"Hah? Kok tau?" tanya Loel yang makin penasaran
"Ada deh" jawab Jean jahil
Loel yang mendengar jawaban itu berdecak kesal karena dia sudah berada diambang puncak penasarannya bagimana bisa Jean tau kalau nomor ini adalah miliknya
"Lanjutin novel siang tadi tos" pinta Loel pada Jean
"Oh iya yaudah dengerin baik baik ya"
"He'em"
Diseberang sana Jean membacakan novel itu untuk Loel layaknya membacakan dongeng pada anak.
Loel fokus mendengarkan apa yang dibacakan Jean diseberang sana
100 halaman sudah Jean lewati
"Tos, lo mau gue digituin kayak si Wira gituin pacarnya gak?" tanya Loel pada Jean karena barusan Jean membacakan dimana adegan Wira mengelus puncak kepala perempuannya yang bernama Azey
"Gak" jawab Jean jujur, dia tak tau saja ia semasa tidur semalam Jean tak gencar mengelus elus rambut halus milik Loel, Loel tak sadar karena sudah sangat ngantuk
"Kenapa gak mau?"
"Nanti juga kamu tau sendiri" jawab Jean kembali jahil karena ingin membuat Loel penasaran lagi
"Kok ada ya cewe yang gak mau digituin? Padahal tuh ya dimana mana pengen digituin" ucap Loel panjang lebar kali ini karena ia ingin memastikan Jean akan marah atau tidak jika digituin
"Aku juga cewe loh, dan gak minat buat digituin" jujur Jean lagi
Loel yang mendengar itu tak bergeming, angan angannya untuk mencoba mengelus rambut milik Jean pupus, dikarenakan Jean tak minat akan hal itu, ntahlah dia sedikit berbeda dari gadis lain
"Mau lanjut?" tanya Jean
"Ya"
Jean membacakan novel itu hingga dirasa lawan bicaranya sudah mengantuk karena Loel sudah menguap barusan, dan terdengar jelas oleh telinga Jean.
"El, udah ngantuk ya?" tanya Jean untuk memastikan
"He'em" deheman pelan Loel yang mampu didengar oleh Jean
"Yaudah aku matiin ya. selamat malam, mimpi indah" ucapan selamat malam Jean pada Loel sebelum mematikan telefon
Kringggg...Kringggg
Itu bunyi alarm milik Loel yang berada disebelahnya
Mendengar itu sontak Loel terbangun dan beranjak dari tempat tidurnya untuk pergi mandi dan mengemas dirinya seperti biasa sebelum pergi sekolah, lalu turun kebawah untuk sarapan
Selesai sarapan Loel izin berpamitan dengan orangtuanya terlebih dahulu
Diluar cuaca lagi dingin karena tadi subuh hujan, disaat Loel mengeluarkan motornya dari garasi dia merasakan udara yang masuk ke celananya itu, Loel berpikir sejenak dan
"ANJING LUPA CELANA GUE ROBEK BANGSAT" ujar Loel tak santai karena dia baru mengingat celananya itu robek semalam abis manjat pohon rambutan punya Pak Mansur
Loel yang sudah berada diluar garasi kini masuk kembali untuk mengganti celana lain
Loel masuk kembali ke rumahnya dan melihat kedua orang tua dan kakaknya masih sarapan
"Eh itu Loel mi kenapa balik lagi dia" ujar papi Loel yang pertama kali liat Loel balik lagi
"Eh iya ya, kenapa lagi anak itu"
"Loel, kenapa balik lagi?" pertanyaan yang mudah untuk dijawab oleh Loel namun ia agak takut untuk msnjawab karena ini mendadak
"Anu..itu celana Loel robek" jawab Loel gelagapan
"Kok bisa?!"
"Manjat semalam mi" jujur Loel pada maminya
"Yaampun.. Yaudah sana ganti dulu sama celana pendek kamu dilemari tuh nanti disekolah beli aja lagi dikoperasi" ucap mami Loel karena tak ingin ambil pusing
Dan benar saja ada celana pendek milik Loel yang ia punya dan tak pernah dipakai sejak kelas 10, saat dipakai dia merasakan celana ini jadi pendek banget perasaan baru kemaren ia mencoba baru sebatas bawah lutut ini malah udah diatas lutut aja bahkan sepahanya,
"Apakah gue tumbuh tinggi secepat itu?" Monolognya dalam hati
Loel memarkirkan motornya lalu berjalan melewati kelas-kelas lain karena kelasnya berada diujung, Loel merasa banyak pasang mata sedang memperhatikannya, Loel menjadi pusat perhatian karena dia memakai celana pendek hari ini, sebenarnya lumayan banyak juga siswa laki laki yang memakai celana pendek, nemun celana pendek Loel ini dapat terbilang sudah kependekan.
Loel segera masuk kekelasnya karena tak ingin menjadi pusat perhatian lebih lama lagian diluar juga lagi dingin sekali, angin yang berhembusan diluar menerpa kaki jenjang Loel yang mampu membuatnya sedikit kedinginan dari bagian paha hingga kebawahnya.
1 pelajaran sudah Loel lewati, lalu sekarang sudah masuk pelajaran kedua yang mengharuskan satu jam lagi belajar sebelum keluar main
Bel istirahat pun berbunyi, Loel teringat akan ucapan mami tadi dirumah untuk membeli celana dikoperasi sekolah
Loel berjalan sendiri untuk membeli celana panjang baru dikoperasi
Jean yang sedari tadi mencari cari Loel kini sudah menemukannya
"El, kenapa make celana pendek banget el? Liat nih paha mulus kamu jadi ter-ekspos"
Paha Loel itu bisa terbilang mulus karena seumuran laki laki sepertinya emang lagi aktif aktifnya, tapi ada sedikit luka bekas tawuran kemaren tapi sudah tersamarkan karena ia rutin body care-an.
"Iya ini mau kekoperasi buat beli celana baru, celana panjangnya robek"
"Eh koperasi? bentar" Jean melepaskan jaket yang ia kenakan sejak tadi karena cuaca hari ini sejuk sejak pagi tadi, Jean memakaikan jaket tersebut kepinggang ramping Loel lalu mengikatnya.
"Gimana udah gak terlalu dingin kan?" tanya Jean pada Loel karena Jean tau Loel kedinginan disekitar kaki bagian bawah hingga pahanya
Bersambung..
Vote dan tinggalkan komen terlebih dahulu sebelum lanjut ke chapter berikutnya, okey.Terimakasih yang sudah meninggalkan jejak dichapter ini, hal sederhana namun mulia bagi para writer. ʕ•ﻌ•ʔ
KAMU SEDANG MEMBACA
Brondong Supremacy - FemdomMalesub | END
RomanceMenjinakkan seekor anjing itu sudah biasa, tapi pernah gak sih lo ngejinakin manusia? Loel Alby Persada, seorang siswa badboy anggota geng tongkrongan bernama Slavega's. Loel yang berpegang teguh pada pendiriannya untuk tetap dan selalu menjadi lela...