Hai! Absen dulu yuk;
Oke jadi tanpa berlama-lama let's go to the story!
*****
Hari terakhir MPLS.
Septha agak tidak bersemangat karena itu berarti hari ini adalah terakhir kalinya dia berada di kelas yang sama dengan Nada Juan.
Ini adalah waktunya. Septha menarik napas dalam-dalam, ia akan turun ke bawah dan bertemu dengan banyak orang.
"Semangat rek!" Kak Nana dan Kak Brian menyemangati.
"Hadeuh, Sep! Aku takut!" ujar Wella sembari menggigit ujung topinya.
Bukannya menunjukkan respon yang sama, Septha malah membenarkan topi yang melingkar di kepala sembari menjawab dengan santai. "Nggak apa-apa, bismillah aja dulu."
Banyak siswa-siswi yang mengeluh sembari mereka berjalan keluar dari kelas. Takut dan grogi. Satu gugus akan maju ke depan, disaksikan oleh gugus-gugus lainnya dan juga pastinya kakak kelas sebelas dan dua belas. Itulah yang menjadi sebab banyak yang mendadak demam panggung saat ini. Septha mengambil tempat duduk di sebelah Wella, seperti biasa. Entah kenapa, kepalanya agak terasa pusing melihat kerumunan orang. Sampai tiba-tiba Andi yang duduk di depannya menoleh,
"Nanti yel-yelnya jadi dikasih tambahan nggak?"
Septha yang belum siap dilempari pertanyaan hanya bisa terbengong saja, sampai mulutnya terbuka. Kedua otaknya baru saja memproses, ini tadi dia tanya ke aku? Sedangkan Wella yang mendengar hal itu langsung menyahut dengan santai, "Gak jadi katanya anak-anak di belakang."
Septha seketika ikut-ikutan menimpali, "Iya, kalau pake yang baru nanti malah nggak kompak."
Andi menganggukkan kepala, tanda mengerti.
Septha menjadi agak sungkan dengan Andi. Tidak sopan jika ia malah hanya bengong saja pas ditanyain. Untuk menutupi rasa malu, ia beralih menatap Nada yang duduk di sebelah Andi. Ternyata cowok itu tersenyum tipis ke arahnya.
"SELANJUTNYA, MARI KITA SAMBUT DARI GUGUS MATARAM!"
Septha menahan napasnya lalu menghembuskan dengan kasar, "Ayo Sep, kuatkan dirimu! Lagian cuma gara-gara maju ke depan juga nggak akan membunuhmu," ujarnya lirih.
Juan yang diam-diam mendengar hal itu kembali tersenyum, "She's different!"
"Cepet-cepet, ambil posisi temen-temen!"
Septha segera mengambil posisi. Gadis itu memandangi punggung Nada yang berada tepat di depannya, "Setidaknya di hari terakhir MPLS ini, aku masih bisa membuat kenangan indah."
"Hadap kanan grak!"
Septha kembali melirik ke arah Nada yang berada tepat di sebelahnya, keduanya saling bertukar tatap. Seolah menyemangati satu sama lain, lewat bahasa mata.
KAMU SEDANG MEMBACA
Singgah Yang Singkat ✓
Teen FictionSMA Atmaja dibuat gempar dengan berita sepasang introvet yang memutuskan untuk menjalin hubungan. Hal itu membuat banyak siswa-siswi bertanya-tanya, bagaimana jika dua beruang kutub itu disatukan? Karena Juan dan Septha jarang terlihat saling berbic...