"Hati hati bawa motornya" peringatan Jean pada Loel
Loel tersenyum tipis, namun saat dia menyadari Jean membonceng cowo yang tadi pagi Jean bonceng, dengan cepat senyuman itu memudar
"Loel, kamu kenapa?" tanya Viera yang menyadari Loel tak kunjung keluar dari gerbang sekolah.
"Eh gapapa" akhirnya Loel menancapkan gas untuk segera mengantarkan Viera pulang
Loel sudah sampai dirumahnya meletakkan atribut sekolahnya lalu mandi, setelah itu Loel merebahkan tubuhnya ke kasur, lalu tertidur.
Loel terbangun karena mendengar gedoran dari luar, itu terdengar seperti suara kakaknya
"Adekkk, ayo turun makan malam" benar itu Meygin
Loel terbangun lalu duduk diujung kasur sembari mengucek ngucek matanya
"Iyaa, bentar lagi gue turun"
Loel sangat malas untuk turun kebawah, apalagi kalau baru bangun gini
Loel merebahkan tubuhnya lagi ke kasur. Loel menatap langit langit kamarnya, tibar tiba memori yang terjadi pagi tadi berputar dibenaknya, Loel mengingat betapa Gentle nya Jean disaat bersama cowo itu
Siapa sih namanya? Aksa ya? Awas aje lu Aksa!
"Cih mau aja digituin, padahal gue pernah digituin duluan sebelum dia" monolog Loel pada dirinya sendiri
Namun itu terlalu menyakitkan, Genangan air di pelupuknya mengalir keluar tanpa ia sadari. Kenapa Jean harus melakukan hal itu juga pada cowo lain? Loel ingin marah padanya
Di ruang makan
"Gin, mana adek kamu kok gak turun turun? Udah kamu panggil belum sih?" tanya mami yang heran kenapa anak laki lakinya itu tak kunjung turun untuk makan malam
"Udah mi, nanti aja deh aku panggil lagi, nanggung dikit lagi abis"
Tak lama Meygin dan kedua orang tuanya selesai makan malam, Mami meminta Meygin untuk bawakan saja nampan yang berisi makan malam untuk Loel
"Gin, ini bawain aja makan malam untuk adek kamu" Meygin berdehem malas
Didepan pintu Loel, Meygin mengetuk pintu terlebih dahulu karena kali ini pintunya dikunci
Tok tok tok..Tok tok tok
"Woy buka dulu pintunya" perintah Meygin pada adiknya didalam sana
"Apasih ganggu aja lo"
"Buka dulu anjing! ini gue bawa makan buat lo"
"Ck, iya bentar"
Ceklek..
"Sini" Loel mengambil se-nampan yang berisi makan malam untuknya dari tangan Meygin
"Eh kenapa mata lo sembab gitu? Hahaha nangis lagi lo?" gelak tawa Meygin melihat hidung dan mata adiknya yang memerah sudah jelas adiknya itu abis menangis
"Sotoy bet, mana ada gue nangis"
"Jangan nyangkal jelas jelas mata lo bengkak gitu, kenapa? nangisin Jean lagi?"
"Hmm, mungkin"
"Udah gak usah nangis lagi, lo berhak kok buat nolak Jean, wajar aja kalau lo mau mimpin hubungan, tapi lo salah milih tempat, tempat lo bukan dia, jadi kalau lo mau meminpin hubungan, cari cewe yang bener bener bisa dan sesuai apa yang lo pengenin" ujar Meygin, lalu meninggalkan kamar Loel
Meygin benar, Loel tak salah ia hanya ingin mendapatkan hak dan kewajibannya sebagai seorang lelaki, tetapi kenapa ini jadi terasa semua salahnya?
Apakah ini saatnya membuka hati untuk Viera?
Ntahlah rasanya ingin lanjut menangis lagi saja hingga tertidur
***
Pagi ini Loel berinisiatif sendiri untuk pergi ke sekolah bersama Viera, itung itung sebagai perminta maafnya karena terlalu jutek dan cuek pada Viera.
"Eh, tumben banget?" tanya Viera kaget karena melihat Loel yang sudah menunggu didepan kelasnya, padahal ia tak meminta untuk menjemputnya semalam
"Gak mau yaudah"
"Eh iya iya mau" panik Viera mendengar itu, karena jarang jarang di ajakin pergi ke sekolah bareng sama mas crush tanpa harus diminta dulu
"Pegangan" titah Loel agar Viera tak jatuh, karena dia akan menancapkan gas nya hingga full
Kata katanya yang barusan dia ucapkan terasa seperti pernah kejadian sebelumnya, tapi apa ya..?
Ah iya, disaaat itu dihari Loel mengalami cidera di kakinya, saat itu Jean meminta Loel untuk pegangan agar ia tak terjatuh, namun Loel tak menggubris perintah Jean, karena Loel takut detak jantungnya dapat dirasakan oleh Jean.
Loel dan Viera berjalan menelusuri koridor, melewati kelas kelas lain, namun mereka harus berpisah karena perbedaan kelas
"Byee Loel" ucap Viera sambil melambaikan tangannya ke arah Loel, lalu dibalas senyum manis olehnya
Pelajaran pertama dan kedua terasa begitu cepat, kini sudah jam istirahat pertama saja, Loel hendak ke kantin bersama Ega, namun Viera datang dengan wajah ceria nya yang selalu dia tampilkan di wajahnya
"Loel, Ayo ke kantin bareng"
Sebenarnya Loel tak ada niat untuk pergi ke kantin bersama Viera, namun segan untuk menolak, takut ia sakit hati.
Sebelum ke kantin bersama Viera, Loel izin terlebih dahulu kepada Ega karena ia kali ini tak bersama anak anak Slavega's lagi.
Dikantin mereka duduk berhadap hadapan, dan Viera lah yang memesan makanan
Manik hitam indah milik Loel menangkap Jean dan Aksa tepat dihadapannya diseberang sana. Sepertinya mereka lagi menunggu pesanan
Jean terlihat asik memainkan rambut Aksa dengan lembut, ini membuatnya deja vu pada perilaku Jean yang pernah memperlakukannya sama seperti memperlakukan dirinya kemarin.
Terlukis senyum manis dijawah Jean, ia terlihat sangat bahagia, mungkin kah ini saatnya Loel membuka hati untuk Viera?
"Hey, kok bengong? Makanannya udah aku pesan, tinggal nunggu aja"
Bersambung..Vote dan tinggalkan komen terlebih dahulu sebelum lanjut ke chapter berikutnya, okey.
Terimakasih yang sudah meninggalkan jejak dichapter ini, hal sederhana namun mulia bagi para writer. ʕ•ﻌ•ʔ
KAMU SEDANG MEMBACA
Brondong Supremacy - FemdomMalesub | END
RomanceMenjinakkan seekor anjing itu sudah biasa, tapi pernah gak sih lo ngejinakin manusia? Loel Alby Persada, seorang siswa badboy anggota geng tongkrongan bernama Slavega's. Loel yang berpegang teguh pada pendiriannya untuk tetap dan selalu menjadi lela...