantiknya Jean, dan..keren?

Bisa bisa Loel pingsan sekarang

Mereka sudah sampai diparkiran, Jean menopang tubuh Loel dimotor barunya terlebih dahulu

"Bentar aku ambil helm kamu dulu" lalu Jean mengambil helm Loel yang berada dipenitipan

"Nih, pake" Jean memberikan helm milik Loel ke pemiliknya, ntah mengapa kali ini Jean tak berniat memakaikan Loel helm seperti sebelum sebelumnya, mungkin karena tau Loel akan menolak hal itu

Setelah dirasa Loel sudah siap memakai helmnya Jean naik ke motornya

"Pegangan, nanti jatuh"

Bersambung..

Vote dan tinggalkan komen terlebih dahulu sebelum lanjut ke chapter berikutnya, okey.

Terimakasih yang sudah meninggalkan jejak dichapter ini, hal sederhana namun mulia bagi para writer. ʕ•ﻌ•ʔ

Brondong Supremacy - FemdomMalesub | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang