"Udah gapapa, nurut Loel!" Perintah Jean dengan nada yang tak dapat ditolak Loel, Loel jadi ciut kalau diginiin
"Kok diem?"
Loel masih tak bergeming, pasalnya dia masih takut untuk mengangkat bicara
"Ah iyaiya"
"Ayo ke perpus" Jean menarik tangan Loel pelan
"Iya"
Sesampainya diperpus Jean mengambil buku yang semalam yang ia bacakan untuk Loel karena ingin melanjutkan bacaan tersebut
"Tos, ganti novelnya dong"
"Mau yang mana?" tanya Jean pada Loel, sebenarnya Jean kesal karena semalam sudah membacakan 50 halaman untuk Loel hari ini malah minta ganti pula, tapi salahnya sih semalam ia yang menawarkan diri.
"Nih" Loel memberikan buku ber-genre romance pada Jean yang bejudul All about Wira
"Oke"
Jean mulai membacakan novel itu pada Loel dan Loel fokus pada cerita tersebut
Tak terasa kini Jean sudah membacakan sekitar 78 halaman, tapi Jean tak benar benar membaca karena dia membacakan yang penting penting saja pada Loel, tetapi alurnya tetap nyambung.
"Bentar lagi bel, gimana kalau aku lanjutin bacain dirumah aja?" tanya Jean pada Loel sambil bersiap siap untuk keluar perpus
"Caranya?" tanya Loel penasaran emangnya kalau dirumah bagimana
"Teknologi udah canggih el, kan bisa telepon" ucap Jean lalu meninggalkan Loel di perpus
Loel tak dapat melanjutkan pertanyaannya karena Jean berjalan cepat sekali
Setelah Jean meninggalkannya dengan membawa buku All about Wira tadi Loel juga kembali ke kelasnya untuk melanjutkan pelajarannya
Kini waktu sudah sore, sudah saatnya siswa siswi SMA PELITA 3 BEKASI beristirahat dirumah masing masing
Semua siswa siswi berlari kearah gerbang untuk pulang, ada yang dijemput orangtuanya, kakaknya, adeknya, ada yang pulang bareng temennya, ayangnya dan yang paling menyedihkan adalah yang pulangnya solo dan Loel termasuk bagian dari mereka, disuruh pulang pergi sama Meygin ia tudak mau jadilah berdua pulang pergi sekolah solo
Loel tak langsung pulang, ia keliling kota dulu buat healing, setelah puas healing dia pulang melewati rumah Pak Mansur, dirumah pak Mansur terlihat banyak rambutan yang sudah merah merah, Loel sangat tergoda dengan itu jadi ia berhenti sejenak untuk mengambil rambutan yang berada di rumah Pak Mansur
Loel melihat sekitar apakah kondisi aman atau tidak lalu dia memanjat dengan telatennya lalu memetik rambutan yang ada dipohon
Tak lama sang pemilik rumah keluar, Loel yang masih berada diatas sana sontak kaget dan bergegas turun
Pak Mansur yang menyadari keberadaan Loel dipohon rambutannya memekik "Pencuri pencuri" yang membuat Loel tambah panik jadi ia sesegera mungkin turun agar tak dikeroyok warga, sialnya disaat Loel turun celana sekolahnya robek.
Loel turun dan tak dapat melarikan diri jadi ia minta maaf sama pemilik rumah itu, lagian tak baik jika mengambil buah milik orang sembarangan karena itu suatu tindakan mencuri
"Pak ampun pak, saya minta maaf saya kira gak ada orang tadi didalam" dusta Loel sebenarnya dia tau ada orang didalam hanya dia malas untuk meminta izin pada pemilik pohon tersebut
Pak Mansur yang tadi melemparkannya dengan sendal pun berhenti karena Loel sudah meminta maaf dan memang seharusnya sudah kita maafkan
"Yasudah pungut itu rambutan yang kamu ambil" perintah Pak Mansur karena kasihan melihat Loel yang sudah susah susah manjat
"Baik pak, terimakasih" terimakasih Loel pada Pak Mansur
"Besok besok kalau mau ambil rambutan ijin dulu ke bapak ya Loel"
Pak Mansur yang tadi marah marah sekarang berubah menjadi baik seketika
Buah rambutan yang Loel ambil tadi dimasukannya kedalam tas sekolahnya
"Makasih pak, saja izin pulang"
Dan hanya dibalas deheman oleh Pak Mansur
Loel sudah sampai dirumah sekarang, ia langsung mengganti bajunya dan menggantung pakaian sekolahnya dibalik pintu untuk memakai kembali besok
Setelah mandi Loel pergi keluar rumah untuk jalan jalan ke sekitar komplek dan berhenti di lapangan basket disana ada beberapa anak seumurannya dan bocah SMP, Loel biasanya kalau dirumah sore sore latihannya disini sama mereka
Waktu sudah menunjukan jam 17:40 langit sudah mulai gelap Loel harus pulang sekarang, bajunya pun sudah dipenuhi dengan keringat abis main basket
Dirumah Loel langsung mandi, lalu setelah mandi ia kepikiran untuk nonton tv udah lama juga gak nonton tv, Loel menonton tv sekitar dua jam, masakan untuk makan malam sudah siap, Mami Loel sudah tau Loel sekarang ada diruang tengah, jadi tak perlu susah susah menyusul Loel kekamarnya, Jarak dapur dengan ruang tengah pun tak jauh jadi tinggal teriak saja.
Makan malam berjalan seperti biasa, diisi dengan canda tawa kakaknya, maminya dan papinya, Loel hanya menyimak seperti tak diajak untuk bergabung, Loel jarang berbagi cerita dengan keluarganya berbeda dengan Meygin yang selalu menceritakan apapun hal kepada orang tuanya, jika Loel mau cerita pun kalau gak sama kakanya ya sama temen temennya
Setelah makan Loel makan dia keatas untuk kekamarnya
Dikamar seperti malam biasanya Loel bermain handphone lalu tidur
Tak lama Loel mengotak atik hpnya tiba tiba 1 nomor yang ia kenali menelponnya, itu gebetan Loel yaitu Jean
Bagaimana bisa dia tau nomor Loel? Loel pun tak tau
"Ekhem" Loel menetralkan suaranya sebelum mengangkat suara, namun Jean lah yang duluan membuka percakapan
"Halo Jamal"
"H-ha Jamal?"
"Kamu Jamal kan, temen SMP aku"
"Oh iya iya"
Loel baru teringat dia pernah menelpon Jean minggu lalu dengan ancang ancang bahwa dia adalah Jamal teman SMP Jean.
Jean hanya terkekeh dari seberang sana, karena ke polosan Loel
"Kenapa ketawa?" tanya Loel penasaran karena Jean mentertawainya barusan
"Aku tau, kamu Loel kan" tanya Loel yang makin penasaran
Bersambung..
Vote dan tinggalkan komen terlebih dahulu sebelum lanjut ke chapter berikutnya, okey.
Terimakasih yang sudah meninggalkan jejak dichapter ini, hal sederhana namun mulia bagi para writer. ʕ•ﻌ•ʔ
KAMU SEDANG MEMBACA
Brondong Supremacy - FemdomMalesub | END
RomanceMenjinakkan seekor anjing itu sudah biasa, tapi pernah gak sih lo ngejinakin manusia? Loel Alby Persada, seorang siswa badboy anggota geng tongkrongan bernama Slavega's. Loel yang berpegang teguh pada pendiriannya untuk tetap dan selalu menjadi lela...