Bab 3: Hashirama Senju

1.6K 126 1
                                    

"Elie, saya ingin mengambil hadiah pemanggilan karakterku"

[Baik. Siapa yang ingin kamu panggil?]

"Hashirama Senju"

Secara bersamaan di depan Ars saat ini muncul seorang pria dengan penampilan berumur 18 tahun. Pria itu memiliki penampilan rambut hitam panjang, kulit kecoklatan, serta memiliki bentuk tubuh yang tegak. Pria itu mengenakan pakaian perang berwarna merah yang diikuti pada bagian belakangnya terdapat sebuah gulungan yang berukuran besar.

"Ini... Apa ini Hashirama? Bagaimana mungkin penampilannya seperti ini?" Ars bertanya dengan aneh sambil melihat ke arah Hashirama.

[Karakter yang kamu panggil akan memiliki penampilan pada saat usia 18 tahun. Mereka memiliki keabadian sama sepertimu saat ini]

"Keabadian!" Mata Ars langsung melebar dengan penuh keterkejutan, "Apa maksudmu dengan kebadian yang dimiliki olehku?" Suara Ars meningkat beberapa kali lebih tinggi dibandingkan sebelumnya walaupun hanya berbicara dengan Elie di dalam hatinya.

[Kamu memiliki keabdian, Ars. Kamu akan memiliki penampilan seperti ini sampai dunia ini mengalami kehancuran. Kamu telah diberikan keabadian untuk sementara waktu saat ini. Kamu akan hidup bersamaan dengan dunia ini.]

"Yang Mulia!"

Seketika pemikiran dari Ars langsung terbangun mendengar suara yang seperti memanggilnya. Tatapan Ars langsung menatap ke arah Hashirama yang saat ini sedang menatap ke arahnya dengan tatapan bingung.

Ars segera melupakan hal yang dikatakan oleh Elie tersebut dan saat ini menatap fokus kepada Hashirama, "Selamat datang di dunia ini, Hashirama Senju. Kamu tidak perlu memanggilku dengan formalitas seperti itu. Kami hanya berdua, kamu bisa memanggilku menggunakan namaku secara langsung jika hanya kami berdua atau dengan teman-teman kami nantinya"

Ars kemudian terkekeh dengan lembut, "Selain itu... Cukup aneh mendengarkan kamu menggunakan nada formalitas seperti itu. Saya hampir mengira kamu bukanlah Hashirama"

"Hahaha..." Hashirama tertawa dengan malu sambil menggaruk bagian belakang kepalanya.

"Bagaimana kondisi tubuhmu saat ini? Saya yakin ada perubahan yang terjadi, bukan?"

Hashirama mengangguk, "Kondisi tubuhku saat ini sangat berbeda jauh dengan kondisi tubuhku pada saat di duniaku sebelumnya. Saya bisa merasakan sebuah kekuatan yang sangat besar terdapat di dalam diriku. Ada kemungkinan kekuatan ini adlaah Haki Penakluk yang dimiliki olehku seperti informasi yang diberikan kepadaku sebelum datang ke sini"

"Apakah kamu bisa mengontrol kekuatan ini?" Ars bertanya dengan penuh minat.

"Tidak" Hashirama menggelengkan kepalanya, "Saat ini masih belum bisa. Namun, saya memiliki keyakinan bahwa hanya butuh beberapa waktu untuk bisa mengontrol kekuatan ini"

"Itu berita yang bagus" Ars mengangguk dan melanjutkan, "Oh, iya. Hashirama. Energi chakra adalah sebuah energi yang terbentuk antara gabungan dari energi fisik dan energi spiritual, bukan? Haki Persenjataan adalah kemampuan yang didasari oleh kemampuan energi spiritual yang dapat membantu seseorang untuk menciptakan sebuah armor di sekitar tubuhnya yang memiliki manfaat untuk menyerang dan bertahan. Seharusnya kamu saat ini sudah dapat menggunakan kemampuan ini, bukan?"

Hashirama mengangguk sambil mengangkat tangan kananya kemudian mengunakan energi spiritual yang ada di dalam dirinya. Seketika tangan Hashirama langsung berubah menjadi hitam pekat sama layaknya pada saat seseorang telah menggunakan Haki.

"Walaupun saya sendiri bisa melakukan hal ini. Akan tetapi, tidak semua orang yang berasal dari duniaku bisa melakukannya secara langsung sama halnya denganku"

"Kenapa demikian?"

"Mengenai masalah kontrol chakra" Hashirama berkata sambil melepaskan kemampuan Haki Persenjataan miliknya, "Setiap orang memiliki kontrol chakra yang berbeda-beda. Saya sendiri dapat mengontrol chakra milikku dengan sempurna. Sementara jika seseorang mencoba menggunakan kemampuan Haki pada saat pertama kali sementara kemampuan kontrol chakranya masih dalam kategori bagus. Akan sulit untuk dia melakukannya. Hal tersebut berhubungan dengan kontrol energi yang biasa dilakukan oleh orang-orang di dunia kami. Kami biasanya menggunakan energi chakra yang mana energi tersebut adalah pencampuran dari energi fisik dan energi spiritual. Sementara untuk melepaskan kemampun Haki Persenjataan hanyalah menggunakan energi spiritual. Hanya orang-orang dengan kontrol chakra yang sudah sempurna dapat melakukan hal yang sama denganku sebelumnya"

"Terima kasih atas penjelasanmu, Hashirama" Ars tersenyum kemudian langsung duduk di tempatnya dan mengambil peta elektronik miliknya, "Kami bisa melanjutkan pembicaraan setelah ini. Akan tetapi, ayo kita menyelesaikan pekerjaan kami terlebih dahulu. Saat ini waktu akan segera tiba malam hari. Kami harus segera membangun pondasi awal untuk memulai pembangunan kerajaan"

Hashirama mengangguk dan segera berjalan ke sisi Ars kemudian duduk disampingnya sambil tatapannya menatap ke arah peta elektronik.

"Kamu sudah diberikan informasi mengenai barang ini?" Ars bertanya dengan minat.

"Sudah. Bukan hanya itu, setiap barang yang ada di dalam toko sistem sudah diberikan informasi cara penggunaan kepadaku. Kamu tidak pelru khawatir walaupun saya berasal dari zaman yang belum berkembang. Akan tetapi, saya memiliki pengetahuan yang seharusnya pada zaman tersebut belum ada"

"Itu cukup membantu"

Ars segera menekan tombol power dan peta elektronik tersebut langsung aktiv dan memperlihatkan penampilan peta pulau bersamaan dengan sudah terdapat banyak tanda yang telah dipasang oleh Ars.

"Saat ini saya sudah melakukan pembagian terhadap wilayah yang ada di pulau ini. Kamu lihat garis berwarna kuning ini. Ini adalah garis yang nantinya akan membagi wilayah yang ada di setiap pulau. Saya ingin kamu bisa membangun sebuah pagar pembatas setinggi 6 meter pada garis kuning ini. Kemudian pada dua garis biru ini. Kedua garis biru ini adalah sebuah tanda untuk pembangunan jalan utama kerajaan ini. Lebar garis ini sekitar 15 meter. Saya ingin kamu membangun sebuah pagar pembatas dengan ketinggian 3 meter pada kedua garis biru ini. Kemudian pada titik berwarna hijau yang ada pada garis kuning ini. Ini adalah pintu masuk yang akan menghubungkan setiap wilayah nantinya. Kamu tidak perlu membangun dinding pembatas tempat ini. Atur ukurannya sesuai dengan lebar dari jalan utama. Kemudian pada titik berwarna ungu ini. Ini juga adalah pintu masuk. Akan tetapi, tanda ini mewakili pintu masuk ke setiap wilayah. Kamu juga tidak perlu membangun dinding pembatas disini. Kamu atur lebar untuk pintu masuk untuk setiap wilayah memiliki lebar 9 meter. Terakhir tanda dua garis biru tua yang ada di dalam setiap wilayah. Tanda dua garis biru tua ini adalah tanda untuk jalan kecil. Kamu dapat membangun sebuah pagar pembatas setinggi 50 centimeter di garis biru tersebut"

"Bagaimana dengan tanda kotak hitam ini?" Hashirama bertanya sambil menunjuk ke arah tanda kotak hitam yang berada di dalam wilayah departemen.

"Tanda kotak hitam itu adalah tanda untuk membangun gudang. Kami akan melaksanakan tugas itu mulai besok. Saat ini, kami perlu membangun pondasi kami terlebih dahulu sebelum memulai. Waktu saat ini tidak memungkinkan kamu untuk melanjutkan pembangunan"

"Saya mengerti"

Ars kemudian langsung meneken tombol "Tandai".

Hal tersebut membuat tanda yang ada di peta elektronik ini langsung muncul di area pulau yang telah ditentukan.

"Kamu sudah dapat melakukannya, Hashirama. Kamu bisa meminta klonmu untuk melaksanakan tugas ini sementara kami berdua bisa berbicara. Saya yakin kamu memiliki cukup banyak pertanyaan kepadaku terkait dunia ini, bukan?"

Hashirama mengangguk dan segera membentuk segel tangan, "Gaya Kayu : Klon Manusia Kayu!"

Hashirama segera menciptakan 10 klon miliknya yang berbaris rapi di depan mereka berdua.

"Kalian semua pergi dan laksanakan perintah dari Ars. Saya ingin semua perintah itu bisa diselesaikan dalam waktu yang singkat!"

"Kami mengerti" Semua klon itu seketika langsung menghilang dari tempat itu untuk melaksanakan perintah yang diberikan Ars sebelumnya.

One Piece : Sistem Pembangunan KerajaanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang