"Gapapa, itu juga ciuman pertamaku" ucap Jean lalu meninggalkan tempat itu karena harus masuk kelas sekarang.
Loel yang semula terdiam tak bergeming kembali fokus, ia harus masuk kelas sekarang.
Dikelas Loel tak bisa fokus pada pelajaran, ia terus kepikiran si ketos yang tiba tiba menciumnya.. Eh tidak Jean hanya sekedar mengecup singkat bibir Loel.
Loel bergelut dengan pikirannya, apakah ini tanda bahwa Jean menyukainya juga? Tetapi kenapa Jean tak jujur saja? Kan ia yang sedari kemaren gencar mendekati Loel.
Loel berniatan untuk tanya saja kepada Jean daripada harus dihantui rasa penasaran seperti ini.
"Loel, fokus kedepan!" titah guru yang sedang mengajar didepan karena melihat Loel yang tak fokus menyimak pelajarannya
"Eh iya, baik bu!" Teguran itu mampu membuyarkan lamunannya yang sebenarnya dibalik lamunan itu ada seseorang yang sedang berlari lari dipikiran Loel
Sekarang waktu sudah menunjukan pukul 04.02 sudah waktunya untuk sekolah SMA pelita 3 pulang.
Loel tak langsung pulang, ia harus ke kelas Jean dulu untuk menyampaikan pesan kepada Jean
Jean belum pulang, karena guru yang mengajar jam terakhir dikelasnya barusan keluar, jadi Loel menunggu didepan kelas Jean.
"Hey, ngapain disitu?" tanya Jean yang melihat Loel berada didepan dikelanya, namun yang ditanya tak menggubris pertanyaannya
"Nyari apa? Meygin?" tanya Jean lagi
"Bukan, tapi Lo" jawab Loel berusaha untuk biasa saja
"Kenapa nyariin?"
"Anuu.. Malam nanti ada waktu gak?" akhirnya Loel memberanikan diri untuk bertanya seperti ini, karena tadi masih malu dan gengsi buat nanyain ini
"Kan aku sore sampai malem kerja kalau kamu lupa"
Ah iya seharusnya Loel inget hal itu, tanpa Loel sadari dia cemberut karena kekecewaannya, namun bagaimana pun dia harus menerima apapun jawaban Jean
"Jangan cemberut gitu, gemes aku liatnya" Jean mengutarakan isi hatinya
"Dih, gue udah cool gini malah dibilang gemes" ucap dia yang tak sadar barusan cemberut kayak bebek
Jean yang mendengar itu terkekeh gemas melihatnya "Aku masih bisa ambil shift pagi hari sabtu sama minggu, jadi bisa"
"Oh, yaudah gapapa nanti gue kerumah lo, sharelock titik koordinatnya"
"Iya, yaudah ayo pulang"
Akhirnya mereka berjalan menuju parkiran bersama, sekolah pun sudah mulai sepi
Loel pulang sekolah untuk istirahat tetapi tak dengan Jean, ia pulang sekolah untuk bekerja.
Jean sendiri tak terbebani dengan itu, selagi kerjaannya tak berat tak masalah. Lagian di apartemen pun ia tak ada kerjaan jadi mending berkerja saja.
Silih hari berganti kini sudah memasuki akhir pekan, malam minggu ini Loel mau menjemput Jean untuk pergi ke suatu tempat.
Loel sengaja tak makan malam terlebih dahulu, karena ia akan makan malam bersama kakak ketos kesayangannya nanti.
Jean sudah shareloc kepada Loel, dan Loel menyadari bahwa Jean tak tinggal disebuah rumah, namun disebuah apartemen.
Loel menancapkan gasnya untuk menjemput Jean di apartemen nya, Jean sudah memberi tahu nomor apartemennya kepada Loel jadi sesampainya disana Loel tinggal mengetuk pintu saja lalu menunggu.
Tak menunggu lama, pintu terbuka menampilkan Jean yang sudah siap dengan celana panjang abu abu, kaos oblong lengan pendek berwarna putih dibaluti outer hitam, menggunakan flat shoes dan rambut dicepol ala korea. Penampilan itu mungkin akan terlihat biasa saja kalau dikenakan orang lain, namun berbeda dengan Jean, dia terlihat sangat menawan, Loel merasa Jean jauh lebih dewasa darinya.
"Ayo, pergi"
Jean dan Loel kini sudah sampai diparkiran.
"Tos, lo bawa helm gak?"
"Ah iya aku lupa, masih di apartemen"
"Gapapa gausah, gue ada 1 lagi" Loel membuka jok motor miliknya dan menampilkan 1 buah helm yang jarang dia kenakan
"Ini" sambil memberikan sebuah helm kepada Jean
"Eh, sebentar" Loel memakaikan helm itu kepada Jean, dia berusaha gentle dihadapan Jean kali ini
Jean terkekeh melihat perlakuan Loel barusan, ntah mengapa
Loel yang ditertwai begitu jadi malu dan sedikit menyesal telah melakukan itu "Kenapa sih ketawa?" ketusnya.
"Gapapa" sebenarnya Jean tau Loel ingin sok gentle dihadapannya, namun bukan terlihat keren malah terlihat lucu dimatanya, karena tadi Loel memakaikannya dengan tangan yang sedikit gemetar dan raut wajah yang gugup.
Kini mereka sudah sampai di tempat yang Loel pilih yaitu di Tepi Laut
Jean tak tau ada tempat seperti itu disini, tempat ini terlihat sangat indah apalagi dimalam hari, tempat yang dipenuhi banyak mainan seperti Scooter listrik, Motor mini, Hoverboard listrik, Otoped listrik dan banyak yang lain, namun spot utama yang ingin Loel tujui adalah di bagian paling ujung, disana kita dapat melihat betapa indahnya laut dan langit dimalam hari.
Loel mengajak Jean untuk bermain otoped listrik terlebih dahulu, bermain secara bergantian, karena otoped listrik itu hanya bisa dinaiki satu orang saja, lalu berganti dengan hoverboard karena Loel ingin belajar bermain itu
Sudah 2 jam lebih mereka bermain, karena kelelahan Loel mengajak Jean makan terlebih dahulu, setelah selesai makan Loel mengajak Jean membeli jajanan yang ada disana
Sekarang mereka duduk di tepian, menghadap ke laut dan diterpa sepoi sepoinya angin malam dan ditemani jajanan yang Loel belikan untuk mereka berdua.
"Seneng gak?" tanya Loel yang memerhatikan Jean sedari tadi asik tersenyum
"Asal sama kamu aku pasti seneng" kata kata itu terdengar seperti gombalan dan mampu membuat pipi Loel memanas, mungkin jika ia tak berada di tempat remang remang seperti ini Jean akan melihat wajahnya yang memerah seperti tomat.
"Tos, gue boleh nanya gak?" tanya Loel sebelum bertanya apa yang ingin dia tanyakan pada Jean
"Boleh lah"
Loel terlalu gugup dan sangat malu ingin bertanya seperti ini "Lo punya perasaan lebih ke gue gak?"
Bersambung..Vote dan tinggalkan komen terlebih dahulu sebelum lanjut ke chapter berikutnya, okey.
Terimakasih yang sudah meninggalkan jejak dichapter ini, hal sederhana namun mulia bagi para writer. ʕ•ﻌ•ʔ
KAMU SEDANG MEMBACA
Brondong Supremacy - FemdomMalesub | END
RomanceMenjinakkan seekor anjing itu sudah biasa, tapi pernah gak sih lo ngejinakin manusia? Loel Alby Persada, seorang siswa badboy anggota geng tongkrongan bernama Slavega's. Loel yang berpegang teguh pada pendiriannya untuk tetap dan selalu menjadi lela...