CHAPTER 45

8.3K 533 11
                                    

⚠Warning⚠
This chapter mengandung adegan semi dewasa, 16/17+ area mungkin.


"Angkat bajunya"

"Hah? Ngapain?"

"Mau aku obatin"

"O-oke"

Loel menyingsingkan bajunya keatas hingga menampakkan dua putingnya yang terlihat memerah dan sedikit membengkak

Jean menatap lamat lamat kearah dada lelaki itu.

"Jangan diliatin terus!" ujarnya karena malu

"Itu kamu bagus juga, dipakein apa?"

Loel bergidik ngeri dengan raut wajah Jean yang terlihat seperti om-om mesum.

"Tadi katanya mau ngobatin?" tanya Loel yang sudah tak tahan dengan rasa perih ini

"Oh iyaiya"

Jean mendekatkan tubuhnya ke tubuh Loel, Loel terkaget sontak ia mundur kebelakang hingga mengenai Sofa Arm, Loel melebarkan kakinya, Jean semakin mengikis jarak diantara mereka.

"Diem jangan banyak gerak"

Loel mengangguk patuh.

Jean mendekatkan wajahnya ke arah puting kanan milik Loel, lalu menjilat disekitaran area itu, benda itu mengeras saat lidah Jean menyapu lembut miliknya

"Eumhh" desahan manis Loel tak sengaja keluar dari mulutnya akibat rangsangan yang Jean beri

Jean memberhantikan sejenak kegiatannya yang katanya lagi ngobatin Loel

"Sekarang aku ngerti kenapa mereka suka sama itu kamu"

Loel kembali bergidik ngeri, Jean memang menyeramkan disatu sisi, namun tak dapat Loel pungkiri Loel menyukai Jean disaat-saat seperti ini

Kini Jean sudah berpindah ke bagian kiri, malakukan hal yang sama seperti tadi, Loel berusaha mengontrol desahannya agar tak keluar lagi akibat rangsangan yang Jean beri, rasa geli dicampur dengan rasa nikmat yang menjadi satu.

Jean bangun dari posisi tadi

"Gimana enakan?"

"Enghh.. Enak"

"Ah bukan itu maksud aku, perihnya udah mendingan belum?"

Wajah Loel memanas, kenapa ia harus jawab itu barusan, apa tanggapan Jean tentang dirinya nanti

Jean pergi ke dapur untuk mengambil salep pereda rasa perih atau luka dari kotak P3K

Jean kembali membawakan salep itu lalu duduk kembali di sofa

Kini Jean mengobati Loel menggunakan salep, mengoles salep tersebut di sekitaran puting kanan dan kiri laki laki itu dan memilin pelan

"Shh perihh, kak"

Jean tersenyum mengerti lalu menyudahi kegiatannya

Loel meresa kecewa karena Jean menyudahi kegiatannya, Loel ingin lebih

"Ah gila gila, masa iya seneng dengan sentuhan sentuhan itu? Kok gue jadi binal anjir, lagian kok tadi gue mau mau aja ya?" batin Loel merasa heran, apakah ini tandanya dia sudah menjadi submissive sejati?

"Kak.."

"Hmm?"

Loel mengalungkan tangannya pada leher Jean dengan tatapan dan raut wajah menggoda dimata Jean

"Apa dia mencoba menggodaku?" batin Jean

"Dede gemesh aku udah mulai nakal ya"

Ujar Jean sembari mengelus surai hitam lembut milik Loel

"Kamu itu belum legal"

"Gapapa, kan besok ultah"

Ujar Loel lalu menyatukan bibirnya dengan bibir Jean duluan, namun dengan cepat Jean membalas ciuman tersebut, melumat pelan bibir ranum milik Loel, memainkan lidahnya didalam mulut Loel, bertukar saliva, dan kegiatan itu di dominasi oleh Jean.

Tak sampai disitu saja, ciuman itu turun ke leher putih nan mulus milik Loel, Loel mendongak keatas memberi akses pada Jean, Jean yang merasa Loel menyetujui akan hal itu dengan semangat mencium, menjilat, menggigit, menyesap leher sang kekasih, mengukir karya indah disana.

Loel menggigit bibir bawahnya guna agar desahannya tak keluar lagi

Jean menyadari itu. "Jangan digigit sayang, udah lepasin aja" ujar Jean sambil mengusap bibir Loel agar ia tak menahan desahannya dengan cara menggigit bibir

Jean melanjutkan kegiatan itu, mengukir karya indah dileher sang kekasih.

Loel tak kuasa menahan desahannya, akhirnya desahan itu keluar juga

"Eumhh.. Ahhh"

Jean yang mendengar desahan manis dan indah didengar untuk telinganya tersenyum penuh kemenangan, dia semakin semangat mengukir karya indah dileher lelakinya itu.

Tet tenenet tenenenenenenenenet.. Tet tenenet tenenenenenenenenet.. ( nada sering handphone Jean )

Ditengah kegiatan mereka, panggilan masuk ke handphone Jean, Jean sontak langsung mengambil handphonenya dan menjawab panggilan tadi, tertera nomor Pak Satpam yang sudah akrab dengannya, biasa pesanan gofood Jean dititipkan disitu.

"Halo, Jean"

"Ya, halo pak?"

"Ini ada gojek nganterin pesanan kamu"

"Oiya pak makasih udah ngasih tau, Jean otw ke pos"

Tit..

Panggilan berakhir

"Loel, kamu tunggu disini aku mau ambil makanan di pos satpam"

Loel kecewa kegiatan mereka harus terhenti, sentuhan sentuhan tadi belum cukup baginya.. Ntah cukupnya hingga semana.

Loel merasakan adiknya sudah bangun akibat rangsangan rangsangan yang Jean beri, disaat Jean keluar apartemen Loel langsung beranjak ke kemar mandi karena merasa tak nyaman dibawahnya.

Setelah mengambil pesanannya Jean langsung kembali ke apartemennya, namun di tak mendapati Loel diruang tadi, disaat Jean melewati kamar mandi utama terdengar lenguhan serta erangan halus dan lembut dari dalam sana, Jean tau itu suara milik Loel, Loel begitu pasti karena ulahnya tadi, Jean tak bisa apa apa, jadi ia hanya membiarkan Loel melakukan kegiatannya sendiri di dalam kamar mandi

Kegiatan yang Loel lakukan sendiri dikamar mandi dapat terbilang cujup lama, sekarang saja ia baru selesai, dan langsung merebahkan tubuhnya disofa, lemas, tak berdaya.. Itu yang Loel rasakan

"Istirahat dikamar aja ya"

"Gaa.. Udah pewe disini"

"Ah okeoke"

Jean duduk dilantai sambil memandangi wajah lesu Loel, dan mengelus rambutnya

"Maaf ya udah bikin kamu tegang, aku ga bisa apa apa, pasti ga nyaman ya tadi?"

Bersambung..

Vote dan tinggalkan komen terlebih dahulu sebelum lanjut ke chapter berikutnya, okey.

Terimakasih yang sudah meninggalkan jejak dichapter ini, hal sederhana namun mulia bagi para writer. ʕ•ﻌ•ʔ

Brondong Supremacy - FemdomMalesub | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang